BAB 12: Menunggu

1.1K 247 15
                                    


Ini kali pertama Sahna datang ke kantor Saga. Lelaki itu mengajak Sahna ke kantor, untuk melakukan beberapa hal, sebelum mereka pergi menonton film. Saga sengaja mengajak Sahna menonton film sore hari, ketika semestinya belum waktunya Saga pulang kerja. Dia sengaja mengajak Sahna ke kantornya dengan alasan ada urusan, yang sebenarnya terjadi adalah dia ingin memamerkan istrinya kepada rekan kerjanya.

Sangat kekanakan, tetapi Saga ingin melakukannya. Sebab, dia mendengar pembicaraan bawahannya kalau mereka tidak pernah melihat istri Sagara ke kantor.

"Di kantor ada namanya Pak Nova. Dia orangnya ceria banget. Kalau di kantor Pak Nova nggak datang, rasanya langsung sepi. Pak Nova ini biasanya yang menghubungi kontraktor," cerita Saga. Dia menyetir mobil dengan tenang, bibirnya bergerak menceritakan mengenai salah satu karyawannya.

"Laki-laki namanya Nova?" tanya Sahna dengan antusias. Wajahnya terlihat ceria, kedua alisnya terangkat, dan senyumnya lebar. Melihat itu, membuat jantung Saga berdebar. Setelah sekian lama, akhirnya Sahna mulai menunjukkan ketertarikan berbicara dengan Saga.

"Memangnya, nggak boleh laki-laki namanya Nova?"

"Nggak gitu, Mas. Biasanya nama Nova itu cewek," sahut Sahna. "Benar Nova? Bukan Noval?"

"Masa bapak-bapak namanya Noval?"

"Sejak kapan nama dilihat dari umur?" balas Sahna. Lalu, keduanya tertawa.

"Ayo, ikut," ajak Saga. Kini, keduanya sudah sampai kantor. Saga sudah turun dan membuka pintu mobil di sisi Sahna. Diminta demikian, Sahna menaikkan kedua alisnya. "Aku kenalin ke Pak Nova."

Tanpa berkata apa-apa, Sahna mengangguk. Saga mengulurkan tangan kanannya untuk membantu Sahna turun. Sejenak, Sahna ragu melihat tangan Saga. Tapi, dia akhirnya mengulurkan tangannya dan menyambut tangan Saga.

Sahna tidak tahu, bahwa ketika tangannya menyentuh tangan Saga, lelaki itu sempat menahan napas.

***

Saga datang dengan wajah ceria, dia mengajak Sahna masuk ke kantor. Di sana mereka disambut Pak Nova dengan wajah tak kalah ceria.

"Wah, akhirnya Bu Saga datang ke sini," ucap Pak Nova sambil mengulurkan tangan ke arah Sahna. Lalu, dia melirik ke arah Saga. "Cantik sekali!"

Sahna tersenyum dan mengangguk dengan canggung.

"Tunggu di sini, ya. Aku mau bicara dengan Pak Nova sebentar," ucap Saga. Lalu, dia mengajak Pak Nova ke ruang kerjanya.

Sahna duduk di sofa yang disediakan di ruang tamu. Tak lama kemudian, seseorang masuk. Orang itu mengenakan kemeja dan rok selutut, wajahnya kecil, dan terlihat cantik. Sejenak, Sahna dan perempuan itu saling memandang, lalu perempuan itu mendekat.

"Istrinya Pak Saga?"

Sahna langsung berdiri dan mengulurkan tangannya. "Sahna."

Perempuan itu tersenyum lembut. "Ayana sekretaris Pak Saga."

Sahna mengangguk, kemudian tersenyum.

"Mau minum kopi atau teh?" tawar Ayana.

"Eh, nggak perlu. Kita cuma sebentar di sini," tolak Sahna. Lalu, Saga dan Pak Nova keluar dari ruangan Saga.

"Yuk," ajak Saga begitu berdiri di samping Sahna.

"Mau ke mana, nih?" celetuk Ayana. Pada moment tersebut, Sahna menoleh ke arah Ayana. Tiba-tiba perasaannya menjadi aneh. Sahna melihat sesuatu yang berbeda dari tatapan Ayana dan nada suaranya. Benarkah dia hanya sekadar rekan kerja Saga?

Jodoh Untuk SahnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang