Dia terjebak dalam fitnah. Terpenjara dalam trauma. Meski terombang-ambing dalam lautan kepiluan, dia berusaha naik ke daratan mencari ketentraman.
Dijauhi dan dibenci teman-temannya. Diasingkan keluarganya sendiri. Kehilangan pekerjaan dan kepercayaan dari semua orang.
Sebagian orang masih ada yang merasa iba ke dia dan berkata, "kepada siapa lagi dia bersandar dan bercerita? Di saat semua orang tidak berpihak lagi padanya."
Padahal masih bisa bersandar dan bercerita kepada Yang Maha Kuasa, yang memiliki energi cinta untuk hamba-Nya yang beriman.
Akan ada pula seorang pria yang masih percaya padanya. Seorang pria yang jadi terdepan dan menyiapkan benteng untuk melindungi gadis itu.
Biarkan waktu berjalan dan dua insan itu bisa melewati ujian bertubi-tubi. Suatu saat semesta akan menunjukkan kebenaran dan kesalahan.
***
Berhari-hari menjadi seorang yang pucat seperti tidak ada warna dalam hidupnya. Gadis yang mempunyai mata besar nan tegas sedang becermin sambil merias wajahnya. Dirinya tidak mau terpuruk berlama-lama dan bosan berada di dalam rumah. Ukiran eyeliner yang rapi membuat sepasang matanya tajam. Lipstik merah ceri dapat menutupi bibirnya yang pucat. Gadis yang kini tubuhnya berisi ingin kembali menjalani hidup, walaupun rintangan datang bertubi-tubi.
Postur tubuh jenjang dengan balutan jaket jeans dipadukan kaus putih berdiri tegap. Sesekali ia mengembus napas supaya terlihat tegar dan kuat. Ia sosok gadis yang pantang menangis dan lemah di hadapan semua orang. Senyumnya menyeringai berusaha melawan ketakutan diri. Langkah yang tak gentar menuju keluar kamar itu menunjukkan optimis dan berpikir positif dalam diri. Dialah Shafana Nadzira.
"Mbak Fana mau ke mana? Kok rapi dan wangi gini?" tanya Yumna di belakang Fana. Gadis bertubuh gempal mengernyit sembari melihat Fana membawa tas.
Fana membalikkan badan lantas menjawab, "aku mau balik kerja dong. Bosen di rumah terus. Aku sekalian cari rumah kontrak sementara buat kita. Kemarin, Pak RT sama bapak-bapak bilang, kita harus pindah dan dikasih waktu dua hari. Aku tahu kok gosip dan berita fitnah itu ngarah ke aku. Ya, walaupun aku kecewa karena dikatain hina, padahal desas-desus itu enggak bener. Tapi, aku yakin, pihak manajemen masih percaya sama aku. Mereka pasti mau nolongin aku."
"Mbak Fana belum tahu semuanya. Tapi, Pak Adam bilang jangan kasih tahu apa-apa dulu, biar Mbak Fana enggak stres lagi. Ya Allah, aku jadi bingung ngomongnya," lirih Yumna sambil garuk-garuk rambut.
"Belum tahu apa? Emang selama aku sakit ada apa?" Fana ternyata mendengar suara kecil Yumna dan mulai penasaran.
"Mbak Fana, kalau aku kasih tahu soal semuanya, Mbak janji, ya, enggak marah dan stres. Sebenarnya aku dipesenin Pak Adam buat jangan beban apapun ke Mbak."
"Pak Adam emang banyak nolong aku, tapi aku enggak mau ngerepotin dia lagi."
"Mbak. Heem, Mbak Fana enggak usah kerja lagi sebagai influencer."
"Kenapa?"
"Mbak Tya telepon ke Pak Adam, kalau Mbak Fana dikeluarin dari manajemen. Pasti Mbak Rea yang nyuruh Mbak Tya nyampein itu. Jadi Mbak Fana udah enggak kerja di sana. Mbak Tya udah transfer pesangon buat Mbak Fana."
Raut wajah Fana mulai panik. "Kok bisa gitu?"
"Berita dan gosip tentang Mbak Fana udah tersebar ke mana-mana. Pihak manajemen enggak mau terlibat dalam skandal Mbak Fana. Walaupun sebenarnya itu semua fitnah. Enggak-- di dunia nyata dan di dunia maya, semua orang lagi nyerang Mbak Fana sekarang. Mbak Tya juga udah lepas tangan akun medsos Mbak Fana. Semua akun medsos Mbak Fana jadi milik pribadi bukan lagi di handle manajemen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana (TAMAT)
RomanceDikenal sebagai influencer yang menginspirasi melalui pandainya berias diri, Fana tetap jadi kepribadian yang rendah hati, ceria dan ramah. Hidup di tengah keluarga yang harmonis dan bergelimang harta, nyaris sempurna. Fana juga mempunyai calon suam...