Transmigrasi ~ 4

233K 18.9K 196
                                    

Samar-samar Sheila mendengar keributan yang tidak jauh dari tempat duduknya. Suara bentakan menggema di seluruh penjuru kantin siang ini. Pandangan Sheila tertuju pada seorang gadis yang dimarahi habis habisan oleh pemuda yang berpenampilan sangar disertai raut wajah mengerikan.

Ada dua gadis di tengah tengah gerombolan inti The Lions.  Satu gadis yang di marahi tadi , penampilannya acak acakan, rambut dan seragam basah sembari memegang erat lengannya. Ada raut kecewa di mata gadis itu. Sedangkan yang satunya lagi Sheila yakin dia itu sok polos , menye menye , terbukti saat dia menangis di pelukan Albirru.

" SEKALI LAGI LO BIKIN ULAH SAMA REFIZA, GUE GAK AKAN SEGAN SEGAN BUAT BUNUH LO!" Albirru mencengkeram erat dagu gadis yang bernama Safaqueen Arissabel yang menjadi sumber keributan ini.

Safa menyentak tangan Albirru yang lancang menyakitinya " DIAM! LO PIKIR GUE TAKUT? KALIAN SEMUA GAK BUTA KAN BUAT TAHU SIAPA YANG SALAH DI SINI!" Safa berteriak lantang matanya mengabsen inti The Lions satu persatu.

Tidak ada yang berani berbicara, Siswa yang ada di kantin pun hanya menonton tidak berani berkutik karena takut dengan kemurkaan Albirru.

Kesal karena tidak ada yang membelanya, Safa melangkah maju menarik lengan Refiza yang sedari tadi hanya bisa menangis.

" Sini lo, cepet jelasin kalau lo yang numpahin kuah bakso ini ke gue!"

Refiza menangis sesenggukan sambil menunduk, tidak berani menatap Safa yang berdiri angkuh di depannya.

" NGOMONG! LO PUNYA MULUT KAN? BISU LO?" Safa tidak kuat lagi menahan amarah . Kelakuan Refiza yang seperti ini membuat dia semakin terlihat salah di mata Albirru.

" Gak mungkin Refiza ngelakuin itu, pasti lo yang mau nyelakain dia!" Kali ini Aster bersuara. Aura dingin seketika membuat semua orang merinding.

" Wow, di kasih apa lo sampe bela belain anak pungut kayak dia? "

" Cukup Safa! Jangan lancang!" Aster menggeram.

" PASTI LO UDAH DI GILIR SAMA ANAK THE LIONS KAN SAMPE MEREKA BELAIN LO KAYA GINI. JAWAB REFIZA!"

" CUKUP!"

Tangan Aster terhenti di udara ketika hendak melayangkan sebuah tamparan kepada Safa. Cekalan kuat tangan seseorang membuatnya menggeram, Aster menatap tajam gadis yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.

Sheila yang sejak tadi membaca situasi langsung berjalan cepat ke arah kerumunan,

Rupanya ada cinta segitiga disini

Sheila menyeringai ketika emosi Aster bertambah dua kali lipat setelah lelaki itu melihat wajahnya.

" Hai boy " Sapa Sheila Setelah menyentak tangan Aster.

" Gue peringatin sama lo untuk gak ikut campur Sheila" bisik Aster rendah namun ada ketegasan pada nada suaranya.

" Sebenernya gue gak mau ikut campur, berhubung lo semua udah bikin gue terusik dan gak nyaman disini gue berhak ikut campur!" Sheila berujar dengan santainya. Memposisikan dirinya tepat didepan Aster. Mendekati lelaki yang belum pernah ia lihat wajahnya sejak bangun dari koma.

Kesan pertama Sheila waktu bertemu Aster adalah berandalan. Cuma Aster yang mampu mengalahkan kekuatan Albirru disini. Semengerikan itu raut wajah Aster ketika ia di usik. Tangan Sheila terulur menyentuh rahang kokoh Aster dengan kuku panjangnya.

Aster menaikkan sebelah alisnya ketika Sheila tak kunjung berbicara.

" Terpesona heh?"

Arghhh

Aster memekik saat kuku panjang Sheila menggores pipinya hingga mengeluarkan darah.

" ANJING " Aster mengumpat kesakitan.

" Kepedean banget lo jadi orang!"

Sheila melirik sekilas tangan Safa yang melepuh, dia sedikit prihatin. Kini pandangan Sheila beralih pada gadis polos di belakang Aster.

Refiza menunduk takut ,bibirnya bergetar tidak berani menatap Sheila

" Gak usah sok polos bitch,cepet jelasin gue gak ada waktu!"

" i-iya kak, aku yang tadi gak sengaja numpahin kuah bakso ke tangan kak Safa"

Ungkapan dari bibir Refiza sontak membuat seluruh isi kantin ramai berbisik, menghina Refiza.

Ih parah dari tadi juga yang salah itu Refiza

Dih dasar gadis cengeng

Bisanya cuma ngadu ke Albirru kalau gak ya ke Aster

" Hiks maafin aku kak" Refiza menangis semakin keras.

" See, lo denger sendiri kan?"

" Gue gak percaya. Cepat minta maaf !" ujar Aster tidak mau di bantah.

Sheila terkekeh mengejek "  Sejak kapan lo berani membenarkan sebuah kesalahan? , Apa karena dia Refiza terus lo tutup mata ? Asterluca Greyziov!"

Aura mengintimidasi Sheila tidak membuat Aster goyah. Lelaki itu malah tertawa lantang.

" Lo caper sama gue? Minta di perhatiin?"

Cih

Sheila menatap Aster dari ujung kaki sampai ke ujung rambut.

" Gak tertarik!"

Sheila pergi meninggalkan kantin dengan langkah lebarnya. Di susul sorakan para penghuni kantin yang terpesona dengan tindakan berani Sheila.

Anjir cantik banget

Siapa dia, kok gue gak pernah liat

Jangan-jangan murid baru

AaaaaCantik banget

Denger denger sih itu Sheila tunangannya Aster

Bangsat kok gue gak tau?

"Bukan main, Sheila udah gak tertarik lagi sama Aster. Jadi gue boleh maju gak?" Akasara berujar dengan bangga tanpa melihat Raut wajah Aster yang sudah memerah.

" Mampus lo ter, semua murid udah tau kalau disekolah ini ada bidadari" Ujar Galen terpesona. Cowok itu sedari tadi diam karena tidak mau kena semprot.

" Gak peduli"

" Nanti nangesss!" cibir Galen dan Aksara bersamaan. Disusul gelak tawa keduanya.

" Aksara cepet bawa Refiza ke UKS!" Titah Aster Penuh penekanan.

Aksara yang sedari tadi menikmati tontonan seru bersama Galen segera berdiri dan memapah tubuh Refiza.

" Lo mau kemana Ter?" Galen bersuara.

" Ada urusan!" Aster pergi meninggalkan kerumunan dengan tangan mengepal. Matanya menyorot kedepan menggambarkan betapa marahnya seorang Asterluca Greyziov.




TBC

JANGAN LUPA VOTE, TINGGALIN JEJAK BIAR AUTHOR SEMANGAT!

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang