Transmigrasi ~ 38

120K 11.2K 932
                                    

Frezia tidak menemukan keberadaan Sheila, gadis berambut pendek itu ingin meminta maaf kepada Sheila karena sudah tidak mempercayainya. Mulai dari kelas, kantin ,rooftop , dan perpustakaan sudah ia hampiri, namun tidak ada tanda-tanda kemunculan Sheila.

" Huffft Shei lo dimana sih!" Dumel Frezia.

Jujur Frezia menyesal, kenapa dia bisa melakukan itu kepada sahabatnya sendiri, padahal Sheila yang selalu ada ketika dia susah. Sheila yang membantu dia ketika sedang kesulitan. Berkali-kali Frezia mengumpati kesalahannya.

Waktu itu dia terlalu cemburu dengan kedekatan Sheila dan Aksara hingga membuat otaknya tidak bisa berfikir jernih. Dia curiga kenapa Sheila bisa mengantar Aksara ke rumah sakit jika keduanya tidak punya hubungan apapun. Tapi sekarang Frezia sadar, Sheila tidak tahu soal perasaannya kepada Aksara, tidak sepatutnya dia menyalahkan dan mencemburui Sheila.

Mata Frezia berbinar ketika melihat sosok Sheila berjalan di pinggir lapangan sambil mengemut permen. 

"SHEILA!" Panggilnya. Frezia langsung menghampiri keberadaan Sheila.

Sheila pun melihat ke arahnya,dia menghentikan langkah.

" Kenapa Zi?" Tanya Sheila dengan dahi mengerut heran.

" Huuft gue capek cari lo kemana-mana eh ternyata disini." Keluh Frezia.

" Emmm itu Shei, gue mau minta maaf soal kemarin. Maafin gue udah ngecewain lo." Ujar Frezia tulus.

Sheila buru-buru meremukan permen di mulut lalu menelannya sebelum berbicara. " Gue udah maafin lo kok".

Mata Frezia berbinar,gadis itu tersenyum lebar "Beneran Shei?" Dia sangat senang karena Sheila langsung memaafkannya.

" Hmm, tapi gue orangnya gak bisa lupa Zi" Ekspresi Sheila masih datar.

Raut senang di wajah Frezia langsung buyar, " Maksud lo Shei?"

" Gue udah maafin lo, tapi kita ga bisa kayak dulu lagi Zi."

" Jadi maksud lo kita ga bisa sahabatan lagi Shei?" Mata Frezia mulai berkaca-kaca, tidak percaya dengan perkataan Sheila yang bermaksud memutuskan persahabatan mereka.

" Iya karena mulai sekarang gue hanya mau percaya sama diri sendiri dan orang yang bener-bener tulus sama gue." Ujar Sheila tegas. Bukan berarti dia membenci Frezia tapi, untuk sekarang dia tidak mau berharap kepada siapapun lagi. Toh dia juga bukan Sheila asli sahabat dari Frezia.

" Di dunia ini terlalu banyak orang munafik yang bisa nusuk kita dari belakang kapanpun mereka mau." Ujar Sheila lagi. Kemudian berlalu meninggalkan Frezia yang masih berdiri kaku.

Untuk sekarang mungkin ini yang terbaik, gue cuma gak mau misi ini gagal dan malah ngehancurin diri gue sendiri.

Batin Sheila sambil berjalan.

Frezia menatap kepergian Sheila dengan air mata yang perlahan menetes, dia sedih kehilangan sahabat terbaik karena keegoisannya.

" Sheila maafin gue " lirih Frezia sedih. Tatapan mata itu begitu sendu melihat punggung kecil Sheila yang semakin menjauh.

" Gapapa kalau kita ga bisa temenan lagi, tapi gue akan selalu ada di belakang lo." Ujar Frezia sebelum berbalik menuju kelasnya.

***************

Pulang sekolah Sheila tidak langsung ke rumah, dia mampir ke markas Salvocars terlebih dahulu. Dia ke sana untuk bertemu Vegas , yang akhir-akhir ini selalu menjadi penyelamatnya. Sebelumnya Sheila memang keberatan dengan ide sandy yang menyuruh Vegas membantunya, tapi kali ini Sheila setuju dengan pemuda itu. Vegas sangat berguna dalam misi ini.

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang