Aku ada di hidupmu, tapi ketika kamu sedang memandangku bukan berwujud aku, melainkan berwujud perempuan lain. Aku bisa mengisi hari-harimu, tapi dialah yang bisa memenangkan hatimu.
***
Seorang gadis dengan balutan sweater hitam berdiri di hamparan rumput hijau dengan pemandangan gunung terbesar di Jawa Tengah. Ia menghirup udara segar pagi hari di Wisata Alam Posong, Temanggung. Rambutnya bergelombang agak kecokelatan dibiarkan bergelayut karena embusan angin.
Matahari tidak sekadar menyapa cerahnya hari, juga menghangatkan Posong dengan suhunya yang dikenal dingin. Keindahan alam ciptaan Yang Maha Esa sejenak menenangkan diri Fana yang sedang diterpa kerenggangan dengan Andra.
Fana membuka mata tepat melihat Andra berlari kecil sembari membawa buket bunga cantik. Di belakang Andra ada sekelompok band untuk menyanyikan lagu cinta khusus pasangan tunangan ini.
Dulu dan kemarin Fana masih terenyuh, senyum merekah dan berdebar terhadap perlakuan romantis Andra. Namun, hari ini raut wajah Fana datar dan santai, seolah tidak lagi memancarkan cinta untuk tunangannya.
Lelaki yang juga berbalut sweater hitam agak terengah-engah di hadapan gadis cantik. Ia lantas memberi buket bunga kepada calon istrinya itu. Di samping dua sejoli, sekelompok band mulai menyanyikan lagu romantis dengan cuaca cerah yang mendukung. Orang-orang di sekitar, termasuk orangtua mereka turut menyaksikan kebersamaan Fana dan Andra.
"Aku minta maaf soal kemarin. Jujur, aku enggak ada maksud apa-apa ke kamu dan orangtuamu di podcast itu. Aku cuma pengen sharing supaya perempuan yang baik enggak bakal beratin mahar ke laki-laki. I'm happy with you, Fana," ungkap Andra penuh percaya diri.
Fana balik berkata, "tapi laki-laki yang baik bakal mengusahakan dan memberi mahar yang terbaik untuk perempuannya 'kan?"
"Tentu aja. Aku berusaha dan memberi mahar terbaik untukmu. By the way, aku dan Mama Papaku udah nentuin tanggal pernikahan kita."
"Oh, bagus. Justru lebih cepat lebih baik."
"Iya, bener. Katamu ada surprise buat aku, apa?"
Fana melihat ke kanan dan ke kiri ternyata orangtuanya dan Andra sekaligus sebagian orang sedang memperhatikan mereka.
"Sebaiknya kita cari tempat lain, bisa? Aku malu dan enggak pede kalau di sini, hehehe," ucap Fana.
Andra menunjukkan sekelompok band dan berkata, "tapi mereka lagi nyanyiin buat kita loh. Kenapa enggak sekalian di sini aja?"
"Ya, karena ini menyangkut masa depan kita, tentunya cukup kita yang tahu. Bukan untuk konsumsi publik."
"Oh, oke. Di sana aja, gimana?" Andra menunjukkan kedai kopi kecil di samping tulisan besar Posong.
Fana mengangguk pertanda setuju. Sejenak, Andra memerintahkan sekelompok band untuk mengentikan nyanyian serta tidak lupa berterima kasih. Sementara Fana berbincang sebentar dengan papa mamanya.
Sepasang tunangan itu tiba di tempat yang indah, tentu juga jauh dari jangkauan orang karena Fana ada kejutan untuk Andra. Fana menghembuskan napas untuk mempersiapkan mental. Lain hal dengan Andra justru salah tingkah jika sedang berduaan bersama Fana.
Gadis itu fokus pada cincin tunangan yang tersemat di jari manis. Embun pagi perlahan mulai sirna karena berjalannya waktu, tapi mata Fana berembun karena mendungnya hati. Ia pantang memperlihatkan bahwa dirinya sedang lemah di hadapan Andra.
"Masih soal podcast itu? Oke, aku minta maaf. Tapi enggak usah diambil hati terus, ya," kilah Andra.
"Enggak usah diambil hati, katamu? Aku sama orangtuaku belum bahas mahar ke kamu dan orangtuamu. Kamu udah gembar-gembor seolah aku sama orangtuaku mahalin mahar ke kamu. Kok bisa kamu bikin pembohongan publik? Aku sama orangtuaku jadi kena sasaran netizen, dikira aku cewek matre," protes Fana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana (TAMAT)
RomanceDikenal sebagai influencer yang menginspirasi melalui pandainya berias diri, Fana tetap jadi kepribadian yang rendah hati, ceria dan ramah. Hidup di tengah keluarga yang harmonis dan bergelimang harta, nyaris sempurna. Fana juga mempunyai calon suam...