32. TANTANGAN TAWURAN

1.2K 128 20
                                    

Yogi, Lukas, dan Tomi tidak terima kalau mereka kalah dalam tawuran kemarin. Dia berencana mengajak lebih banyak kawan-kawannya dari SMA lain untuk kembali menantang Renma. Tujuan Yogi selaku ketua geng SMA Dunia Nusantara adalah merebut gelar Singa Jakarta yang menjadi julukan Renma. Ia ingin diakui sebagai ketua geng terkuat.

"Kita harus cari cara buat bikin si Renma bertekuk lutut di hadapan kita!" ujar Yogi dengan mengepalkan tangan, lalu ia meninju tembok gudang sekolahnya.

"Iya. Kali ini kita harus menang karena kita udah ngumpulin banyak bala bantuan," timpal Lukas.

"Gue setuju." Tomi mengangguk "Apa pun yang terjadi, kita harus menang. Biar sekolah kita menjadi sekolah yang paling ditakuti."

"Ayo kita ke SMA Mulia Bakti buat ngasih surat tantangan!" ajak Yogi.

Yogi, Lukas, dan Tomi pun bergegas menuju SMA Mulia Bakti. Mereka langsung menemui Vino selaku orang yang dianggap tangan kanan Renma. Awalnya Vino mencoba mengabaikan mereka. Tapi karena tak mau berkelahi di pagi hari, dia akhirnya menerima surat tantangan itu.

Vino memasuki kelas, melihat Renma yang asyik membaca buku Matematika. Kemudian ia meletakkan surat tantangan yang ia terima di atas meja sahabatnya itu. Renma mendongak, melihat Vino yang kini berada di depannya.

"Yogi ngasih kita surat tantangan lagi, Ren," kata Vino.

Renma mengambil surat tantangan itu. Tanpa membacanya, Renma merobek-robek surat tantangan itu, lalu membuangnya ke tong sampah. Remaja itu sudah tak peduli lagi dengan segala macam surat tantangan yang datang padanya. Ia hanya ingin hidup normal seperti kedua saudara kembarnya.

"Kenapa langsung dibuang?" tanya Vino heran.

"Gue nggak ada waktu buat ngeladenin sampah kayak Yogi. Tujuan gue udah jelas. Gue mau masuk ke SMA Albayan." Renma kembali duduk di tempat duduknya.

"Oke. Kalau itu keputusan lo, gue akan dukung. Tapi kalau mereka mukulin teman-teman kita kayak kemarin, gimana?"

Renma menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya. "Gue nggak peduli sama mereka. Bagi gue, yang terpenting sekarang cuma Bunda gue."

Vino mengangguk mengerti apa yang dirasakan sahabatnya. Bu Inayah memanglah sosok ibu yang sangat hangat. Hanya dalam tiga bulan, ia mampu membuat Renma banyak berubah. Dari penampilan, ibadah, sampai prestasi.

"Kalau gue punya ibu seperti Bunda lo, gue bakalan ngelakuin hal yang sama. Jangankan elo yang memang anak kandungnya! Gue aja juga ngerasa nyaman main ke rumah lo karena sikap Bunda lo yang selalu ramah dan hangat," batin Vino.

Renma sudah merasa nyaman menjalani hari-harinya sebagai pelajar normal. Berangkat sekolah, menerima pelajaran, pulang sekolah, tidur siang, belajar, lalu menonton televisi bersama keluarga. Kehidupan tenang tanpa harus memikirkan adu otot. Bercanda tawa bersama keluarga di waktu luang, bukan balapan liar yang sempat merenggut nyawanya atau menenggak minuman keras.

Sepulang sekolah, Yogi mengirim sebuah video di mana ia menyekap Karin. Mengikat kedua tangan gadis itu dengan tali, juga membungkam mulut gadis itu dengan kain. Yogi sangat tahu kalau Renma sudah tidak tertarik menanggapi tantangannya. Oleh karena itu, dia menggunakan cara kotor untuk memicu kemarahan Renma.

"Karin?" Renma terpental kaget.

Renma cepat-cepat menghubungi nomor tak dikenal yang mengiriminya video penyekapan tersebut. Tak lama menunggu, suara tawa Yogi menggelegar di telinga Renma.

Pelukan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang