Transmigrasi ~ 21

169K 14.7K 662
                                    

Aksara kaget ketika sebuah pisau melesat cepat hingga menancap pada dinding di belakangnya. Beruntung dia sigap menghindar, kalau tidak kepalanya pasti bolong terkena pisau itu. Aksara berjalan mengambil pisau yang menancap, netranya bergerak menatap sekeliling. Padahal dia berada di markas The Lions kenapa masih ada yang berani menyerangnya.

Emosi Aksara memuncak karena anak buahnya bisa kecolongan seperti ini. Diamana mereka, cowok itu berjalan ke lantai atas.

" Vir, yang lain kemana? "

" Lagi ngumpul di atas, main game " Jawab Virgo santai.

" Kenapa bro? " Tanyanya.

Aksara mengacuhkan Virgo, pemuda itu membuka pintu secara kasar. Hingga orang yang di dalam kaget brutal.

" Santai aja bisa gak sih Sa " Gerutu Galen.

" Santai lo bilang,  gue hampir mati karena kecerobohan lo semua " Geram Aksara.

" Maksud lo! "

Aksara melempar pisau itu ke depan mereka semua. Cowok itu sangat geram sekarang.  " Gue di serang! "

" Siapa? " Tanya Albirru.

Anggota The Lions yang lain tidak berani menyela pembicaraan keduanya. Aksara sangat berbahaya jika emosi . Raut datar cowok itu tidak pernah bisa di prediksi kapan dia marah dan kapan dia senang. Aksara terlalu abu-abu.

" Gue gak mau kejadian kayak gini terulang lagi. Kalian semua disini punya tanggung jawab "

" Dimana Aster? " Tanya Aksara tidak mendapati kehadiran Aster.

" Dia gak kesini " Galen memberitahu.

Aksara manggut-manggut,  Cowok itu mengambil duduk di sebelah Galen. Mendekatkan bibirnya ke telinga cowok itu " Gue lihat Refiza di depan markas " Ujar Aksara sangat pelan.

Galen mendelik " Hah, kagak percaya gue! ". Mana mungkin gadis sepolos Refiza bisa tahu letak markas The Lions.

" Jangan keras-keras tolol " Desis Aksara. Ia melirik ke arah Albirru.

" Gue juga dapet ini" Aksara mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya.

Sebuah foto Refiza berada di Klub malam.

" Ngelantur lo Sa, editan itu" Galen masih tidak percaya.

" Susah punya temen kaya lo! " Aksara memasukan kembali foto itu ke sakunya. Percuma tidak ada yang berguna di geng ini. Galen ini berada di antara polos sama tolol .

" Sa,  tangan lo kenapa? " Galen tiba-tiba memperhatikan tangan Aksara.

"Gakpapa" Aksara panik, lalu menyembunyikan di belakang tubuhnya.

" Sa lo jangan bohong sama gue,  itu luka bakar " Galen semakin curiga dengan tingkah Aksara. Setiap kali dia memperhatikan Aksara dengan detail pasti matanya selalu menemukan bekas luka di tubuh cowok itu.

Pernah sekali Galen melihat Aksara Shirtless dirumahnya, di bagian punggungnya ada bekas cambukan. Karena tidak berani bertanya, Galen berusaha melupakan hal itu. Tapi rasa penasaran Galen memuncak lagi ketika melihat luka di tangan Aksara.

" Gak sengaja kena minyak tadi "

Galen memutar bola matanya malas,  "Gue gak goblok-goblok banget kali, sampe ga bisa bedain mana luka bakar sama luka terkena minyak"

Aksara diam tidak menanggapi, cowok itu bergegas menjauh dari Galen, takut jika di interogasi lebih dalam.

*************

Frezia menarik tangan Sheila untuk melihat pertandingan basket antar kelas. Cuaca panas membuat cewek itu berkeringat.  Sangat membuang-buang waktu karena Frezia mengajak dia untuk melihat pesona orang main basket.

Di lapangan sudah ada Aster dkk, sedang tebar pesona karena ketampanannya. Para siswi SMA Cakrawala menyoraki dengan gombalan receh mereka.

" Mau caper lo? " Tanya Sheila sinis ketika Refiza menyenggol bahunya.

" Aku cuma mau lihat kak Aster main basket masa ga boleh? "

" Sadar diri dong!  Udah di buang aja masih belagu " Frezia menyahut.

" Kak Aster belum putusin aku, jadi masih sah dong?" Kata Refiza sombong.

Sheila berdehem " Mau gue beliin kaca? "

" Beli kaca buat kak Sheila ya, ayok"

" Sok polos bitch" Geram Sheila.

" Kakak cantik, tapi mulutnya gak pernah di sekolah in ya! "

" Heh kurang ajar lo, " Frezia maju mendorong Refiza keras.

" Lo inget kata kata gue ya Refiza. Lo akan mendapat balasan yang sadis sampai lo sendiri yang mohon meminta kematian" Ancaman Sheila tentu membuat siapapun yang mendengar merinding.

Refiza, gadis itu sama sekali tidak takut dan hanya menganggap ancaman Sheila lelucon. Keduanya bertatapan sengit penuh kebencian.

Sheila mengajak Frezia berpindah tempat duduk. Dia tidak sudi jika berdekatan dengan kuman seperti Refiza. Mereka berdua menonton pertandingan dengan tenang. Beberapa kali Aster memberinya sign hati ala korea ketika berhasil mencetak poin. Sheila tidak munafik, pesona Aster memang sangat kuat.

" Anjing " Umpat Sheila tiba-tiba. Tatapannya memandang lurus kedepan.

" Kenapa Shei? " Frezia ikut menatap arah pandang Sheila. Penasaran dengan apa yang di lihat cewek itu.

" Lo kenal sama dia? " Tanya Frezia.

Sheila masih terpaku,  seseorang disana memberinya senyum tipis. Bagaimana bisa dia berada di sana dengan seragam yang berbeda. Padahal acara ini tidak melibatkan sekolah lain.

" I found you Sheila " gerakan bibir cowok yang duduk di depan sana mampu Sheila pahami dengan baik.

" Gila Shei, kenalin dia sama gue dong" Ujar Frezia heboh. Dia juga terpesona dengan ketampanan cowok disana.

" Shei tutor jadi pawang! " Ujar Frezia lagi.

" Caranya gampang,  lo pelet aja dia! "

Cowok blasteran memang memiliki paras di atas rata-rata. Apalagi kalau spek Vegas. Duh siapa yang tidak meleleh?

"Vegas, sejak kapan dia disini? "

TBC

GIMANA SAMA PART INI?

SPAM NEXT

1,5k VOTE UNTUK DOUBLE UP,  KALAU GAK TEMBUS GPP TAPI CUMA UP 1 PART.

MAU BILANG APA SAMA PARA TOKOH

ASTER

SHEILA

VEGAS

FREZIA

REFIZA

AKSARA

GALEN

ALBIRRU

JANGAN LUPA FOLLOW IG

@WPLEENA_

THANK YOU

SHEILA : The Judgement Day (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang