Darah Dalam Tubuh

1.9K 242 61
                                    

Kubaca komen kalian kok ngegas semua, hahaha. Alasan Kakashi gak percaya Sakura hamil karena ia cuma ingat malam terakhir di kediaman Hatake yang jelas-jelas aman, meski ada peluang kecil sih. Toh, usia kehamilan Sakura lebih lama dari malam itu, otomatis ia gak terima dong. Kalau kalian mengikuti dari awal dan nyimak, pasti ingat efek pil biru pas malam festival tanabata di Taki. Tidak ada ingatan yang tersisa tentang apa yang terjadi semalam, kecuali Sakura. Pasalnya, Sakura tahu pil biru tinggal satu. Satunya tertuang dalam teko teh. Entahlah, kalian lupa atau emang aku yang update lama-lama. Mungkin Toscaberry yang teliti banget baca kisah ini, makasih ya (Sorry susah mention).

Cerita ini seperti rangkaian puzzle dari awal sampai akhir, tapi maaf kalau cara merangkainya agak berantakan.Setelah penjelasan ini, kuharap kalian mencintai Kakashi seperti aku mencintainya. Dia emang rada bad guy di sini. Kisah ini terinspirasi dari Harry Potter soal darah murni dan darah campuran, termasuk peta garis keturunan di rumah Sirius Black. Tentu eksekusi jauh berbeda. Toh, fanfic no komersil. Amanlah, gak bakal kena copyright. Xixixi.

Agak pendek dan lama banget update, so sorry.

***

Kakashi bergerak secepat kilat seiring jantung yang berdetak tak kalah cepat. Ingatannya masih bagus, ia jelas meragukan dirinya mengalami demensia lebih awal. Ia mengingat malam di kediaman lama Hatake, kemudian mengumpat lagi. Itu pertama kali mereka bersama, ia yakin itu.

Mungkinkah ada malam sebelumnya, kemudian ia menyadari tidak ada ingatan apa pun, apa yang telah terjadi. Ia benar-benar tidak mengerti. Bagaimana dengan malam setelah Festival Tanabata di Takigakure waktu itu? Dahinya mengernyit tebal, kemudian ia menginjak ranting kayu yang rapuh, lalu melompat lebih cepat lagi.

Ia tidak mengingat apa pun, kecuali perasaan yang tenang saat bangun tidur. Kenikmatan yang acap ia rasakan setelah menghabiskan malam yang panjang, tapi ia tidak yakin melakukannya. Pakaian mereka masih rapi pagi itu, hanya sedikit rasa nyeri.

"Itu efek pil biru. Aku yang memasukkannya ke dalam teko teh di penginapan malam itu. Kita melupakan semua kejadian karena efek samping pil itu. Aku tidak pernah melakukannya dengan orang lain, kecuali kau, Kakashi."

Satu-satunya petunjuk yang ia punya sekarang. Chakra itu lebih kuat bergerak menuju ke gerbang desa Konoha. Ia jelas tidak sabar ingin bertemu dengan Tsunade, lalu menanyakan apa yang sesungguhnya terjadi. Ia tidak menyukai beberapa kemungkinan yang menyelinap dalam otak. Saat memikirkan konsekuensi atas kemungkinan itu, ia mengumpat lagi.

"Sial!!!"

***

Shikamaru dan Ino sudah bergerak menuju ke perbatasan sebelah utara saat mereka melihat bayangan berkelebat begitu cepat.

"Kakashi!" seru Ino yang menghentikan bayangan itu.

Kakashi tahu ia perlu tiba di gedung Tsunade secepatnya, tapi mengabaikan rekan bukan hal yang baik. Ino bersama Shikamaru, ia tidak bisa mengabaikan mereka. Bagaimanapun ia harus menutupi kondisi yang kalut, Shikamaru lebih jenius dari shinobi lain yang dikenalnya. Selain itu, ada sedikit rasa cemas bila Ino keceplosan meski Sakura akan protes bila ia punya pemikiran seperti itu. Ino bisa dipercaya, Sakura pasti akan menyangkal.

"Kalian melakukan misi?" tanya Kakashi basa-basi.

Ino mengangguk. "Misi untuk menemukanmu. Tsunade-sama memerintahkanmu kembali."

"Tidak biasanya kau pergi tanpa pamit," ujar Shikamaru menatap tajam pada sang senior.

"Aku akan pergi," balas Kakashi.

Shikamaru menatap teliti, lalu mendesah, "Astaga. Misi apa ini?"

Alis Kakashi terangkat, lalu Ino menjadi salah tingkah. "Tsunade-sama hanya memerintahkan kami untuk membawa Sakura kembali."

BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang