BAB 48:

536 48 0
                                    


Udara hari itu terasa dingin dan di langit awan tipis berwarna abu-abu nyaris putih. Burung-burung terbang ke sana kemari memberikan hiasan di hamparan abu-abu itu. Di sisi lain, Augi baru saja sampai di kampus. Seperti biasa, dia memarkirkan motornya, melepas helm lalu meletakkannya ke atas kaca spion.

Saat ini masih pukul tujuh pagi, belum banyak mahasiswa yang datang ke kampus. Kalau saja tidak ada jam pertama, Augi tidak akan datang sepagi ini. Perempuan muda itu melakukan peregangan sesekali, lalu dia melihat motor yang sangat dikenalnya baru saja masuk ke area parkir.

Mendadak, dada Augi berdebar. Dia merapikan baju dan rambutnya, lalu pura-pura tidak melihat si pemilik motor.

"Au!" panggil seseorang. Augi menoleh, dia melihat Halil berlari kecil ke arahnya. Lelaki itu terlihat cerah dengan wajah yang masih bersih dan terlihat tampan. "Tugas dari Pak Bima sudah?" tanya Halil begitu sampai di depan Augi.

"Sudah," kata Augi. Dia terlihat tegang.

Halil menengadahkan tangannya ke arah Augi. "Lihat."

Augi mendesah. "Kamu nggak ngerjain?"

"Bukan begitu," kata Halil. Keduanya mulai berjalan berdampingan meninggalkan area parkir. "Aku cuma mau mencocokan. Nggak boleh?"



cerita selengkapnya bisa dibaca di Karyakarsa!

https://karyakarsa.com/wulankenanga/jodoh-untuk-sahna-bab-48




Jodoh Untuk SahnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang