Pulang Ke Jogja

357 27 8
                                    

"Mbak Fana enggak milih naik pesawat aja?" tanya Yumna.

"Aku pengen naik kereta, bisa rebahan santai, nikmati pemandangan alam," jawab Fana.

Dua gadis itu duduk tenang di kereta eksekutif jurusan Jakarta-Yogyakarta. Para penumpang lain mulai memasuki kereta. Fasilitas di dalamnya sejuk, nyaman, bersih dan bagus. Pagi ini waktunya Fana pulang ke Yogyakarta, tapi terpisah dari tim manajemennya yang memilih naik pesawat.

Gadis dengan balutan kardigan cokelat tua itu membuka tirai jendela kereta. Jemarinya lantas berselancar membuka kamera gawai. Fana ingin membuat video mini vlog 'sehari dalam hidupku' yang bakal diunggah pada aplikasi Enstagram dan Tak-Tik. Sementara Yumna membalur minyak angin aromaterapi di leher, supaya tidak mabuk perjalanan.

Seorang pramugari kereta eksekutif menghampiri Fana dan Yumna untuk menyuguhkan makanan dan minuman. Yumna berbinar-binar saat disuguhi roti dan sebotol jus buah. Padahal di hotel sudah sarapan, tapi ia tidak bisa menahan diri untuk makan lagi. Lain hal dengan Fana-- sekadar menaruh makanan dan minuman di nakas.

"Kak Shafana, ya?" tanya pramugari itu semringah.

Fana menoleh pramugari cantik sembari menjawab, "Ya, Kak. Saya Fana."

"Aaaa, akhirnya bisa ketemu idolaku di dunia kecantikan! Saya fans Kak Shafana. Soalnya Kak Shafana jadi inspirasi saya buat make up. Boleh, enggak, izin foto bareng?"

"Wah, seneng banget, saya bisa jadi inspirasimu buat dandan. Berarti kamu juga termasuk di grup Elegram fans Fana? Tentu aja, boleh."

"Iya, Kak. Demi apa, bisa ketemu Kak Shafana? Biasanya cuma lihat Kak Shafana lewat sosmed." Pramugari muda itu bergegas mengambil gawai dari dalam saku seragam.

Fana beranjak dari bangku, kemudian melewati Yumna yang terhimpit bangku. Pramugari itu mempersiapkan diri dan kamera untuk foto bersama Fana. Ada beberapa foto bareng yang dijepret oleh pramugari itu. Ia senang bisa bertemu dengan Fana sekaligus menyapanya. Fana merangkul salah satu penggemarnya seperti teman dan memberi semangat dalam bekerja. Influencer cantik itu kembali duduk di dekat jendela kereta.

"Saya udah lihat Kak Shafana tampil di Energo Fashion Show. Kakak cantik banget! Terus, cocok loh sama Kak Adam. Coba deh, Kak Shafana baca chat di grup Elegram, banyak fans dukung Kak Shafana sama Kak Adam," jelas pramugari itu dengan antusias.

"Oh, iya, nanti saya cek grup Elegram. Tapi, saya sama Pak Adam cuma sebatas profesional. Sekarang saya mau menikmati kesendirian dulu. Belum mikirin pasangan, hehe."

"Sekarang sebatas profesional, siapa tahu nanti jadi pasangan serasi fenomenal. Daripada sama yang kemarin, Kak. Kami ikut emosi tahu! Semoga Kak Shafana nemuin cowok yang lebih baik dari yang sebelumnya."

"Terima kasih antusiasnya, hehehe."

"Kalau begitu, saya izin pamit karena harus kembali kerja. Selamat menikmati perjalanan di kereta eksekutif kami, ya, Kak."

"Baik, semangat kerja buat kamu."

Seorang pramugari itu pergi-- kembali menjalankan tugasnya. Yumna usil ke Fana dengan bersiul karena bosnya dipasangkan aktor tampan nan terkenal. Wajah Fana melekuk berarti tidak suka mendengar nama dan membayangkan rupa Adam.

"Ciye, ciye, ciye. Jangan terlalu benci sama Pak Adam itu, nanti jadi falling in love," goda Yumna.

"Dih, seorang duda itu bukan tipeku. Apalagi dia punya anak. Kamu tahulah, I don't like kids," bantah Fana.

"Ya, daripada sama cowok yang single, entar kayak Mas Andra lagi."

"Aduh, aku enggak mau mikirin cowok dulu! Sekarang, aku sendirian tanpa orangtua, ada banyak hal yang harus dipikirkan dan diprioritaskan untuk bertahan hidup."

Fana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang