Mulai Bangkit Lagi

427 25 9
                                    

Pagi-pagi sekali terdengar percekcokan dua manusia di depan rumah bertingkat. Suasana yang seharusnya tenang dan ramah seketika jadi haru biru. Suara hardikan yang keluar dari lisan seorang wanita dan pria mendengung sampai ke telinga Fana. Keduanya persetan menjadi pusat perhatian tetangga-tetangga lain. Tampaknya si wanita kadung sakit hati dan terluka atas sikap prianya.

Fana yang tengah siap-siap membereskan barang di mobil, hanya pura-pura tidak melihat dan mendengar apapun. Bagi Fana, itu ranah rumah tangga yang tidak perlu ikut campur. Gadis itu cuek dan mengecek barang sebelum kembali bekerja. Adu mulut tetangga sebelah kian mendengking, keluar semua kata kasar dan cacian. Fana jadi merasa terganggu tapi bisa menahan diri untuk tidak menegur mereka.

Yumna dan Nuri yang membantu bawa barang untuk kebutuhan konten kecantikan sontak terperangah melihat adegan menegangkan itu. Fana bersiul pelan-- memberi isyarat kepada dua asistennya agar tidak melihat keributan rumah tangga orang. Dua gadis itu paham maksud Fana, lantas beralih membantu bos cantiknya.

"Itu ada apa ribut-ribut, Mbak?" bisik Nuri.

"Bukan urusan kita," bisik Fana.

"Kok aku jadi merinding, ya," bisik Yumna sembari memasukkan tas berisi cemilan di mobil.

Fana tidak melihat pertengkaran pasangan suami-istri itu, tapi benar kata Yumna, jadi ikut merinding. Ia tetap fokus mengecek barang di tas. Tidak boleh ada barang yang kurang atau ketinggalan dalam pembuatan konten kecantikan.

"Apa rumah tangga ada ributnya kayak gitu? Aku jadi ngeri. Untung, aku belum nikah sama Andra. Yang kemarin ribut sama Andra aja-- aku jadi tremor," batin Fana.

"Sayur, sayur, sayur," seru seorang pedagang sayur mengendarai motor membawa muatan berbagai sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Suara pedagang sayur mampu membuat sepasang suami-istri itu terdiam dan masuk ke dalam rumah.

"Oh, ada Pak bakul sayur, mereka jadi diam," kata Fana, "Nur, tolong panggil Bu Risty dong, soalnya ada Pak bakul sayur."

"Oke, Mbak." Nuri bergegas masuk dalam rumah untuk memanggil Risty.

"Sayur, Mbak," ucap seorang pedagang sayur kepada Fana.

"Oh, iya, Pak, sebentar." Fana menyapa ramah kemudian menoleh ke pintu rumah-- menunggu kedatangan Risty punya tugas belanja makanan.

Wanita berdaster batik itu berlari kecil keluar dari rumah. Risty menyergah pedagang sayur supaya bisa belanja sayur-sayuran. Ia tidak lupa mengucap permisi saat melewati Fana. Sementara Fana mengajak Nuri dan Yumna masuk mobil-- siap berangkat ke studio khusus influencer. Seorang supir sigap mempersiapkan mobil untuk mengantarkan majikannya.

Ada beberapa ibu komplek menghampiri pedagang sayur itu. Pedagang sayur itu lantas menyingkirkan motornya karena mobil Fana keluar dari garasi. Dari balik jendela mobil yang terbuka, Fana menyapa ramah kepada mereka. Mobil yang ditumpangi Fana menelusuri jalanan komplek hingga ke perkotaan.

Sebagai asisten yang harus cekatan dan sigap dengan segala yang dibutuhkan bintang model kecantikan. Yumna mempersiapkan pakaian elok yang hendak dikenakan Fana sesuai konsep konten. Nuri bertugas membersihkan wajah Fana agar tetap segar dan merapikan rambut ikal Fana.

Seorang manajer Fana senang karena influencer cantik kembali mengisi konten kecantikan. Tia memeluk Fana agar tetap tegar, tabah dan semangat menjalani hidup. Fana terharu lantas membalas pelukan Tia. Di sana Fana kembali bertemu produser dan sutradara manajemen yang menyambutnya dengan baik. Tim manajemen lainnya turut menguatkan Fana, tidak perlu ada yang ditakutkan untuk jadi aktif dan produktif.

Sorotan kamera dan lampu siap untuk merekam aksi Fana dengan beragam kosmetik. Gadis itu bisa menempatkan diri secara profesional, di depan kamera harus ceria, ramah, elegan dan pandai berbicara tentang produk kecantikan. Meski di wajah Fana ada tiga titik jerawat, tidak masalah baginya yang pandai merias diri. Kini Fana kembali menyapa para penggemar melalui konten kecantikan yang menginspirasi.

Fana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang