" Liat deh Shei, cowok lo natep ke sini mulu" Adu Frezia yang sedari tadi mengamati pergerakan inti The Lions di kantin yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.
" Lo tuh ya ngapain sih ngeliatin mereka terus? " tanduk Sheila sudah mulai muncul. Dimanapun dia berada pasti tidak jauh dari jangkauan Aster.
" Biasalah cuci mata. Mereka gantengnya gak ngotak" Ujar Frezia terpesona dengan tatapan tak lepas dari inti The Lions.
" Dih genit banget lo jadi cewek" sinis Sheila. Gadis itu melahap nasi goreng di depannya dengan brutal.
" Eh Shei gimana perkembangan hubungan lo sama Aster"
" Gue sih gak tau ya, masih abu-abu dan kayaknya gue bakal putusin dia deh" Ujar Sheila masih gamang dengan keputusan yang bakal dia ambil. Ekspresi wajah gadis itu pun sulit di tebak, bisa berubah dalam hitungan detik.
" Lo gak mau perbaiki? "
" Menurut lo apa yang perlu di perbaiki? ,bahkan perasaan gue udah berakhir saat di Rumah Sakit" Sheila menatap Frezia datar.
" Meskipun Aster nanti memohon dan sujud di kaki lo? "
"Lo pikir itu mungkin? "
" Dih jangan sok gak mau, nanti nanges" Ledek Frezia. Gadis itu tahu betul sifat Sheila. Perkataannya tidak pernah sesuai dengan tindakannya.
" Lo gak perlu tahu isi hati gue Zii, cukup diem dan lihat pertunjukannya " Seringai tipis muncul di bibir mungil Sheila. Ada makna tersirat dari kalimat yang ia ucapkan.
Frezia mengerutkan dahinya penasaran "Maksud lo? " dia tidak mengerti maksud perkataan Sheila.
Sheila terkekeh pelan" Lo liat aja nanti"
" Kak Sheila? "
" Ya? " Sheila mendongak menatap gadis yang baru memanggilnya. Oh Refiza
"Mau ngomong sesuatu sama kamu" Ujar Refiza pelan. Matanya melirik Frezia.
" Kalau mau ngomong ya ngomong aja kali lo pikir gue orang asing disini hah? " cecar Frezia. Gadis itu tahu maksud lirikan Refiza.
" See, lo denger sendiri apa yang dia bilang. Sekarang ngomong!" Sungguh Sheila tidak betah jika harus meladeni orang sok basa basi seperti Refiza ini.
" Emm, bisa nggak kak Sheila jauhin kak Aster " Ujar Refiza pelan namun masih bisa di tangkap oleh indra pendengaran Sheila dengan baik.
Raut wajah Sheila langsung berubah sinis, memindai penampilan Refiza dari ujung rambut hingga ujung kaki.
" Lo yakin ngomong kayak gitu sama gue? " Sheila bangkit dari duduknya. Bersedekap dada menatap Refiza intens.
" Aku cinta sama kak Aster "
" Eh Ref, lo pikir lo siapa hah?, Sheila itu tunangan Aster jadi wajar dong mereka deket. Yang aneh itu lo, Jadi pelakor di hubungan orang! " Ujar Frezia menggebu. Emosinya langsung naik drastis.
" Aku bukan pelakor, kak Aster sendiri yang bilang kalau dia cinta sama aku. Bukan kak Sheila. "
Wah, Sheila terkejut mendengar penuturan Refiza yang sangat lancar. Gadis cupu itu merasa paling dicintai oleh Aster.
" Aster sini lo! " teriak Sheila menggema ke penjuru kantin. Hal itu membuat mereka bertiga menjadi pusat perhatian. Aster yang di panggil pun berjalan mendekati Sheila. Raut wajah cowok itu terlihat bingung dengan apa yang terjadi.
Sedangkan Refiza semakin menunduk, takut akan respon yang diberikan Aster. Ya meskipun Aster tidak pernah melukai nya tapi tetap saja cowok itu mengerikan jika marah.
" Kenapa by? " tanya Aster.
Sheila menyeringai, " Bisa nggak lo bawa pacar lo ini pergi dari sini? "
" Pacar aku kan kamu by? "
" Maksud kak Aster apa? " Refiza menyahut. Sorot matanya meminta penjelasan pada Aster.
"Sheila pacar gue! " Ujar Aster dingin.
Tangan Refiza terkepal erat, Air mata gadis itu pun jatuh membasahi pipi. Ia menatap sendu Aster yang mengatakan bahwa Sheila pacarnya. Lidahnya kelu tidak mampu mengeluarkan suara karena sangat syok dengan kenyataan ini. Dimana Aster yang dulu selalu treat dia like a queen?
Frezia tertawa renyah menyaksikan drama murahan ini " Lo denger sendiri kan Ref, makanya jadi orang jangan sok kepedean! "
" Udahlah ambil aja Aster kalau dia mau sama lo! " Sheila prihatin melihat Refiza yang sudah menangis sesenggukan.
Aster melotot tidak terima. Meminta penjelasan dari ucapan Sheila " Apa-apaan sih kamu! "
" Mending lo pergi dari sini, semua orang ngiranya gue lagi bully lo sampe nangis-nangis kayak gini! "
" Maaf kak" Ujar Refiza. Gadis itu pergi dengan mata sembab. Dia merasa kecewa dengan Aster hingga menimbulkan percikan api dendam di dalam hatinya.
Sheila memandang kepergian Refiza dengan puas. Sorot mata tajam nan datar gadis itu selalu membuat siapapun terpesona begitu pula Aster. Lelaki itu menyugar rambutnya ke belakang. Mengamati raut wajah Sheila yang akhir-akhir ini membuatnya candu.
" Ngapain masih disini? " Tanya Sheila sinis.
" Jadi kamu nyuruh aku ke sini cuma karena cewek itu? "
" Iya lah kan dia cewek lo! " Sheila melengos begitu saja.
" Eh sini dulu! "
" Iya kenapa? " jawab Sheila lembut.
"Wow, kamu bisa selembut ini sama aku? "
Sheila mendengkus kesal. " Dih, gue kasarin juga lo lama-lama!"desisnya.
Semua siswa menatap Aster gemas. Yang mereka tahu Aster ini kaku dan tidak tersentuh. Tapi hari ini dia sangat berbeda, bertingkah sebagai lelaki bucin pada pacarnya.
Aster mendekatkan mulutnya ke telinga Sheila " Bahkan dari jarak sedekat ini lo tetep terlihat mempesona " bisiknya dengan nada serak membuat bulu kuduk Sheila meremang.
" Lo ngomong sekali lagi gue gampar ya! " omel Sheila.
" I want you Sheila" Tegas Aster.
" Gue gak mau, " balas Sheila kesal.
" Gue bisa dapetin apapun yang gue mau" Raut Aster berubah serius. Ia lalu menarik tangan Sheila untuk di genggam.
Sheila sungguh risih dengan perlakuan Aster padanya. Ia langsung menarik tangannya begitu saja. Jujur Sheila tidak suka jika Aster seenak jidat melakukan pshycal touch dengan dirinya.
" Lo gak tahu malu ya? " desis Sheila.
Aster tersenyum miring. " Terus kamu mau apa hm? "
" Pergi lo ke neraka! " Geram Sheila lalu meninju perut Aster.
" Shit!"
TBC
HAIII SEMUANYA GIMANA SAMA PART INI???
SPAM NEXT
Double up pas malam minggu nanti setuju gak?
JANGAN LUPA FOLLOW INSTAGRAM
@WPLEENA_MAU BILANG APA SAMA
SHEILA.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)
FantasyShela Aghatasiva, Queen Racing geng motor terkenal di Bandung di kabarkan meninggal dunia. Tidak sedikit yang syok mendengar berita tersebut, terutama inti The Lions. Disisi lain seorang gadis terbaring koma di atas ranjang rumah sakit akibat percob...