Tempat parkir sekolah taman kanak-kanak dipenuhi oleh mobil dan motor wali murid. Menjelang siang hari, para orang tua menjemput anak-anaknya. Sekumpulan ibu muda dengan penampilan kekinian padahal menunggu anak mereka pulang sekolah. Mereka saling menyapa hingga mengobrol dengan lingkar pertemanan tertentu. Bahkan ada yang tidak pernah melewatkan mengunggah status menjemput anak di sekolah.
Hari ini, pertama kali Fana antar dan jemput Zilfanya di sekolah. Ia tetap dalam pengawasan para pengawal. Mengantar dan menjemput Zilfanya mengerahkan dua mobil. Sudah pasti menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar.
Seorang pengawal membuka pintu mobil untuk Fana. Wanita dengan balutan blouse dan celana kulot itu bergegas masuk ke gerbang sekolah. Orang-orang sekitar menyapanya dengan ramah. Ia pun membalas ramah sapaan mereka. Semenjak Fana memutuskan berkerudung, banyak orang yang segan padanya.
Ternyata kelas Zilfanya masih belajar sambil bernyanyi. Fana belum sempat mencari tempat duduk, tapi seorang ibu muda mempersilakan bangku kosong untuk Fana. Ia berterima kasih, saling bersalaman sekaligus berkenalan dengan sekelompok ibu muda.
"Saya baru ini lihat Bu Fana antar jemput Zilfanya. Biasanya kan Pak Adam atau baby sitternya Zilfanya. Lagi enggak sibuk, ya, Bu?" tanya seorang ibu muda dengan balutan tunik.
Fana terkesiap sembari membatin, "pertama kali, aku disebut Bu Fana."
"Pak Adam lagi di Jakarta, Bu. Saya sempatin waktu buat ke sekolah Zilfanya sekalian belajar," jawab Fana tersenyum.
"Enggak apa-apa, Bu Fana. Kita juga mama muda pada belajar jadi orang tua. Kalau Bu Fana antar jemput Zilfanya, kita bisa sambil sharing soal parenting. Iya kan Ibu-ibu?" ujar seorang ibu muda berkerudung pashmina krem.
"Alhamdulillah, terima kasih, Ibu-ibu. InsyaAllah, saya berusaha meluangkan waktu biar saya bisa sharing sama Ibu-ibu muda di sini," kata Fana.
"Jangan takut ke sekolah ini, ya, Bu Fana. Mama-mama muda di sini udah open minded kok. Bahkan kalau ada kelas atau seminar seputar parenting, kami antusias ikut. Bu Fana ikut aja kelas parenting," ucap seorang ibu muda berpipi tambam.
Fana mengangguk sambil tersenyum terlihat giginya. "Baik, Ibu-ibu."
Fana pikir antar jemput anak sekolah itu melelahkan dan menyebalkan, tapi ternyata dipertemukan dengan sekumpulan ibu-ibu muda kekinian. Ia jadi ingat waktu masih duduk di bangku taman kanak-kanak, setiap antar ke sekolah, Utami mengantar Fana hingga ke kelas dan Utami menunggu di depan kelas untuk menjemput Fana pulang sekolah.
Pikiran Fana seketika berubah tentang Adam. Sudah tiga hari suaminya belum kunjung pulang. Fana melihat ponsel sambil membuka WhetsApp. Adam selalu memberi kabar dan mengirimkan bukti transfer uang untuk istri serta putrinya. Selama tiga hari itu ia merasa ada yang kurang tanpa Adam. Sebagaimana para istri lainnya yang merasakan khawatir jika suaminya belum pulang dari luar kota.
Mas Adam
[Assalamu'alaikum Ndoro Putri, kamu sama Fanya lagi apa? Kirim foto kalian dong, saya kangen sama kalian.][Lagi jauh gini, saya tambah kangen sama kamu, Fana. Saya pengen peluk kamu, tapi saya takut kamu galak, hahaha.]
[Entah kenapa saya enggak bisa berhenti mikirin kamu, Fana.]
[Fana, jangan marah, ya. Saya pengen manggil kamu sayang. Boleh, ya? Aku sayang kamu.]
[Ya Allah, rasanya pengen cepet pulang. Kangen sama judesnya istriku. Maaf, saya lebay, tapi ini yang saya rasakan. Jangan sebel, ya, sama saya.]
[Ndoro Putri, suamimu ini udah transfer 35 juta buat kamu sama Zilfanya. Lebihnya nanti nyusul, ya. Terserah kalian mau jajan apa. Do'ain saya agar selalu dikasih sehat biar bisa bahagiain kalian. I love you, istriku.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana (TAMAT)
RomanceDikenal sebagai influencer yang menginspirasi melalui pandainya berias diri, Fana tetap jadi kepribadian yang rendah hati, ceria dan ramah. Hidup di tengah keluarga yang harmonis dan bergelimang harta, nyaris sempurna. Fana juga mempunyai calon suam...