3. Wound

5.3K 769 78
                                    

"..."

"..."

Tidak ada dari mereka berdua yang memulai percakapan. Satu terlalu merasa bersalah, dan satu lagi masih memiliki masalah dalam berkomunikasi.

Apalagi fakta bahwa batang hidung Lin, si penjaga yang tidak terlihat entah dimana, membuat suasana UKS semakin canggung.

"Uh.. Ngomong-ngomong nama kamu siapa..?" tanya [Name] berusaha mencairkan suasana.

"Enzo.. Kelas kita bersebelahan,"

"Aku [Name]"

".."

Dan kemudian sunyi lagi. Si gadis hanya bisa menatap kegiatan sang insan di depannya. Jemari-jemari si pria tampak lihai mengobati telapak tangan si gadis itu.

"Aku bisa obati sendiri kok.. " tawar [Name] pelan yang merasa tidak enakan.

"Anggap saja ini permintaan maafku," balas Enzo yang sedang menempel hansaplast ke bagian telapak [Name] yang lecet.

"Kamu sering ngobatin orang kah..? Kamu tampak mahir dalam hal ini," tanya [Name] yang terpukau melihat tambalan hansaplast yang rapi di telapak tangannya.

Sebenarnya ini pertama kali [Name] memakai hansaplast. Dulu ia selalu membiarkan lukanya sembuh sendiri.

"Anak-anak bola sering terluka saat latihan, jadi yah aku bagian ngobatin mereka,"

"Kenapa ga suruh Lin?"

"Uh.. Lin itu agak.. brutal dalam hal mengobati," bisik Enzo, jaga-jaga yang sedang dibicarakan tiba-tiba muncul.

"Eh, benarkah?"

[Name] tidak tau mengenai hal ini mengingat ia tidak pernah diobati oleh Lin.

"Beneran! Mereka langsung trauma kalau dibawa ke UKS," seru laki-laki itu dengan nada kesal.

Mulai saat ini, [Name] akan berusaha untuk menjaga kesehatan agar tidak masuk UKS.

Tak terasa suasana yang canggung bagai es itu mencair seiring waktu berjalan. Sayang obrolan itu harus berakhir dengan ponsel [Name] tiba-tiba berdering.

Amu
Haiiii [Name]
Tanganmu gimana?
udah diobati belum?
Kalau kamu ga sibuk sini ke warung teteh bareng aku sama Upi
Bakso sini enak loh☆(ノ◕ヮ◕)ノ*
Aku sharelock ya!!

Siapa sangka, temannya yang bernama Amu itu mengajak [Name] untuk makan siang bersama. Sambil tersenyum tipis, [Name] membalas pesan itu.

[Name]
Udah diobati kok^^
Aku Otw kesana ya
(≡^∇^≡)

"Enzo.. Makasih udah ngobatin aku," Ujar [Name] sambil beranjak dari posisinya dan membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih.

"Sama-sama.. Sekali lagi aku minta maaf udah buat tangan kamu lecet," Ujar Enzo yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku maafin kok.. Eh, duluan ya! Temen aku udah nungguin," balas [Name] yang keluar dari ruangan tersebut, namun berhenti sebentar di pintu UKS.

"Uhm.. Semangat latihannya," gumam [Name] dengan nada pelan dan malu-malu, namun masih terdengar oleh si pemuda itu. Kemudian meninggalkan ruangan itu.

Bagaimana dengan Enzo? Jantungnya berdegup kencang. Pipinya merah merona. Ia tak pernah seumur hidup disemangati oleh seorang perempuan, kecuali ibunya tentu saja. Wajah [Name] memenuhi pikirannya sekarang.

𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang