Fana berjalan sembari mencari barang di MaretMart. Ia membawa keranjang untuk menampung barang belanjaan. Diambilnya pembalut wanita isi dua puluh empat buah dan isi ulang sabun mandi cair. Gadis bermasker hitam itu pindah posisi di bagian cemilan, mengambil snack dan kue agak banyak, sepertinya Fana ingin menepis stres dengan memakan cemilan.
Ketika Fana membuka kulkas yang berisi beragam minuman dan hendak mengambil susu Zimoly, tiba-tiba susu itu diambil oleh tangan kekar. Tatapan sinis Fana lantas tertuju pada seorang pria bermasker hitam. Meski stok susu sapi itu masih banyak, justru Fana tidak jadi mengambil karena orang lain sudah menyerobot. Ekspresi jutek Fana berlalu melewati pria itu.
Fana mengeluarkan satu per satu barang belanjaan di kasir. Pria bermasker hitam itu tiba-tiba menaruh dua kotak susu sapi di meja kasir. Namun Fana tidak menggubris, justru menghalangi pria itu agar tahu budaya antre. Seorang kasir mendahulukan barang belanjaan yang dibeli oleh Fana dimasukkan ke dalam paper bag.
"Total belanjaan sejumlah tiga ratus lima puluh ribu, Kak. Kami sedang ada promo Zilverqween yang besar, setiap pembelian satu gratis satu Zilverqween kecil," kata seorang gadis yang berprofesi sebagai kasir minimarket.
Fana membuka dompet kemudian mengeluarkan empat lembar seratus ribu. "Saya cukup yang dibelanjakan aja, Mbak. Ini uangnya."
"Baik, Kak. Kembaliannya lima puluh ribu, ya. Terima kasih atas kunjungan Anda berbelanja di MaretMart."
Pegawai kasir itu menerima uang dari Fana, kemudian memberi uang kembalian dan paper bag belanjaan Fana. Gadis berkaus hitam itu lantas pergi ke luar minimarket, bergegas menuju ke parkiran menghampiri mobilnya.
Fana belum sempat membuka pintu mobil, tiba-tiba dihadang pria bermasker hitam tadi. Ia sontak terperanjat sampai memegang erat paper bag yang hampir terjatuh di tanah.
Fana mendengus sembari menghardik pria itu. "Mau apa Anda? Tadi Anda udah nyerobot minuman yang mau saya ambil. Sekarang ngikutin saya. Anda mau rampok saya? Ya, udah, rampok aja!"
"Kamu mau ini kan?" Pria bermasker hitam itu menyodorkan susu sapi rasa cashew kepada Fana.
"Heh, saya udah enggak butuh itu. Saya tuh kalau ada orang yang nyerobot, saya enggak jadi beli, saya enggak suka itu. Susunya buat Anda aja." Fana bergegas memasukkan barang belanjaan di dalam mobil, tapi pria itu tetap menyegah Fana masuk ke dalam mobil.
"Hei, tunggu dulu," sergah pria berjaket hitam saat Fana hendak masuk ke dalam mobil.
"Ada apa lagi sih?" geram Fana.
Pria itu celingak-celinguk untuk memastikan keadaan sekitar. "Terima kasih kamu udah nolongin putri saya."
"Oh, Bapaknya Zilfanya, ya. Ya, sama-sama."
"Satu lagi, saya minta maaf udah nyerobot untuk kedua kalinya. Tapi tadi saya enggak tahu kalau itu kamu."
"Ya-ya, saya pulang dulu."
"Eee, saya tahu berita tentang kamu. Kalau situasi udah enak dan sepi pemberitaan, saya pengen bicara sama kamu."
"Maaf, Pak, saya enggak bisa. Enggak ada waktu untuk bicara sama Bapak, permisi."
Fana masuk ke dalam mobil sambil memberi uang untuk tukang parkir, kemudian mengendarai mobil hingga ke jalanan. Di balik masker hitam dan hanya terlihat mata bulat, ternyata itu Adam. Pria itu mematung dan tercengang karena sebegitu lancang ucapan Fana.
Dilihatnya susu sapi yang ditolak oleh Fana, kemudian dimasukkan ke dalam paper bag kecil. Adam berbalik arah menghampiri mobil. Tubuh atletis itu lantas masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Paper bag kecil ditaruh di kursi sebelah. Ia masih terkejut karena pertama kalinya bertemu gadis sejudes Fana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana (TAMAT)
RomanceDikenal sebagai influencer yang menginspirasi melalui pandainya berias diri, Fana tetap jadi kepribadian yang rendah hati, ceria dan ramah. Hidup di tengah keluarga yang harmonis dan bergelimang harta, nyaris sempurna. Fana juga mempunyai calon suam...