Kakashi memandang cangkir sochu di genggaman tanpa minat, lalu ia mengalihkan perhatian pada beberapa rekan yang menggoda wanita-wanita cantik di seberang ruangan. Dipandanginya Akira yang tengah membuat minuman, kemudian ia mengalihkan perhatian lagi. Ingatannya melambung pada semua kejadian yang terjadi di Takigakure waktu itu. Tentu ia tidak bisa melupakan wajah Sakura yang pucat saat ia kembali dari pusaran Danau Mashu yang nyaris menenggelamkan tubuh. Ia juga bisa mengingat dengan jelas ekspresi takut kehilangan itu.
Ia bukan orang yang bodoh. Tidak perlu pertanda lebih jauh untuk tahu apa yang Sakura rasakan. Bagaimana gadis itu tersenyum, kemudian membalas kecupan yang ia berikan. Rona merah yang menjalar di seluruh wajah dan tengkuk Sakura membuat ia paham. Bukan berarti ia terlalu berbesar rasa, tapi Sakura tidak akan pernah membalas kecupan bila tidak ada rasa di antara mereka. Rasa yang seharusnya tidak ada.
Tentu ia pernah menghabiskan malam bersama wanita-wanita lain. He's just a guy. Seperti kebanyakan laki-laki dewasa lain, ia tidak akan menolak bercinta dengan wanita yang menarik. Sekadar bercinta, hanya olahraga. Melepaskan lelah, memenuhi kebutuhan biologis. Wanita-wanita itu tidak pernah menuntut lebih, kecuali menginginkan malam-malam lain yang lebih panas. Mereka tahu bahwa Kakashi tidak suka komitmen. Sebatas membuat mereka senang, kenapa tidak?
Ia menolak disebut laki-laki brengsek sebab mereka melakukan hubungan atas dasar suka sama suka. Hanya saja ia merasa dirinya mulai berubah sekarang. Mungkinkah bercinta dengan Sakura lebih hebat dari wanita-wanita yang pernah bersamanya? Ia tertawa. Tentu saja tidak. Ada wanita lain yang membuat ia merasa puas, tapi semua itu sudah berlalu. Dulu. Sekarang ia gagal membuat dirinya tertarik pada wanita lain, bila otaknya masih memikirkan Sakura. Betapa hebat pengaruh gadis merah jambu pada dirinya. Jatuh cinta diusia matang sungguh tidak menyenangkan, ia mengeluh.
"Senpai, kau benar-benar berbeda malam ini. Aku melihat Hanami cemberut parah karena kau mengabaikannya tadi."
Kakashi menoleh pada Tenzo yang bergidik, lalu ia menatap cangkir sochu lagi. Tidak tertarik minum sampai teler, bahkan ia juga tidak tertarik menyentuh bokong para penari yang tengah menggila di klub malam itu.
"Aku tidak tertarik."
Tenzo melotot, tapi ia tidak berkomentar apa-apa. Tentu otaknya tidak habis pikir dengan sikap sang senior malam itu. Biasanya Kakashi akan menikmati malam bebas seperti lajang dari kalangan shinobi lain. Bila ada misi mendadak, mereka jelas tidak bisa menikmati masa santai macam itu.
"Aku ingin bertanya padamu," ujar Kakashi lirih menatap Tenzo yang menautkan alis, kemudian suara khas laki-laki perak itu terdengar kembali, "apa yang akan kau lakukan bila terlanjur tidur dengan wanita yang seharusnya tidak boleh kau sentuh?"
Semburan sochu dari mulut Tenzo mengotori meja bar, membuat Akira menatap galak dari seberang meja kiri.
"Aku akan membersihkannya, Akira-chan." Akira tampak setuju, lalu mengabaikan dua ninja elit yang duduk di kursi bar itu.
Tenzo meletakkan cangkir sochu, kemudian memperhatikan Kakashi dengan dua bola mata yang nyaris copot dari kelopak.
"Kau tidak melakukan tindakan yang fatal, 'kan? Maksudku, apa kau memaksa gadis dibawah umur atau ...," gantung Tenzo. Terlihat wajah itu tampak cemas, mungkin membayangkan Kakashi yang melanggar kode etik shinobi.
"Tidak. Kami sama-sama legal." Kemudian Kakashi melotot dan mengancam, "Bukan itu masalahnya. Seharusnya tidak ada sentuhan yang terjadi di antara kami."
Tenzo masih penasaran, tapi laki-laki itu menahan diri. Diminumnya sochu dalam genggaman, lalu ia menyahut pelan, "Kalau kau dan ia melakukannya dengan sadar, apa yang salah? Tidak ada yang bisa menahan diri saat hasrat sudah mendidih, 'kan? Wanita itu tidak menolak kau cium, bahkan ia membalasnya. Apa yang menjadi masalah di sini? Kalau kau terpengaruh sochu, anggap saja malam itu tidak pernah terjadi. Sesederhana itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionSaat Hatake Kakashi menolak perintah pernikahan dari Godaime, Sakura harus mencari cara agar pria itu mau memberikan sperma demi kelangsungan klan Hatake. Berawal dari pil biru pemberian Tsunade, Sakura harus menerima imbasnya. Rate M +18