35. ULANG TAHUN BUNDA PART B

1K 133 64
                                    

Tak terasa sudah 7 hari sejak Renma bekerja paruh waktu di restoran nasi padang. Ia berhasil mengumpulkan upah 350 ribu, ditambah uang saku sekolahnya yang ia tabung 30 ribu per hari selama seminggu dengan total 210 ribu. Jika keduanya diakumulasikan, Renma berhasil mengumpulkan uang sebanyak 560 ribu.

"Hm ... besok Bunda ulang tahun nih. Enaknya beli kado apa, ya?" Renma menggaruk rambutnya yang tak terasa gatal. Sudah sejak seminggu yang lalu Renma kebingungan memilih kado yang tepat untuk Sang Bunda.

Dari balkon kamarnya yang berada di lantai dua, Renma melihat Sang Bunda sedang asyik merawat tanaman. Kalau diperhatikan lebih detail lagi, tanaman yang paling banyak dikoleksi Bundanya adalah anggrek. Berbagai macam tanaman anggrek tampak menghiasi tiap-tiap sudut halaman dan sepanjang tembok, juga pagar. Dari anggrek bulan, anggrek kasut kumis, anggrek sendok, anggrek bulan bintang, anggrek kerlip, anggrek jamrud, anggrek hartinah, anggrek jingga, anggrek larat, anggrek pandan, dan anggrek hibrida.

"Iya! Anggrek! Bunda paling suka sama tanaman anggrek." Renma langsung memasuki kamarnya, merah ponselnya, lalu melihat-lihat harga tanaman anggrek di Jakarta.

"Eh tunggu! Gue mau beliin anggrek apa ya? Kayaknya Bunda udah punya semua deh. Apalagi anggrek bulan!" Renma merebahkan tubuhnya ke atas kasur, lalu memejamkan matanya. Mengingat kembali nama-nama anggrek yang sudah dimiliki oleh Sang Bunda.

"Bunda udah punya anggrek bulan, anggrek kasut kumis, anggrek sendok, anggrek bulan bintang, anggrek kerlip, anggrek jamrud, anggrek hartinah, anggrek jingga, anggrek larat, anggrek pandan, dan anggrek hibrida," pikir Renma yang berhasil mengingat semua jenis anggrek yang dimiliki Sang Bunda.

Remaja itu bisa hafal karena nyaris setiap sore membantu Sang Bunda merawat anggrek dan tanaman yang lainnya. Sesekali Bundanya juga menjelaskan nama-nama panggilan dan nama-nama ilmiah dari anggrek yang ia rawat.

Renma kembali melihat layar ponselnya. "Bunda belum punya anggrek yang ini nih!" Ia menunjuk gambar anggrek kebutan, sebuah tanaman cantik berbunga oranye.

Renma segera bergegas keluar dari kamarnya untuk pergi ke toko bunga. Setiap toko bunga yang ditunjukkan google maps sebisa mungkin ia singgahi untuk menanyakan apakah mereka menjual anggrek kebutan yang ia cari. Namun sayangnya, toko-toko yang ia singgahi hanya menjual anggrek bulan atau anggrek hibrida.

Ulang tahun Bu Inayah akan dilaksanakan besok malam. Namun Renma masih belum menemukan anggrek yang ia mau sampai hari esok pun tiba. Renma kembali berkeliling kota Jakarta sepulang sekolah demi mencari anggrek yang ia mau. Sebenarnya ia udah menjumpai jenis anggrek tersebut di sebuah toko, namun anggrek yang dijual terlihat kurus, daunnya rusak, dan batangnya ringkih. Tentu Renma tak mau membeli anggrek semacam itu untuk ulang tahun Bundanya. Saat ia mulai lelah mencari, akhirnya ia menemukan sebuah toko bunga mewah yang menjual anggrek jenis tersebut. Tanpa pikir panjang, Renma segera memasuki toko bunga tersebut.

"Harganya berapa?" tanya Renma.

"Harganya tujuh ratus ribu," jawab penjual.

Mulut Renma seketika menganga tak percaya mendengar harga yang penjual itu katakan. Bagaimana mungkin harga sebuah tanaman bisa semahal itu? Renma mendadak bingung, mengingat uang yang ia miliki hanya sebesar 500 ribu karena ia telah menghabiskan 60 ribu untuk membeli bensin, berkeliling ke hampir semua toko bunga demi mendapatkan anggrek kebutan.

"Apa nggak bisa lima ratus ribu aja?" Renma memberanikan diri untuk menawar.

Si penjual tertawa mendengar penawaran Renma, mengingat toko bunga miliknya adalah toko bunga dengan harga pas dan tidak menerima penawaran.

"Dik, beli tanaman lainnya aja yang harganya pas di kantong kamu," saran penjual itu.

"Tapi Bunda saya sangat menyukai tanaman anggrek, Bu," jelas Renma. "Tolong, Bu! Beri saya diskon dua ratus ribu."

"Nggak bisa, Dik. Tanaman anggrek kebutan sangat perlu perawatan khusus kalau di Jakarta. Karena di Jakarta udaranya tak sesegar di daerah puncak. Wajar kalau harganya agak mahal."

"Tolong, Bu!"

Saat Renma dan penjual tersebut berbincang-bincang, sebuah truk ekspedisi tiba-tiba datang dan terhenti di depan toko. Si sopir turun dari truk, lalu mulai mengeluarkan beberapa tanaman dari dalam truknya. Namun, saat ia asyik menurunkan tanaman-tanaman yang ia angkut, tiba-tiba punggungnya encok dan tidak bisa melanjutkan pekerjaannya. Mengingat kedua pegawainya sedang tidak masuk kerja, si pemilik toko pun meminta Renma untuk menurunkan semua tanaman dari dalam truk. Sebagai imbalannya, si pemilik toko akan memberikan diskon 200 ribu untuk tanaman anggrek kebutan yang diinginkan Renma. Tanpa pikir panjang, Renma langsung mengiyakan penawaran si pemilik toko. Dia dengan giat menurunkan satu per satu tanaman dari dalam truk.

Sementara itu, Hasan dan Ana kini sibuk memesan sepaket nasi tumpeng, ratusan nasi kotak, ratusan potong kue coklat, dan beberapa hidangan ringan. Ya! Kebiasaan ulang tahun di keluarga mereka memang sedikit berbeda dengan keluarga yang lainnya. Tidak pernah ada kue ulang tahun atau acara tiup lilin. Yang ada hanya mengaji dan berdoa bersama, pemotongan nasi tumpeng, pembagian nasi dan kue pada anak-anak yatim, dan diakhiri dengan pembagian santunan pada anak-anak yatim yang diundang serta penyerahan bantuan pada yayasan yang diundang.

Setibanya di rumah, mereka membantu Ibrah dan Layala menghias ruang tamu yang nantinya akan digunakan sebagai tempat acara. Di saat semua orang terlihat sibuk, Bu Inayah berkeliling mencari Renma yang sedari tadi tidak ia lihat.

"Mas, Renma di mana?" tanya Bu Inayah mulai cemas.

"Nggak tahu." Pak Rahman mengedikkan bahu. "Tadi pagi dia keluar naik motor."

"Mungkin dia nyari kado buat Bunda kali," kata Ana sambil sibuk memasang balon-balon di sekitar jendela.

"Tapi ini kan sudah hampir sore. Kenapa dia belum pulang?" Bu Inayah meraih ponselnya, lalu mencoba menghubungi Renma.

Renma tidak mengangkat panggilan dari Bundanya. Dia masih sibuk menurunkan tanaman-tanaman dari dalam truk sampai punggungnya terasa sakit karena saking banyaknya tanaman yang perlu ia turunkan. Setelah selesai menurunkan semua tanaman, Renma berhasil mendapatkan tanaman anggrek yang ia inginkan. Ia meminta si penjual untuk membungkusnya secantik mungkin dan menambahkan pita berwarna hijau karena Renma pikir, Sang Bunda menyukai warna hijau. Mengingat wanita paruh baya itu sering mengenakan gamis berwarna hijau muda.

Renma mengangkut tanaman anggrek itu di atas motornya, memastikannya terikat dengan aman. Lalu, ia pun segera pulang ke rumah. Namun sayangnya, Jakarta kerap kali macet. Membuat remaja itu terjebak di antara kendaraan-kendaraan yang berjajar. Ia pun memutuskan untuk menepi ke masjid terdekat untuk menjalankan sholat Ashar sekaligus menunggu adzan Maghrib. Aneh! Sebelum Renma mengenal keluarga kandungnya, ia dengan entengnya meninggalkan sholat dan selalu mengutamakan tawuran untuk menjadi pelajar terkuat. Namun sekarang? Ia bahkan tak berani meninggalkan sholat walaupun ia kini dikejar waktu untuk segera memberikan kado yang ia pilih pada Sang Bunda.


🏵🏵🏵🏵🏵
KOMEN 46++ NANTI MALAM UPDATE

Instagram = zaimatul.hurriyyah

Jangan lupa love, comment, subscribe, dan follow akun zaimnovelis agar penulis semakin semangat mengetik.

Pelukan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang