Transmigrasi ~ 11

206K 16.2K 264
                                    

Aster, Galen dan Albirru menatap horor Aksara yang mengatakan jika gadis itu bukan Sheila. Sedangkan yang di tatap biasa saja bahkan tidak memandang ketiga temannya. Aksara menghembuskan nafas pelan sebelum menjelaskan maksud dari perkataannya.

" Maksud gue Sikapnya yang beda, dia bukan Sheila yang dulu ngejar-ngejar Aster. Mungkin dia udah sadar? " Jelas Aksara dengan nada santai.

Galen menggaplok bahu Aksara keras " Anjing, gue kira dia emang bukan Sheila!"

" Dih gila lo! " seru Aksara kesakitan. Cowok itu berdecak dan menendang kaki Galen yang berhadapan dengannya duduk di pinggir lapangan.

" Ter,  habis ini lo gak di panggil guru BK kan? " Tanya Galen.

Aster yang duduk di samping Albirru mengangkat bahu. " Gak tahu".

" Gila sih lo mukulin ketos sampek babak belur kayak gitu. Apalagi masih di area sekolahan. Gak mikir kalau nanti ketahuan guru?  Yang jadi Sheila makin ilfeel sama lo! " Ujar Albirru. Baru kali ini cowok itu berbicara panjang dan lebar.

" Kalian gak usah heran! Dia lagi menikmati penyesalannya sampek ga punya otak buat mikir! " Sindir Aksara tajam. 

" Bacot." maki Aster. Cowok itu hanya diam menikmati perih di bagian telapak tangan akibat tertancap kuku.

Galen prihatin melihat Aster " Dah lah, mending lo minta maaf sana! "

" Enggak sekarang". Jawabnya enteng.

Galen cengo, ia benar-benar tak habis pikir " Anjing. Gak peka banget jadi cowok!"

Aster diam merenungi kesalahannya. Kini dia terjebak dalam perasaannya sendiri. Entah apa yang ia inginkan dari Sheila ia pun belum tahu. Yang jelas cowok itu cemburu jika Sheila berdekatan dengan lelaki lain. Apalagi Arga yang memang berpotensi besar merebut Sheila dari genggamannya.

" Pasti sekarang Sheila lagi ngobatin Arga di UKS " Ujar Aksara memanas-manasi yang langsung mendapat tatapan tajam dari Aster.

Aksara mengangkat sebelah alisnya " Sana!" tambahnya sambil menunjuk keberadaan Sheila dengan lirikan mata. Kebetulan gadis itu baru saja keluar dari UKS sendirian.

" Dia butuh waktu, pasti nanti tambah marah kalau gue temuin sekarang "

" Udah lah Sa,  Aster tahu apa yang mesti dia lakuin. " beritahu Albirru.

" Lah,  gue cuma ngasih saran aja, syukur kalau dia mau lakuin karena rasa bersalahnya. Kalau engga,  ya terserah!"

" Gue bakal minta maaf secepatnya. Lo tenang aja " Jawab Aster datar.

"Bagus deh!"

*****

Sheila membawa beberapa makanan untuk Arga yang masih terbaring di ranjang UKS. Gadis itu merasa kasihan dengan kondisi Arga akibat dari ulahnya yang ingin memanas-manasi Aster.

" Gue bawain lo makanan,  sorry atas kejadian tadi " Ujar Sheila tulus.

Arga melirik nakas sekilas " Makasih Shei, gue gakpapa kok"

" Kalau lo butuh sesuatu bisa suruh anak PMR manggil gue di kelas ya Ar " 

" Iya lo santai aja, " cowok itu tersenyum tipis.

Sheila manggut-manggut " Yaudah gue duluan ke kelas ya" rasa canggung menyelimuti keduanya hingga Sheila ingin segera pergi dari ruangan itu.

"Iya Shei, hati-hati".

Sheila mengangguk lalu keluar dari UKS. Netranya sempat melirik ke arah inti The Lions yang duduk di pinggir lapangan. Merasa di perhatikan, Sheila pun segera mempercepat langkahnya supaya tidak bertemu Aster lagi. Setidaknya untuk saat ini Sheila ingin hidupnya tenang.

Brak

" Aduh! Punya mata gak sih lo?! " bentak Sheila pada seseorang yang menabraknya. Baru saja dirinya ingin tenang namun sepertinya takdir tidak mengizinkannya.  Saat ini Refiza tengah berdiri di depannya dengan tubuh bergetar ketakutan.

Emosi Sheila semakin memuncak tatkala melihat gadis itu tidak kunjung berbicara. " Selain gak punya mata lo juga gak punya mulut?" Tanya Sheila pedas.

"Ma-maaf kak aku ga sengaja " Jawab Refiza tergagap. Masih menunduk tidak berani melihat wajah galak Sheila.

Sheila melengos" Kenapa ya semua orang disini hobinya nabrak mulu apa mereka gak punya mata!! " gerutu Sheila di sepanjang koridor. 

" Gak cowok gak ceweknya seneng banget bikin gue emosi " tambahnya lagi.

Alasan dia tidak mau berurusan dengan Refiza adalah Aster. Sheila yakin jika tadi dia lanjut memaki  gadis cupu itu, inti The lions akan datang sebagai pahlawan dan menuduhnya membully Refiza. Cih drama!

" Napa muka lo lecek banget sih Shei, " Suara cempreng Frezia menyambut kedatangan Sheila di kelas. Kebetulan belum ada guru yang masuk.

" Gue lagi kesel, lo mau jadi samsak? "

"Jahat banget mau jadiin gue samsak, punya masalah sama Aster malah lampiasinnya ke gue. Waras lo? " Frezia memungut buku dimeja lalu ia masukan kedalam tas.

"Lah ngapain lo masukin? "

" Jamkos tolol" Frezia gemas langsung menoyor kepala Sheila.

Sheila membalas dengan menepuk bahu Frezia keras " Bangsat! "

" Gausah teriak kali Shei, pengang kuping gueee!! " Frezia menutupi kedua kupingnya dengan telapak tangan,  tanpa sadar dirinya juga teriak di samping kuping Sheila.

" Dosa apa gue sampai punya temen rusuh kayak lo Ziii" keluh Sheila. Sungguh hari ini sangat melelahkan.

Sheila mengambil ponsel dari saku rok, menyalakan internet lalu beberapa notifikasi pesan masuk beruntun.

DA

Mission complete √

-Laporan selesai-

TBC

MANA NIH YANG KEMARIN PENGEN CEPET UPDATE TAPI GA MAU SPAM KOMEN?😑😑

Masih awal-awal jadi santai dulu, pokoknya bakal ada balasan sendiri dari setiap dosa yang mereka lakuin.

100 vote? Kalau ga nembus tetep update tapi minggu depan. Oke?

Spam next

Jangan lupa follow instagram
@wpleena_

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang