Transmigrasi ~ 32

122K 11.5K 937
                                    

Rombongan Salvocars yang di pimpin Vegas berhenti mendadak di jalanan karena di hadang geng motor lain. Pemuda bertato itu merapikan ikat kepalanya dulu sebelum turun dari atas motor. Kemudian Vegas menghampiri ketua dari geng motor yang menghadang Salvocars dengan santai. Mereka berdua berhadapan, saling memberi tatapan tajam dan penuh keberanian.

Vegas menyipitkan mata melihat ke dada sebelah kiri lelaki di depannya yang bertuliskan nama geng mereka, Artexz.

" Sepenting apa urusan lo sampe berani ngehadang kita di jalanan?." Tanya Vegas.

Bibir Bara tersungging, " Gue mau ketemu sama Queen. " ujarnya. Bara melirik ke belakang Vegas, disana ada Sandy yang masih duduk di atas motor. Bara tahu jika Sandy bisa menjelaskan dimana keberadaan Queen yang selama ini tidak pernah muncul lagi.

Mengerti dengan arah pembicaraan Bara, Vegas memanggil Sandy dengan mengkode lewat jari, seperti menyuruh Sandy untuk menghampirinya. Sandy pun patuh dan langsung bergabung dengan mereka berdua.

Bara dan Sandy berpelukan sebagai bentuk sapaan teman lama yang tidak pernah bertemu setelah sekian lama. " Gimana kabar lo? " Tanya Bara ramah.

" Gue baik Bar, " Balas Sandy.

" Jadi, lo tau kan dimana Queen sekarang. Gue kangen banget sama dia. "

" Nanti gue temuin lo sama dia. "

Bara mengangguk setuju. " Gue juga mau kasih tau kalo gue udah nemuin pelaku pembunuhan Darren. "

" Siapa? "

" Panglimanya The Lions, Aster. "

Sandy sontak tertawa mendengar fakta dari mulut Bara. " Lo yakin kalo dia pembunuhnya? "

" Maksud lo? "

" Lo udah gede, jadi bisa lah mikir lebih kritis lagi siapa yang punya potensi lebih besar menjadi tersangka kematian Darren. "

" Secara gak langsung lo bilang kalo bukan Aster? "

Sandy tersenyum tipis, " Bahkan Sheila aja tahu siapa pelaku sebenarnya. " setelah mengatakan itu Sandy mengajak Vegas untuk balik. Meninggalkan Bara yang terdiam di tempat.

" Hati-hati bro, musuh yang paling besar adalah orang terdekat kita sendiri. " Ujar Vegas penuh arti. Lalu menyusul Sandy yang sudah menaikki motornya.

Kalo bukan Aster siapa?, musuh terdekat?
Gak mungkin ada penghianat di Artexz.

Batin Bara.

Jika perkataan Vegas itu benar, dia harus berhati-hati mulai sekarang.

" What the fuck, jadi selama ini gue salah paham sama Aster. " Umpat Bara kesal.

" Pasti Darren lagi ngetawain gue dari atas sana..arghh sial. " Bara sampai menendang angin untuk melampiaskan kekesalannya.

**********

Sheila berjalan tergesa-gesa memasuki gerbang rumah Aksara. Gadis itu terlihat panik dan takut jika terjadi sesuatu. Sheila langsung masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi. Sampai di dalam Ia tidak melihat keberadaan Aksara dan Papanya.

"Aksara! " teriak Sheila di dalam rumah.

Tidak ada jawaban. Gadis itu berjalan menuju lantai atas dimana terdapat dua kamar dengan pintu bercat putih. Sheila memasuki salah satunya, namun tidak menemukan keberadaan Aksara.

Kemudian Sheila beralih ke kamar sebelahnya,

Ceklek

"AKSARA" Teriak Sheila histeris. Gadis itu membelalakan mata melihat kondisi Aksara yang sudah parah berlumuran darah. Sheila refleks menutup mulut akibat shock, tega sekali Arya melakukan ini kepada anaknya sendiri.

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang