Transmigrasi ~ 31

125K 11.7K 1.5K
                                    

Kulit pucat dan tubuh  lemah tidak berdaya itu tergeletak di ubin sambil bibirnya menggumamkan nama seseorang yang tak lain adalah Sheila. Aksara menekan tombol hijau di ponsel untuk menghubungi nomor Sheila. Penampilannya sangat memprihatinkan, kemeja sobek di bagian punggung di sertai bekas darah.

Aksara sudah tidak memperdulikan lagi kondisi fisiknya, ia lebih fokus kepada mentalnya yang sudah rusak, dan juga hati yang hancur berkeping-keping.

Di balik sikap Aksara yang pendiam ternyata menyimpan jutaan luka. Dia tidak pernah menceritakan sedikitpun masalah yang ia alami sekalipun kepada Aster, sahabat baiknya. Aksara terlalu memendam hingga membuat batinnya sendiri tersiksa.

" Sheila? "Lirih Aksara terluka. Suaranya pelan nyaris tidak terdengar.

" Ya Sa, kenapa? " suara merdu nan lembut itu mengalun indah di telinga Aksara. Samar-samar pemuda itu menipiskan bibirnya. Ia merasa lebih tenang sekarang.

" Shhh, Gue butuh lo Shei" Ujar Aksara terus terang sembari meringis kesakitan.

" Sa,  lo gakpapa kan. Dimana? " Suara Sheila terdengar panik di seberang. Gadis itu tentu tahu alasan kenapa Aksara membutuhkan dirinya.

" Dirumah gue Shei"

Tapi kali ini Aksara sedikit mempunyai harapan untuk hidup, karena Sheila ada bersamanya. Sheila yang akan mengeluarkannya dari lingkaran kepedihan ini. Kepercayaan pemuda itu meningkat ketika ia mengetahui suatu fakta yang akan membuat semua orang terkejut. Aksara tahu Sheila adalah Shela, Queen of Racing kota Bandung.

Waktu itu Sheila menawarkan sebuah bantuan kepada dirinya, Sheila berjanji akan membantu Aksara untuk membalas dendam kepada orang-orang yang menyengsarakan hidup pemuda itu. Aksara menyetujui semuanya dan mereka berdua bekerja sama untuk menuju ke tujuan yang sama dengan syarat tidak ada seorangpun yang boleh tahu rencana mereka.

Sambungan telepon keduanya sudah terputus, Aksara tinggal menunggu kedatangan Sheila ke rumahnya. Pemuda itu sudah menganggap Sheila seperti adiknya sendiri. Jadi, kalian jangan berharap ada hubungan khusus antara mereka berdua.

Aksara merangkak menggapai ranjang di dekatnya, dengan sekuat tenaga pemuda itu mencoba bangkit. Setiap ia menggerakan bagian tubuh hanya sakit yang ia rasakan. Wajah tampan dan bibir bagian bawah terbelah itu meredup, aura ketegasan yang Aksara pancarkan setiap hari tergantikan dengan aura muram dan kusut.

Dengan pelan ia berhasil merebahnkan tubuhnya di atas kasur.  Aksara menghela nafas dalam sambil memejamkan mata menikmati nyeri di sekujur tubuh.

***************

Braakk

Bruuukkk

" Ter! " Sentak Galen karena terkejut dengan tingkah Aster yang tiba-tiba membanting tubuh Albirru ke dinding. Kentang goreng di tangannya yang ia beli dari kantin sudah hilang loncat tidak tahu kemana.

Mata tajam itu menyorot Albirru memancaran kengerian dan juga emosi. Albirru sendiri tidak mengerti apa yang terjadi dengan Aster. Cowok itu merapikan seragamnya yang kusut, membalas tatapan Aster tak kalah tajam.

" Lo kenapa sih Ter! " Sentak Albirru tidak terima.

" Gue udah pernah bilang  buat jaga batasan lo! " Aster memperingati dengan tegas sampai otot di lehernya menonjol.

" Maksud lo apa yang jelas kalau ngomong! "

Aster terkekeh sinis,  " Lo buat skenario seolah-olah gue ciuman sama Refiza padahal kenyataannya nggak seperti itu. Bangsat banget lo! "

"Bukannya dengan begitu lo tambah seneng karena Sheila gak bakal gangguin lo lagi. Jangan munafik deh,  sekarang kenapa?  Lo cinta sama cewek murahan itu! "

Bugh

Bogeman mentah dari Aster
mendarat sempurna di rahang Albirru, cowok bertopi itu langsung mundur ke belakang. Suasana menjadi tegang,  dua orang kebanggaan The Lions sedang berseteru, Galen yang menyaksikan pun ikut merinding. Untung mereka berada di gudang,  kalau di luar pasti jadi tontonan anak-anak Cakrawala.

