Feeling Blue

1.7K 232 39
                                    


Dua bulan ini ada proyek yang tidak bisa diganggu, jadi saya memutuskan hiatus agar bisa fokus mengerjakan tanpa membuka notif dari Wattpad. Notifnya banyak sekali, terima kasih atas perhatian kalian. Selain itu, ada masa kerjaan saya sepi sehingga saya mencoba bisnis online. Wkwkwkwk sampai saya lupa sama alur cerita ini. Apa maksud saya buat petunjuk tujuh kacang merah dan air? Ckckckck. Duh, saya nggak ingat saking lamanya. Maafkan. :D Semoga kalian tidak jamuran menunggu Kakashi.

***

Tsunade memandang pada jendela Konoha yang menawarkan pemandangan musim dingin. Wajah wanita pra lansia yang tampak lebih muda dua puluh tahun itu tampak mengeras. Ia menghembuskan napas panjang.

"Belum ada kabar tentang Sakura," ujar Shizune yang tampak sama cemasnya.

"Aku tahu," balas Tsunade pelan.

"Rapat dengan dewan daimyo akan dilangsungkan beberapa menit lagi, Tsunade-sama," tambah Shizune.

"Aku tahu," balas Tsunade lagi.

Pikiran wanita itu tampak kusut selama beberapa hari terakhir. Sebagai seorang pemimpin, ia merasa telah kecolongan. Sebagai seorang guru, ia merasa sangat bersalah. Seharusnya ia tidak mengizinkan Sakura bergabung dengan tim pengetatan perbatasan, padahal ia tahu kalau wanita muda itu tengah mengandung.

"Aku ceroboh, Shizune," ucap Tsunade memijat pelipis kanan.

Shizune bergerak mendekat, tapi ia berhenti di tengah perjalanan saat mendengar suara pintu yang terbuka secara terpaksa.

"Kau tidak bisa berbuat seenaknya, Naruto," gusar Tsunade memandang pada bocah berambut kuning itu.

"Aku akan ikut tim baru untuk menyusul Sakura. Aku harus ikut mencarinya!" bantah Naruto yang tersengal.

Tsunade mengambil napas panjang dan memandang bocah itu. Ia menggeleng.

"Kau tidak akan pernah meninggalkan desa!"

"Ini tidak adil," protes Naruto geram.

"Kau berharga untuk desa, Naruto. Aku sudah menambahkan beberapa ninja dengan kemampuan pelacak untuk mencari Sakura. Jangan menambah rumit permasalahan ini bila kau ...," jeda Tsunade memandang Naruto frustasi, "ikut tertangkap."

Naruto menggeleng. "Aku mendengarnya. Aku tidak ingin mempercayainya, Baasan."

Entah bagaimana berita Sakura yang diculik tim Hebi sudah tersebar. Bagi tim 7, berita itu sangat menyesakkan dada mengingat Sakura dan Naruto sama-sama mengharapkan Sasuke kembali.

"Sakura pasti kembali," ucap Tsunade yang merasa bersalah sebab ia bisa merasakan nada ragu dari ucapannya sendiri.

Naruto terbelalak. Ia beringsut mendekat. "Aku mendengar rumor tidak menyenangkan. Hal yang tidak mungkin terjadi pada Sakura-ku."

Tsunade memicingkan mata. Bukan karena kata Sakura-ku yang terdengar cukup aneh, tapi ia merasa cemas bila Naruto tahu apa yang terjadi pada Sakura bukan rumor semata. "Kalau kau datang ke sini hanya untuk bergosip, keluarlah, Naruto! Sekali lagi aku tidak akan pernah mengizinkan kau keluar dari desa. Mengerti!"

Naruto tidak terpengaruh ucapan Tsunade yang bisa membuat semua ninja yang memiliki nyali kehilangan mental dalam sekejap. Sebaliknya pria itu semakin mendekat dan memandang Tsunade.

"Apakah benar yang mereka katakan di rumah sakit tadi?" tantang Naruto yang memancarkan bola mata api.

Tsunade memandang Naruto lebih cemas.

"Apa benar Sakura hamil? Itu hanya rumor, 'kan?" tanya Naruto memandang Tsunade lekat-lekat.

Tsunade bisa saja menggebrak meja dan berteriak, tapi ia tidak bisa. Dipandanginya Naruto agak lama sampai ia menemukan suara sendiri.

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang