Vegas berjalan memasuki club dengan gaya cool andalannya. Cowok itu selalu memakai ikat kepala bermotif mawar hitam, tidak ada yang tahu alasan kenapa Vegas tidak pernah absen memakainya.
Pandangan cowok itu menyapu seluruh penjuru club. Vegas baru pertama kali menginjakkan kaki di club ini setelah pindah ke Jakarta.Sebenarnya tujuan dia ke sini untuk mencari orang yang sudah ia targetkan untuk melampiaskan kebrutalannya. Vegas sudah mengincar orang itu beberapa hari terakhir. Dan kini sudah waktunya dia bergerak.
Cahaya remang-remang di club sedikit menyulitkan Vegas dalam proses pencarian. Cowok bertato Naga itu berjalan mengitari lantai dansa dengan pelan. Matanya menyipit ketika tanpa sengaja menangkap visual seorang gadis yang menurutnya pernah dilihat.
Vegas memutar otak untuk mengingat siapa gadis itu. Kalau tidak salah dia pernah bertemu sewaktu mendatangi Sheila di sekolahnya. Iya benar, dia sahabatnya Sheila. Tapi Vegas curiga, sedang apa Frezia disini sendirian.
Vegas merasa tidak perlu mengurusi gadis itu. Lagi pula itu tidak penting bagi dirinya. Kemudian ia berjalan ke arah lorong kamar tempat orang-orang menghabiskan malam mereka. Sangat sepi, tidak ada orang lewat dan hanya terdengar bising musik dugem.
"Lepasin gue brengsek! "
Samar-samar Vegas mendengar teriakan seorang wanita. Karena penasaran, dia berjalan mendekati sumber suara. Berbelok sedikit ke arah utara.
Damn
Bughhhhh
Arghhh
" Jangan sentuh cewek gue! " Vegas menggeram tertahan. Emosinya tersulut karena menemukan Sheila dalam kondisi sedang di lecehkan cowok kurang ajar di club ini. Netranya menatap bengis cowok bernama Zico yang sudah terkapar di lantai akibat tinjuannya.
Aura gelap Vegas menyeruak di sekitar dia berdiri. Otot-otot di punggung tangan muncul di permukaan sangking kencangnya ia mengepal. Tatoo Naga itu terlihat seperti menahan beban amarah dari Las Vegas.
" Vegas. "Lirih Sheila. Dia sangat syok dengan aksi Vegas yang terlampau cepat. Cowok itu berdiri menjulang di depan Sheila seolah menjadikan dirinya perisai.
Vegas menyeret Zico memaksa si brengsek itu untuk berdiri lalu membanting tubuh Zico ke tembok. Dengan nafas tersengal Zico memohon ampun.
" Ampun, gue salah. Gu-gue minta ma-
maaf." Ujar Zico sambil menyatukan kedua tangan di depan wajah. Berharap Vegas mengampuninya.Vegas tidak menggubris, cowok itu tetap membisu namun tangannya tergerak untuk mencekik leher Zico. Menekannya ke dinding dengan mata menyorot tajam. Saat ini emosi Vegas sudah tidak terkendali ada rasa tidak terima jika Sheila di perlakukan seperti itu.
" Arghhh lepasin gue! " Zico berteriak kesakitan. Dia semakin kesulitan untuk bernafas.
" Lo.harus.mati." Tiga kata mengerikan keluar dari mulut Vegas membuat Zico membulatkan mata. Cowok itu sangat ketakutan sekarang, tubuhnya bergetar hebat.
Tangan kiri Vegas yang bebas langsung meninju perut Zico secara brutal. Sangking kerasnya, sampai membuat dia memuntahkan darah. Rasa sakit semakin menyiksa Zico ketika Vegas membenturkan kepala nya ke dinding.
Duagh
" Vegas udah, lepasin dia! "
" Nggak. "
Sheila mendesah frustasi ,jika dibiarkan maka nyawa Zico akan melayang detik ini juga. Sheila hanya tidak mau membuat keributan yang melibatkan Vegas. Gadis itu mengalah, dia berjalan mendekati Vegas yang masih mencengkeram mangsanya.
Sebuah tangan menyentuh lengan Vegas lembut. Cowok itu refleks menoleh. Tatapan memohon yang Sheila layangkan membuat dia sedikit tersentuh.
" Please. Dengerin gue kali ini aja, ya? " Suara Sheila mengalun lembut di telinga Vegas. Ekspresi cowok itu sudah tidak setegang tadi.
Tangan kekar itu perlahan melepaskan cengkramannya. Vegas sejenak menunduk, menghela nafas dalam untuk meredam emosi. Kemudian retinanya bergulir menatap Sheila. Kini mereka berdua sedang beradu pandang. Momen itu di gunakan Zico untuk melarikan diri, dia tidak mau meregang nyawa secara tragis di tangan iblis seperti Las Vegas.
" Gak usah, biarin aja! " Sheila menahan Vegas yang hendak mengejar Zico.
" Gue minta maaf. "
" Gakpapa. Makasih udah nolongin." Sheila tersenyum tipis.
Vegas mengangguk, dia jadi canggung sekarang. " Lain kali jangan ke sini sendirian. "
"Sheila? " Panggil Vegas.
"Ya? "
" Boleh gue peluk lo sebentar aja? "Vegas mengatakan dengan nada rendah.
Sheila mengangguk, membiarkan Vegas memeluknya. Dia tahu lelaki seperti Vegas ini harus di perlakukan lembut biar bisa menurunkan amarahnya.
Vegas memeluk Sheila erat meletakkan dagu di atas kepala Sheila yang tingginya hanya sebatas dada Vegas. Sheila menepuk punggung Vegas pelan, gadis itu merasa aneh. Kenapa dia malah nyaman ketika berada di dekat Vegas?
Cowok itu menyalurkan kehangatan di dalam pelukan. Jantung keduanya berdegup kencang. Entah kenapa Vegas merasakan hal yang sama dengan Sheila.
"Sheila kapan lo putus sama Aster?"
"What? " Sheila memekik. Tidak menyangka Vegas akan bertanya seperti itu.
"Kapan? ". Vegas kembali bertanya.
" Emang lo mau ngapain kalo gue udah putus sama Aster? "
Vegas diam. Cowok itu melepaskan pelukannya lalu memandang Sheila intens. Semakin lama Vegas semakin tenggelam di dalam pesona Sheila yang begitu kuat. Mata indah itu,mengingatkan Vegas pada seseorang.
Cowok itu mengambil langkah berlawanan dengan posisi Sheila. Vegas meninggalkan Sheila disana tanpa berniat menjawab pertanyaan Sheila. Sheila terpaku, apa dia baru saja membuat Vegas kecewa? Apa kata-katanya ada yang menyinggung perasaan lelaki itu?
Punggung Vegas semakin menjauh hilang dalam kegelapan. Aura misterius di sekitar Sheila pun ikut lenyap. Sheila mengerutkan dahinya bingung. Sikap Vegas yang tiba-tiba pergi ini sangat membuat dia penasaran.
" Vegas jaga hati lo" Sepanjang langkahnya Vegas tidak berhenti merapalkan kalimat itu. Berkali-kali dia menepuk-nepuk dadanya berharap hatinya kembali netral.
TBC
Ayo spam komen pake #LoveVegas
Ada apa dengan Vegas?
Cast siapa yang cocok buat Vegas, komen disini.
Spam next
Jangan lupa follow author
Ig juga
@wpleena_
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)
FantasyShela Aghatasiva, Queen Racing geng motor terkenal di Bandung di kabarkan meninggal dunia. Tidak sedikit yang syok mendengar berita tersebut, terutama inti The Lions. Disisi lain seorang gadis terbaring koma di atas ranjang rumah sakit akibat percob...