Kedua tangan Aster mengepal kencang, netra tajam itu menatap Albirru seakan ingin membunuh. Dia tidak terima Sheila di katai seperti itu.

" Mau gue robek mulut lo? " Tanya Aster menyeramkan.

Albirru manggut-manggut menyeringai. " Udah berani lo sama gue? "

" Lo pikir selama ini gue nurut karena apa?  Takut?. Lo salah besar Al, gue lakuin semua permintaan lo itu karena gue menghormati lo sebagai leadernya The Lions. Kita sahabatan udah lama tapi lo  seenaknya sendiri bikin cerita hoax. " Ujar Aster meluruskan kesalah pahaman Albirru.

" Hahaha,  itu sih udah kewajiban lo nurut sama ketua. Gak usah jadi brengsek deh Ter,  dulu lo fine-fine aja gue perlakuin Sheila kayak gitu. Sekarang kenapa berubah? Udah cinta lo sama dia? "

" Tanpa gue jawab pun lo udah tahu. Lo pikir gue bakal diem aja ketika cewek yang gue cintai ternyata selama ini salah paham sama skenario lo!.

Prok prok prok

Albirru bertepuk tangan, menatap Aster remeh. " Percaya diri banget. Emang Sheila masih mau sama lo? "

Aster terdiam mendengar pertanyaan Albirru. Dia sendiri tidak yakin jika Sheila masih mau menerima, tapi setidaknya Aster sudah berusaha memperjuangkan hubungan mereka berdua. Masalah di terima atau tidak biarlah itu menjadi keputusan Sheila.

" Lo liat aja nanti. Gue keluar dari The Lions. " Tegas Aster dengan mata lurus ke depan.

Albirru dan Galen membelalakan mata tidak percaya. Aster keluar dari The Lions? Wow

Pemuda itu melirik Galen sekilas,  lalu melepaskan Jaket kebanggaan berlambang singa yang selalu melekat di tubuh tegapnya. Ia melemparkannya ke arah Galen. Dengan sigap Galen pun menerima " Ter lo apa-apaan sih! " Protes Galen.

Aster tidak menyahut, dari tatapan matanya saja sudah terpancarkan rasa tidak mau di bantah. Rahang tegas itu pun masih mengetat dengan kedua tangan yang masih mengepal. Aster pergi meninggalkan gudang.

Galen menggelengkan kepala frustasi, sangat kecewa dengan tindakan Albirru. Mau jadi apa The Lions tanpa Aster, lelaki yang menjadi pengendali terbesar di The Lions.

Sedangkan Albirru masih mematung di tempat. Ia tidak menyangka Aster lebih memilih Sheila daripada The Lions. Ada sedikit penyesalan di dalam hati Albirru.

" Gue kecewa sama lo Al. " Ujar Galen terdengar serius. Cowok itu menatap Jaket di tangannya dengan sendu.

Spontan Albirru menoleh " Len lo pikir gue gak kecewa sama sikap dia yang kayak anak kecil itu. Ngambil keputusan seenaknya sendiri tanpa memikirkan anggota lain. "

" Elo yang kayak anak kecil Al. Ngapain lo ikut campur soal Sheila hah! " Sentak Galen. Jujur ia juga kalut dengan semua ini. Tidak tahu harus berada di pihak siapa, yang jelas Galen tidak bisa memilih di antara mereka berdua.

Albirru bungkam, ia mengacak rambutnya bingung. Kenapa semua jadi kacau begini?

Melihat keterdiaman Albirru, Galen langsung pergi berniat menyusul Aster. Biarlah Albirru merenungkan kesalahannya sendiri.

" Arrrghhhh bangsat lo Sheila! " teriak Albirru menggema.




TBC

Kurang panjang gak wkwkwk

Gak tahu kenapa Aku kurang semangat nulisnya. Lagian bingung juga endingnya Sheila mau ku pasangin sama siapa.

Hukuman apa yang cocok buat Refiza?

ASTER

VEGAS

SHEILA

AKSARA

ALBIRRU

GALEN

REFIZA

Spam next disini.

Terget 1.7k Komen

Jangan lupa Follow ig
@wpleena_

THANK YOU :)

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang