Transmigrasi ~ 45

70.4K 3.8K 284
                                    

WARNING 18+

BIJAKLAH DALAM BERKOMENTAR !!!!

Malam sekitar pukul 2 dini hari Sheila yang sudah nyaman dengan kasur empuknya tiba-tiba terbangun karena ponselnya berdering. Gadis itu mengerjab pelan, mengucek matanya yang masih ngantuk berat supaya terbuka. Tangan mungil gadis itu meraih ponsel di nakas dan melihat siapa biang kerok yang berani mengganggu tidurnya di tengah malam seperti ini.

"Ck, si babi." Decak Sheila, ia menghela nafas kasar. Terpampang panggilan masuk dari nomor seseorang dengan emoticon babi, siapa lagi kalau bukan Aster.

Sheila malas-malasan membawa ponsel itu ke telinga, " Hallo?"

" Hallo, lo pacarnya si bos kan?"

"Bukan. Lo siapa?"

"Gue Laskar. Pacar lo kobam bisa jemput gak? gue ga tau mau bawa dia kemana."

" Anter kerumahnya, gue males. Ganggu tidur orang aja lo!" Balas Sheila ketus.

"Please tolongin gue, si bos nanti ngamuk kalo gue anter kerumah dalam keadaan mabok. Gue anter dia ke tempat lo aja ya?"

"Ck. Nyusahin!"

"Please bu bos?!" Suara Laskar terdengar melas di seberang.

" Yaudah iya, nanti gue Sharelok!"

"Maka-"

tut.

Laskar belum selesai bilang makasih Sheila sudah memutus sambungan telepon mereka. Gadis itu kesal bukan main karena Aster selalu menyusahkannya.

Sheila menyugar rambutnya ke belakang, untung saja dia tidur di apartemen, jadi bisa menyuruh Laskar mengantar Aster ke sini, lagipula jarak antara club dengan apartemennya hanya terbentang waktu 15 menit perjalanan.

ting tong

Bunyi bel terdengar, Sheila sudah tau siapa yang bertamu, Gadis itu langsung berjalan ke arah pintu dan membukanya. Terpampang di depannya seorang cowok sedang memapah tubuh Aster yang lemas karena mabok. Stylenya tidak jauh beda dengan Aster, jaket kebanggaan The Lions yang cowok itu kenakan sudah membuat Sheila mengerti kalau Laskar salah satu dari mereka.

" Eh bu bos nih, gue serahin si bos ke lo." Ujar Laskar lalu menyerahkan Aster kepada Sheila.

"Kenapa bos lo kok bisa sampe kayak gini?" Tanya Sheila kesal.

" Ada masalah internal di markas, bos emosi banget tadi." Jawab Laskar jujur.

" Masalah apa?" Sheila penasaran, masalah apa yang membuat Aster sampai berkelakuan seperti orang gila.

Laskar menggaruk kepalanya yang tidak gatal, " Hehehe,,, mending bu bos tanya langsung aja ke orangnya, gue takut di amuk."

Sheila melirik Aster yang bersandar di lehernya dengan mata terpejam, cowok itu tidak bisa menahan berat badan sendiri bagaimana dia mau bertanya?

" Kalo gitu gue pulang dulu ya bu bos."

"Oh yaudah hati-hati."

"Siap bu bos." Laskar langsung bergegas pergi dari apartemen Sheila. Cowok itu juga capek dan butuh tidur.

"Shei.." Panggil Aster dengan suara rendah.

"Lo nyusahin aja jadi orang, bangsat!" Balas Sheila jengkel lanjut menoyor kepala Aster yang betah di lehernya. Gadis itu memapah tubuh Aster sampai ke sofa. Sedangkan Aster semakin mempererat pelukannya seakan tidak mau kehilangan Sheila.

Sheila melepaskan diri dari Aster kemudian bangkit, namun sebelum melangkah tangannya sudah di tarik hingga ia jatuh ke pangkuan Aster. " Mau kemana?" Tanya Aster dengan nada manja.

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang