Tiada Malam Pertama

374 17 0
                                    

Setiap pengantin baru pasti menantikan momen malam pertama yang terindah. Berbeda dengan Fana biasa saja bahkan hanya memakai piyama panjang dan kerudung.

Sebelum tidur, perempuan muda itu melakukan ritual perawatan kulit. Di kamar ini tidak ada yang spesial bernuansa romantis karena terikat perjanjian pernikahan. Fana enggan disentuh Adam karena tidak ada cinta.

Sama seperti kebiasaan sebelum menikah, usai perawatan kulit di malam hari, Fana bergegas ke kasur sembari berdoa sebelum tidur. Ia belum sempat menarik selimut, pintu kamar dibuka oleh Adam. Perempuan itu memasang wajah sinis saat kedatangan suaminya. Sementara Adam canggung karena satu ranjang dengan Fana.

Antara canggung dan takut kala Adam mendekati kasur. Lirikan tajam perempuan itu seolah memberi peringatan tidak ada sentuhan seperti sepasang kekasih yang bercinta. Adam sesekali mengangguk sambil tersenyum kepada Fana.

"Ingat perjanjian pernikahan kita, ya, Mas," tegur Fana.

"Iya, saya selalu ingat," kata Adam, "tapi kenapa kamu masih pakai jilbab?"

"Terserah saya dong mau pakai jilbab! Sewot banget," ucap Fana ketus.

"Saya udah tahu bentuk rambutmu. Ya, walaupun kita enggak ada malam pertama, minimal buka jilbab di hadapan suami dapat pahala. Aneh, ya, kamu. Foto-fotomu enggak berhijab di Enstagram dilihat banyak orang, tapi kamu malah pakai jilbab di hadapan suami sendiri," ledek Adam menyeringai.

Fana geram lantas membuka kerudung langsungan. Rambut panjangnya jadi acak-acakan dan menutupi wajah. "Udah kan! Puas? Kalau saya buka jilbab di hadapan Mas, jangan mesum, ya. Awas aja!"

Adam bergumam, "mesum sama istri sendiri juga dapet pahala kok."

"Awas, kalau Mas Adam mesum sama saya! Ya udah, Mas tidur duluan."

"Kamu duluan aja yang tidur."

"Enggak. Saya curiga Mas Adam bakal macem-macem sama saya."

"Astagfirullah, saya enggak bakal macem-macem. Buruan tidur!"

Fana tiba-tiba punya ide yang membuatnya beranjak dari kasur. Ia membuka lemari untuk mengambil sebuah selimut. Adam mengernyit melihat tingkah istrinya.

Fana menyodorkan selimut untuk Adam dan berkata, "ini selimut buat Mas Adam."

"Lah, ini kan ada. Satu selimut sama kamu," ujar Adam sontak terperanjat.

"Saya enggak mau satu selimut sama Mas, bahaya nanti."

"Mau tidur aja ribet. Capek banget."

"Jangan mesum, ya, Mas!"

"Nggeh, ndoro putri Fana."

Perdebatan dua insan ini telah usai. Namun hampir saja merebahkan diri masing-masing, pintu kamar terbuka. Pasangan suami istri itu dikejutkan dengan kehadiran Zilfanya sambil membawa boneka. Adam dan Fana saling mendengus dengan kesabaran.

"Daddy, Mommy," panggil Zilfanya.

"Fanya kok belum tidur?" tanya Adam.

Zilfanya geleng-geleng lantas menjawab, "Fanya boleh bobok sama Daddy dan Mommy, enggak? Fanya pengen bobok di sini."

"Aslinya aku risih kalau tidur denger suara anak-anak, apalagi ini tidur bareng anak. Tapi, kayaknya dengan Zilfanya tidur di sini, bisa menghalangi Mas Adam mau genit sama aku," batin Fana.

Adam kebingungan sembari menggaruk tengkuk. "Eee, Fanya bobok sama Grandma aja, ya."

"Sini, Fanya, bobok sama Mommy Fana." Fana melambai-lambai hingga Zilfanya berlari ke ibu sambungnya.

Fana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang