42. KELAS RENANG

2K 170 139
                                    

Tak terasa sudah satu bulan Renma bersekolah di Albayan Islamic International School. Ia mulai terbiasa beradaptasi dengan lingkungan baru dan teman-teman baru. Walaupun demikian, tentu saja Renma masih berkomunikasi dengan kedua sahabatnya. Ya! Siapa lagi kalau bukan Vino dan Rion.

"Renma." Karin mencolek punggung Renma dari belakang.

Renma menoleh. "Hm?"

"Kamu udah lihat jadwal, belum? Nanti ada kelas renang loh."

"Ha?" Renma terpental kaget. Ia segera mengecek jadwal di ponselnya, lalu seketika matanya terbelalak lebar. Tak ia sangka di sekolah barunya ada pelajaran berenang.

"Nanti kalau guru-guru tahu tato kamu gimana?" bisik Karin. "Terus, kalau make-up buat nutupin bekas tindik kamu luntur, gimana?"

"Aduuuh." Renma mengacak rambut. "Gimana ya?"

"Gimana kalau kamu minta Hasan yang gantiin?" usul Karin.

"Benar juga ya! Gue sama dia kan kembar identik."

Renma segera keluar kelas, lalu menelepon Hasan, memintanya untuk bertemu di halaman belakang sekolah. Sebagai saudara kembar yang baik, Hasan langsung bergegas menemui Renma di tempat yang sudah ditentukan.

"Hasan!" panggil Renma.

"Ada apa, Ren?" Dahi Hasan berkernyit heran. Kalau dilihat lebih detail, kini Renma telah menyamakan model potongan rambutnya dengan Hasan.

"Gue butuh bantuan lo!"

"Bantuan apa?"

"Entar ada kelas renang. Apa lo bisa gantiin gue ikut kelas itu?" pinta Renma tanpa basa-basi.

"Menggantikan kamu?"

"Iya. Kan lo tahu sendiri kalau gue tatoan sama punya bekas tindik."

Hasan tercenung sebentar, menimbang-nimbang permintaan Renma yang ia nilai terlalu beresiko. Bukankah membohongi guru, termasuk hal yang berdosa? Namun di sisi lain, jika ia tidak menolong Renma, pasti saudara kembarnya itu langsung dikeluarkan dari sekolah. Tentunya hal itu akan membuat Bundanya bersedih. Hasan tak mau itu terjadi! Ia tak akan membiarkan Bundanya sedih lagi.

"Baiklah." Hasan mengangguk mengiyakan "Aku akan menolongmu. Lagipula, pelajaran renang hanya dilakukan tiga bulan sekali."

"Terima kasih ya!" Renma menepuk pundak Hasan dua kali.

Renma pun segera bergegas menuju kelas XII IPA A, sementara Hasan bergegas menuju kelas XII IPS F. Bagi teman-teman yang sudah sering melihat wajah keduanya, pasti bisa langsung membedakan. Mereka benar-benar memiliki aura yang berbeda!

"Renma, ngapain lo di kelas ini?" tanya Dinda dengan suara yang nyaris tak terdengar. Terkaget-kaget saat melihat Renma duduk di bangku Hasan.

"Bang, ngapain di kelas ini?" Sama seperti Dinda, Ana juga ikut kaget.

"Kalian kok bisa ngebedain gue sama Hasan sih?" tanya Renma heran.

"Ya iyalah. Lo sama Hasan itu emang kembar identik. Tapi kalian itu punya aura yang beda banget," jawab Dinda yang masih dengan suara kecil.

Pelukan BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang