Transmigrasi ~ 42

91K 6K 1K
                                    

Albirru berjalan menuruni tangga dari atas rooftop bersama Galen. Mereka berdua tetap berteman meski beberapa kali cekcok.

"Kayaknya Aster udah tau pembunuhnya deh." Celetuk Galen.

Albirru langsung menatap Galen dengan dahi mengerut. " Siapa?"

Galen menggeleng, "Ga tahu tapi dia mau ngumpulin semua anak The Lions nanti malam."

Albirru diam, "Lo dateng kan bro?" Tanya Galen.

" Liat nanti." Albirru langsung berjalan cepat menuju parkiran.

"Lo harus dateng Al!" Teriak Galen.

*********

Sesuai janjinya kemarin, Sheila sekarang sudah sampai di rumah sakit tempat Aksara dirawat. Bukan apa-apa Sheila hanya kasihan melihat pemuda itu. Di umurnya yang terbilang muda dia tidak mendapat kasih sayang yang cukup dari kedua orang tuanya.

cklek

pintu terbuka perlahan Sheila masuk ke dalam ruangan Aksara.  Pemuda itu terlihat duduk menyenderkan punggungnya di kepala ranjang. Mengamati Sheila dengan tatapan dalam dan penuh binar.

"Hai Sa, gimana keadaan lo?" Tanya Sheila, gadis itu berdiri di samping ranjang.

Aksara tersenyum, " Gue baik Shei, besok udah boleh pulang kok."

"Bagus deh."

"Gue mau ngucapin terimakasih karna lo udah nolongin gue waktu itu. ya kalo ga ada lo gue ga tahu apa gue masih ada di sini." Ujar Aksara panjang lebar. memang benar jika saja Sheila tidak datang dia mungkin akan tamat.

" Gapapa Sa, santai aja kali. lagian lo juga udah bantuin gue selama ini." Balas Sheila tulus.

Aksara mengangguk pelan, "duduk Shei, ga capek apa lo berdiri terus."

"  Jujur gue ga nyangka lo bakal belain gue waktu itu Sa, gue kira lo ga percaya sama omongan gue."

" Gue udah dari awal tahu sifat busuk Refiza , secara dia adik tiri gue Shei. Jadi menurut gue ga ada salahnya kalo gue bantu lo."

Sheila merasa terharu sekarang, ia mengira Aksara orang yang sifatnya sama seperti Aster dan teman-temannya tapi ternyata tidak, justru Aksara itu pemuda rapuh.

"Aster katanya mau kasih tau anak-anak soal pembunuhan Darren Shei, gue penasaran siapa ya kira-kira?" Ujar Aksara penasaran.

"Lah emang iya?"

"Iya tadi dia telpon gue ngasih tau kalo The Lions bakal kumpul di markas nanti malem."

"Sebenarnya tadi di sekolah gue ngaku ke dia kalo gue yang bunuh Darren. " Ujar Sheila datar menatap lurus ke mata Aksara.

Aksara melotot, " hah bego lo ya, bisa-bisanya mancing Aster kek gitu."

Sheila mengendikan bahunya " Gabut ."

" Pasti dia bakal mencak-mencak nanti Shei, dia emang se gila itu kalo menyangkut lo."

" Biasa aja. "

"Lo tau Shei apa yang lebih manis dari gula?"

Sheila mengernyit, pertanyaan Aksara sungguh keluar dari jalur. kenapa tiba-tiba dia seperti itu? apa Aksara mau menggombal?

Aksara mengangkat sebelah alisnya menunggu jawaban Sheila.

" Yang lebih manis dari gula adalah awal pertemuan manusia."

jleb

jawaban telak dari Sheila membuat Aksara terpana sekaligus terpukau. Sungguh jawabannya itu diluar dugaannya padahal kan dia berharap Sheila menjawab

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang