"[Name], "
"Hmm?"
Merasa namanya dipanggil, [Name] menghentikan kegiatan piketnya sebentar lalu menatap orang yang baru saja memanggilnya.
"Toro? Ada apa?"
Toro sedang tampak kebingungan. Ia menggaruk bagian belakang lehernya, kemudian berkata, "Setelah ini kamu punya waktu gak?"
Hal ini membuat [Name] tertegun. Bahkan Upi yang sedang mengganggu Amu langsung membatu mendengarnya.
"Hmm, aku pengen jenguk Ruu sih setelah ini..."
Mata Toro tampak berbinar mendengarnya. Menganggap inilah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan padanya.
"Kalau gitu ayo kita pergi bersama! Aku juga ingin jenguk ibuku hari ini..." Ajak Toro. Jika dilihat lagi, ekspresinya seperti anjing kecil yang meminta mainan dari majikannya. It's kinda cute actually.
"Terima... Terima... " bisik suatu makhluk (Upi) yang terdengar seperti bisikan iblis. Sedikit membuat [Name] merinding mendengarnya.
"Baiklah... Tunggu aku selesai piket dulu ya."
"Aku akan menunggu di luar," lalu Toro berjalan keluar pintu kelas.
"Cie..." bisik Upi yang tiba-tiba sudah disebelah [Name].
"Wah!! Astaga.. U-upi napa kamu selalu muncul tiba-tiba sih.."
Gadis itu tidak tau bagaimana Upi bisa tiba-tiba muncul lalu lenyap begitu saja dari pandangannya. Apakah karena dia telat hampir setiap hari membuat hawa keberadaan dirinya begitu tipis? Toh dia selalu lolos.
"Semangat kencannya beb" lalu Upi mengalungkan lengannya kepundak [Name]. Pipi gadis itu langsung bersemu merah dibuatnya.
"K-kencan?! Mana mungkin kencan ke rumah sakit Upi —umph?!"
"SHTT SHHTT!!" Upi seketika membungkam bibir gadis itu dengan jari telunjuknya.
"Hentikan bacotmu wahai besti~~ Dah-dah kamu pergi sana, biar gue sama Amu yang urus piketnya," Upi lalu mendorong [Name] dari belakang menuju arah Toro yang sedang menunggu.
"T-tapi—"
"TIDAK ADA TAPI-TAPI! NIKMATI KENCANMU BYEEE!!!!"
Gadis hiperaktif itu langsung membanting pintu kelas ketika [Name] sudah diluar. Karena ini, ia mau tidak mau meninggalkan teman-temannya sendirian piket.
"Ini [Name] tasmu jangan lupa!" terdengar suara Amu dari dalam kelas. Tak lama sebuah tas terlempar keluar dari jendela kelas yang terbuka.
[Name] hanya mengambil tas yang tergeletak itu dengan pasrah. Syukurlah Amu sempat mengemaskan barang-barangnya. Dan untung saja ponsel gadis itu ada di sakunya daritadi. Ia tidak tau bagaimana keadaan ponselnya jika dibanting bersama tasnya begitu saja.
Toro hanya memijat keningnya pasrah setelah menyaksikan kelakuan kedua temannya tersebut.
"Mungkin harusnya aku menunggu di dalam saja."
"Bukan salahmu kok..."
...
"Huh? Kamu bakal mengemudi mobil?! M-memangnya kamu punya SIM??" tanya [Name] panik setelah melihat mobilnya Toro yang terparkir di parkiran sekolah.
"Hmm, aku baru buat bulan lalu, ayo masuk," Toro membukakan pintu penumpang untuk [Name]. Dan tentu saja posisinya tepat disebelah pengemudi.
"...makasih," bohong kalau bilang [Name] tidak tersanjung atas perbuatan Toro barusan.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Фанфик[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...