Selamat ulang tahun, Hatake Kakashi. Usia hanya sebuah angka, kok. Kamu akan tetap menjadi jounin favorit Haruno Sakura. Buat yang mengharap lemon, tidak akan kalian temukan dalam Blue. Adegan kipas-kipas pada chapter depan saya beri rate 6 dari 10. Karena yang menjawab soal tebakan ending ini hanya dua, saya gak jadi kasih pulsa. Hahaha. Tebakannya lumayan ada yang mendekati, agaknya susah membuat plot twist yang bagus, ya! Chapter ini lebih dari tiga ribu kata, semoga cukup membahagiakan kalian.
Selamat membaca
***
"Ichika-san," panggil Taka yang berlari dari undakan kayu ryokan di dekat kuil siang itu.
"Konichiwa, Taka-kun. Bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Sakura yang berjongkok agar ia memiliki tinggi yang sama dengan bocah berumur delapan tahun itu.
"Aku baik-baik saja, Ichika-san. Semua berkat perawatanmu, terima kasih."
Sakura tidak bisa menyembunyikan senyum yang merekah dari bibirnya. Bagaimanapun Taka hanya seorang anak laki-laki yang tidak tahu apa-apa saat Yuu membawanya ke ruang bawah tanah hari itu. Ketidaksadaran Taka selama proses itu membuatnya tidak paham apa yang terjadi. Anak itu nyaris menjadi korban kebangkitan siluman berkepala delapan, jika Sora tidak begitu bodoh mempercayai sang ayah.
"Taka-kun," lirih Sakura yang membuat Taka mendongak, kedua tangan kunoichi itu menyentuh pundak si anak lembut dan melanjutkan, "sebenarnya, namaku bukan Ichika, tapi Sakura. Mulai sekarang kau bisa memanggilku Sakura, ya!"
Taka tampak bingung. Wajah anak laki-laki itu memerah yang membuat Sakura tertawa kecil. Begitu polosnya wajah anak-anak yang tidak berdosa, batinnya senang.
"Bagaimana kalau aku memanggil Sakura dengan sebutan nee-san saja?"
Sakura menimbang. "Kalau kau merasa lebih nyaman begitu, kenapa tidak?"
"Nee-san!" teriak Taka, lalu memeluk Sakura erat sekali.
"Kupikir anak ini sudah jatuh cinta padamu, Sakura," ujar Ino yang berdiri di belakang tubuhnya.
"Kenalkan, ini adalah temanku, Taka-kun. Namanya Ino."
"Senang berkenalan denganmu, Taka-kun," ucap Ino santai, sedangkan Taka membungkukkan badan sedikit.
Formalitas Taka membuat dahi Ino mengernyit tebal, Sakura hanya tertawa. Menggandeng tangan Taka masuk ke dalam ruangan ryokan kuno itu. Mereka duduk di ruangan yang menjadi lobi penginapan, Taka langsung duduk di atas tatami tanpa menarik zabuton. Suasana ryokan benar-benar sepi, kecuali beberapa orang yang tinggal di kuil untuk mengatur persiapan Festival Tanabata besok.
"Orang-orang masih berniat mengadakan festival meski bangunan kuil sudah hancur sebagian."
Sakura menatap Ino dengan wajah pasrah. "Cara mereka untuk menghilangkan trauma, kurasa. Bantuan dari kage Takigakure sudah datang. Sepertinya Kenji sudah mengirim surat ke pusat desa."
"Nee-san, kenapa kuil bisa rusak begitu? Air di danau juga hilang. Saat aku bertanya pada Kaa-san, ia tidak bilang apa-apa."
"Ada siluman di dalam danau yang berencana menghancurkan kuil, Taka-kun."
Wajah Taka sudah berubah tegang, lalu Sakura menepuk pundaknya. "Tapi, kita sudah berhasil mengalahkannya. Sekarang ia sudah mati tenggelam ke dasar danau dan lenyap. Tidak ada yang perlu dicemaskan lagi."
Ucapan Sakura sangat berpengaruh pada Taka sebab anak laki-laki itu langsung memamerkan deretan gigi yang rapi.
"Jadi, Nee-san mengalahkan siluman itu. Apakah dengan kemampuan ninja seperti waktu itu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/147250152-288-k387987.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue
FanfictionSaat Hatake Kakashi menolak perintah pernikahan dari Godaime, Sakura harus mencari cara agar pria itu mau memberikan sperma demi kelangsungan klan Hatake. Berawal dari pil biru pemberian Tsunade, Sakura harus menerima imbasnya. Rate M +18