Situasi yang Sulit

317 22 0
                                    

Sebelum menjawab pinangan dari Adam, Fana diam lantas melihat Zilfanya. Tatapan anak perempuan itu penuh harap kepada Fana. Sementara Yumna menunduk, antara terkejut dan tidak bisa berkutik telah menjadi saksi Adam melamar Fana menjadi istrinya. Kejadian yang tidak pernah terpikirkan oleh Fana, seorang duda beranak satu mengajaknya menikah.

Ruang tamu yang sejuk makin dingin karena suasana yang tidak biasa ini. Adam hanya menatap minuman dan cemilan yang tersaji di meja tamu. Pria itu sudah menduga raut wajah Fana merengut seolah tidak suka dengan pernyataannya. Meski tetap santai dan tenang, sebenarnya Adam gugup sambil bermain jemari kakinya.

"Pak Adam bisa kita bicara antara orang dewasa," ujar Fana.

Adam mengerti maksud Fana lantas menoleh Zilfanya. "Fanya main di kamar dulu, ya. Daddy sama Tante Shafana mau ngomong serius."

"Tapi, Tante Shafana mau kan jadi Mommy baru Zilfanya?" harap Zilfanya dengan mata berkaca-kaca.

"Makanya Tante Shafana sama Daddy mau ngomong serius dulu. Nanti jawabannya bakal dikasih tahu sama Fanya, ya." Adam berusaha membujuk Zilfanya sembari membelai rambut putrinya.

"Baik, Daddy. Fanya mau ke kamar dulu, ya."

Zilfanya pergi meninggalkan ruang tamu tapi pandangannya ke Fana. Putri cantik nan imut merasakan debaran karena penasaran dengan jawaban Fana. Adam dan Fana memantau Zilfanya agar benar-benar masuk kamar. Lain hal dengan Yumna jadi patung di antara dua manusia berparas judes itu. Gadis berpipi tambam itu hanya menyimak sambil mengunyah cemilan kering dan renyah.

"Pak Adam nolong saya ada maksudnya, ya. Saya harus balas budi dengan menikah sama Anda. Berarti Pak Adam pamrih dong?" ucap Fana ketus.

"Tentu, saya punya maksud. Kita bisa jadi simbiosis mutualisme. Saya udah ngumpulin sesuatu yang saya dapat buat membersihkan namamu. Nolong kamu pasti bikin kita sering ketemu. Kalau saya berpihak sama kamu belum ada ikatan pernikahan, jadi fitnah lagi antara kamu dan saya. Makanya, saya pengen menikahi kamu, biar nanti mematahkan fitnah. Selain itu, kalau kita bersama, enggak ada orang jahat yang bakal ganggu kamu lagi. Tapi, semua keputusan ada di kamu," jelas Adam.

"Sebenarnya cowok duda itu bukan tipe saya, apalagi duda punya anak. Saya berprinsip pantang jadi istri kedua dari seorang duda. Selain itu, saya enggak suka anak kecil yang ribet, berantakan dan berisik. Saya pernah memutuskan child free waktu masih tunangan sama mantan saya. Saya pengen nikah tapi karier tetap jalan. Saya juga enggak bisa masak dan melakukan pekerjaan rumah tangga karena dari saya kecil, orangtua saya selalu mengandalkan asisten rumah tangga."

Adam menilik pernyataan Fana. Ia pertama kali bertemu gadis yang berbeda dari gadis lain. Selama Adam menyandang status duda anak satu, banyak gadis bahkan janda muda berusaha mendekatinya, tapi mereka memandang Adam sebagai aktor terkenal.

Berbeda dengan Fana yang sama sekali tidak tertarik pada Adam. Ditambah Fana tidak suka anak kecil. Padahal Fana tahu Adam tampan, popular dan bergelimang harta, tapi tidak terlena oleh semua itu. Di saat perempuan lain mengidolakan dan berusaha mendekati Adam-- berharap jadi pendamping hidup, tapi Adam menjatuhkan pilihan kepada Fana.

"Pak Adam udah baik sama saya dan saya berterima kasih sekali. Saya bakal coba menangani masalah sama keluarga saya atau keluarga staf yang jadi korban kecelakaan sama orangtua saya," ujar Fana.

Adam mengangkat salah satu alis dengan tatapan sinis. "Keluarga besar kamu? Yakin?"

"Apanya?" Fana mengernyit bingung.

"Waktu kamu di RS kemarin, saya memerintahkan dua pengawal nyamar jadi tetanggamu, mereka pergi ke rumah lamamu yang di tempati keluarga besarmu. Saya pengen ngabarin kondisi kamu ke keluargamu. Kamu mau denger rekaman omongan keluarga besarmu?" Adam cekatan membuka file rekaman suara lantas menyodorkan ponsel kepada Fana.

Fana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang