Perkara Bubur Ayam

646 41 9
                                    

Ternyata masalah kemarin belum selesai bagi Andra dan kedua orangtuanya. Buktinya, pagi buta mereka bertamu di rumah Fana. Lelaki yang telah mengecewakan Fana hanya datar tanpa bersuara. Justru mama dan papa Andra yang angkat bicara supaya masalah diselesaikan dengan baik dan damai.

"Kami banyak minta maaf kepada Pak Erwin dan Bu Utami atas kesalahan Andra. Saya udah tegur Andra agar jaga hati saat berjauhan dengan Fana. Saya yakin pertunangan sebagai keseriusan Andra ke Fana. Fana, jangan gegabah mengambil keputusan untuk membatalkan pernikahan kalian," tutur Heni.

"Saya dan istri sebenarnya sama dengan Fana-- kecewa berat dan sakit hati, apalagi pas dengar podcast dari Andra. Saya bisa aja, menuntut Andra atas pencemaran nama baik keluarga saya, tapi saya masih ingat kebaikkan Pak Rifa'i dan Bu Heni. Saya hormati keputusan Fana untuk memutuskan pertunangan dan tidak melanjutkan pernikahan nanti," jelas Erwin, papa Fana.

Fana menilik ekspresi Andra yang datar dan raut wajah yang seolah tidak merasa bersalah. Meski perbuatan Andra sudah diketahui Fana, justru Andra tidak memperlihatkan perjuangan untuk kembali ke Fana.

Perempuan bermata tajam itu menyeringai. "Fana lihat yang berjuang agar Fana dan Andra kembali itu cuma Tante Heni dan Om Rifa'i, bukan Andra. Kok Andra kelihatan santai dan pasrah? Harusnya kalau bener-bener cinta sama Fana diperjuangin dong."

"I put a lot of effort for you, Fana. Kurang apa lagi?" kilah Andra terlihat panik. (Aku banyak upaya untukmu, Fana.)

"Effart effort, yang ada kamu bikin repot tahu enggak!"

"Loh, justru kamu yang bikin repot diri sendiri! Ngapain ngintilin aku sampai segitunya. Kamu nyuruh orang biar bisa nguntit aku, iya kan?"

"Heh, aku enggak pernah mau tahu dan selama ini percaya sama kamu. Tapi ada aja orang-orang yang ngasih tahu perbuatan kamu di belakang aku. Mereka enggak pengen aku nyesel udah milih kamu jadi pasangan. Mohon maaf, Tante dan Om, anaknya aja ngelak terus. Kayaknya Andra emang enggak mau nerusin hubungan ini."

"Andra!" tegur Rifa'i geleng-geleng kepala melihat sikap putranya.

Andra beranjak dan meninggalkan ruang tamu dalam kondisi memanas. Ia mengibas jaket karena mulai kegerahan menghadapi Fana.

"Abis ini pasti kamu playing victim ke media sosial mana pun, merasa korban tersakiti. Soalnya lagi tren kayak gitu sih," ledek Fana sembari menyilangkan tangan.

"Udah, Fana," ucap Utami supaya mengakhiri situasi memanas.

Bayang-bayang Andra tidak terlihat lagi di ruangan. Kepergian lelaki itu disusul oleh orangtuanya. Namun kecewa, sakit hati dan emosi menggebu di hati Fana, Erwin dan Utami. Tidak disangka pertunangan dan kisah cinta mereka yang diidamkan orang lain sudah kandas.

Fana terus memainkan jari mewakili perasaan yang campur aduk, dan bergumam, "Laki-laki mana lagi yang harus kupercaya selain Papaku?"

Suasana cerah pagi yang masih terasa embun tidak berhubungan dengan suasana di dalam rumah Fana sedang perang dingin.

***

Sepanjang perjalanan mengendarai motor, Fana teringat kembali selama ini yang memberitahu tentang sikap Andra yang bermain api adalah para penggemar Fana sendiri. Mereka tidak rela jika Fana meneruskan hubungan dengan Andra berani mendua di belakang Fana. Meski sedang mengendarai motor di tengah banyak kendaraan, gadis itu tetap fokus pada jalan raya.

"Kami sayang Kak Fana. Kami enggak mau dan enggak rela Kak Fana jatuh dipelukan orang yang salah. Kami melakukan begini, karena kami peduli sama Kak Fana." Ucapan para penggemar Fana masih terngiang-ngiang dalam ingatan Fana.

Fana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang