Serius

482 39 2
                                    

Fana sekarang berada di kantor polisi Surabaya untuk ditunjukkan sesuatu terkait kecelakaan orangtuanya dan dimintai informasi penting. Dalam ruangan dengan penjagaan ketat, Fana, pengacaranya dan beberapa saksi menyaksikan CCTV yang jadi saksi bisu awal mula tragedi kecelakaan itu. Pihak kepolisian mengumpulkan beberapa rekaman video dari berbagai sumber-- sebuah truk yang menabrak mobil Erwin.

Rekaman video CCTV pertama menunjukkan waktu tengah malam, ada lima orang berbaju hitam. Wajah dan tangan mereka tertutup oleh topeng kain dan sarung tangan hitam. Perlengkapan serba hitam disengaja agar tidak dapat dikenali orang lain dan tidak meninggalkan jejak. Dua orang masuk ke bawah truk-- dipastikan untuk merusak rem. Tiga orang lainnya memastikan situasi dan kondisi tempat-- sebuah bengkel. Meski cahaya lampu remang-remang, tapi tanpa disadari ada CCTV yang sedang merekam aksi mereka.

Pada rekaman video CCTV kedua menunjukkan waktu pagi hari. Terlihat seorang supir truk sedang mengobrol bersama seorang montir. Jika dilihat dari gerak-gerik mereka seolah berbicara tentang perbaikan truk. Supir truk itu memberi uang tunai untuk membayar servis truknya, kemudian ia naik dan mengemudi truk ke luar bengkel.

"Saya cuma menemukan gelang cowok yang terjatuh. Biasanya preman yang suka gelang ginian," jelas pemilik bengkel sambil menyerahkan gelang kunci yang bergelantungan di rantai. Gelang itu terbungkus plastik sebagai bukti.

"Tapi Bapak sama sekali enggak tahu mereka?" tanya Fana sembari memperhatikan gelang yang terbungkus plastik.

Pemilik bengkel itu menjawab, "Enggak ee, Mbak. Lah, wong sore, saya dan karyawan lain udah pulang. Bengkel tutup jam empat sore. Anehnya, mereka bisa manjat pagar bengkel yang tinggi banget."

"Berarti mereka komplotan main rapi tapi belum profesional karena mereka lupa ada CCTV dan gelang yang jadi bukti," sela Tyo.

"Tim kami menduga supir truk juga terlibat dalam peristiwa kecelakaan itu. Kalau dilihat dari CCTV jalan raya ini, posisi truk itu sengaja menghampiri mobil Pak Erwin bukan ke mobil lainnya," jelas seorang polisi.

"Kalau supir truk terlibat dalam peristiwa kecelakaan itu, kok dia mau nyawanya ikut melayang? Atau supir truk itu enggak tahu kalau rem truk blong? Biasanya kan kalau dia pesuruh bosnya, dia tetep hidup dan bisa tertangkap," pikir Fana.

"Ya, benar, kata Anda. Sepertinya supir truk itu sengaja dibuat meninggal dunia agar menghilangkan jejak dan tim polisi tidak menyelidiki lewat supir truk itu," duga polisi tadi.

Rekaman video CCTV yang memantau jalan raya dan lalu lintas memperlihatkan truk berukuran sedang itu mengarah ke mobil Erwin. Padahal ada mobil dan motor lain di sekitar, lantas yang jadi pertanyaan besar kenapa truk itu menabrak mobil yang ditumpangi  Erwin, Utami dan stafnya?

Kecurigaan semakin kuat lantaran tidak ada barang-barang yang diangkut truk. Truk berukuran sedang itu hanya membawa badan dan supir saja. Ini akan menjadi tugas penyelidikan tim polisi.

"Ini enggak mungkin murni kecelakaan. Rem blong sengaja dirusak. Waktu penyelidikan, kaki si supir menginjak gas seakan melaju kencang menabrak mobil Pak Erwin. Kemungkinan besar pas si supir mau ngerem juga panik karena blong hingga menimbulkan kecelakaan parah dan kendaraan hancur semua," duga polisi itu.

"Saya harap bapak-bapak polisi bisa nemuin siapa dalang di balik kecelakaan orangtua saya. Saya pengen pelakunya dihukum setimpal," geram Fana.

"Apa Pak Erwin dan Bu Utami punya saingan atau musuh selama ini?"

"Ada sih, Pak. Saingan bisnis dan di tempat kerja Papa saya tentu ada. Sebelum kecelakaan orangtua saya, saya ada masalah sama mantan tunangan saya."

"Mantan tunangan Nona Shafana, bisa jadi daftar orang yang perlu kami periksa."

Fana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang