Kecewa, marah dan pilu berkecamuk dalam diri Fana. Meski wajah ayu itu terpoles riasan, tapi aura tampak tersulut amarah. Keluarga sendiri yang semestinya menjadi tempat ternyaman, ternyata di antara mereka bisa jadi musuh bagi Fana. Ia tidak menyangka bahwa paman dan sepupu laki-lakinya bersekongkol dengan Andra. Padahal Saputra adik kandung dari pihak Erwin, selicik itu menyingkirkan kakak kandung dan iparnya sendiri.
Adam selalu memperhatikan Fana yang terdiam selama di mobil Elwhard. Namun melihat napas Fana yang berpacu cepat seolah sedang memendam emosi. Pria dengan balutan blazer hitam itu berniat menggenggam tangan Fana, bermaksud menenangkannya, tapi ia urungkan.
Adam melihat tangan istrinya yang gemetaran. Ia seketika mencemaskan kondisi Fana. Khawatir, trauma Fana muncul jika mengingat kepedihan yang pernah dialami.
"Are you okay, Ndoro Putri?" tanya Adam.
"Ya, I'm okay, Mas," jawab Fana sembari menghela napas.
"Tanganmu gemetaran. Apa sebaiknya kamu minum obat dulu? Kalau kamu lagi sakit, bisa batalin puasa. Apa kamu bener-bener siap hadir di persidangan hari ini?"
"Mas. Apa jangan-jangan, cowok bertopeng yang nyaris melecehkan aku d hotel itu saudara sepupuku sendiri?"
"Fana, tenang, ya. Kamu pengen kasus ini selesai kan? Kita ikuti prosesnya. Pengacara kamu juga berusaha membantu kamu. Semoga hasil keputusan hakim bisa adil dan bijak."
Fana menoleh ke Adam dengan tatapan mengembun. "Mas Adam tetap di samping saya, ya. Saya juga takut menghadapi semuanya sendirian."
"InsyaAllah, saya tetap di samping kamu."
"Enggak tahu kenapa tiba-tiba dada saya sesak dan tangan saya makin gemetaran?"
Adam tidak tega melihat kondisi Fana sontak memeluknya. Pria itu tidak peduli dengan reaksi Fana jika tiba-tiba menolak pelukan Adam. Yang terpenting, ia ingin menenangkan sang istri yang ketakutan. Adam perlahan menyandarkan kepala Fana di pundaknya. Ternyata tidak ada tanda penolakan dari Fana.
Mobil Elwhard yang ditumpangi Fana dan Adam berhenti di depan pengadilan negeri. Di luar sana, banyak wartawan yang sudah menunggu kehadiran pasangan itu. Namun ada penjagaan ketat agar Adam dan Fana merasa aman dari kerumunan wartawan.
Dari dalam mobil, Adam tidak berpikir panjang lantas menggenggam tangan Fana. Pria itu mengangguk supaya meyakinkan Fana. Tampaknya, Fana sedang kalut dengan pikiran dan perasaannya sendiri, sehingga tidak peduli disentuh oleh Adam.
"Mas, saya belum biasa dikerumuni banyak wartawan," ucap Fana.
"Tenang aja. Saya bakal lindungi kamu. Yuk, bismillah, bisa," kata Adam.
Adam membuka pintu mobil dan para pengawal sigap melindungi untuk pasangan suami istri itu. Pria bertubuh atletis itu lantas memeluk Fana untuk melindungi dari ramai wartawan. Keduanya tersenyum saat di hadapi beragam pertanyaan dari para wartawan.
"Kita ikuti prosesnya dan lihat hasilnya. Teman-teman wartawan do'akan Fana, semoga keadilan berpihak pada istri saya," ujar Adam kepada para wartawan.
Dua insan itu berhasil melewati para wartawan hingga tiba di depan pintu pengadilan negeri. Ternyata kehadiran Fana dan Adam lebih awal, jadi ruang persidangan belum dimulai sidang. Keduanya lantas mencari tim pengacaranya di sepanjang teras pengadilan negeri.
Langkah kaki Adam dan Fana sampai ke depan mushola pengadilan negeri. Lirikan Fana mengarah ke seorang wanita yang menengadah-- memanjatkan doa. Adam yang sibuk celingak celinguk keberadaan tim pengacara, sementara Fana justru melangkah ke mushola. Wanita itu tercengang melihat Kirana dengan balutan mukena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fana (TAMAT)
RomanceDikenal sebagai influencer yang menginspirasi melalui pandainya berias diri, Fana tetap jadi kepribadian yang rendah hati, ceria dan ramah. Hidup di tengah keluarga yang harmonis dan bergelimang harta, nyaris sempurna. Fana juga mempunyai calon suam...