45. Forgive?

2.6K 435 56
                                    

Semuanya terkuak. Semua sifat-sifat buruk mantan ayahnya itu tersebar ke media massa. Gedung perusahaannya kini dipenuhi dengan kertas-kertas berisi cacian. Semua pegawainya memutuskan untuk keluar setelah mengetahui atasan mereka adalah orang yang brengsek.

Dan ternyata penguntit itu dikirim untuk membunuh mamanya. Bodyguard itu sengaja mengikuti [Name] untuk mencari tau dimana ia tinggal. Lalu alibinya nanti adalah rumah mereka kemalingan dan maling itu nanti akan membunuh mamanya.

Dan alasannya simpel. Si pria itu mau mengambil hak asuh [Name] secara paksa.

[Name] langsung lemas. Ia sangat bersyukur telah mengikuti kata Amu. Kalau saja ia pulang ke rumahnya kemarin bisa saja mamanya sudah tidak ada lagi di dunia ini.

'Aku bakal meluk Amu seerat mungkin besok!!!'

Pria itu beserta bawahannya akan di penjara karena terjerat kasus percobaan pembunuhan. Sebenarnya gampang banget menjerumuskan mereka berdua mengingat jaksa yang dibayar Toro itu sangat luar biasa sekali hasil kerjanya.

[Name] harus berguru darinya!

Semuanya berkat Toro. Bahkan ia bisa mengabulkan permintaan [Name] yang tidak mau wajahnya tersebar di mana-mana. Memang Toro itu sangat bisa diandalkan.

Meski semuanya gampang, ada satu masalah yang sedang menimpanya sekarang.

Amanda yang sedang bersujud di kakinya. Di hadapan semua orang yang ada di rumah sakit tempat mamanya bekerja.

"Saya minta maaf... Saya minta maaf..." Kalimat itu terus-terusan berulang terucap dari mulut wanita itu.

"S-sebentar, tante ga usah sampai begini... Uhm.." Kalau begini kan [Name] jadi kasihan.

'Ga boleh lengah! Dia ini wanita yang merusak keluargamu!!'

Disebelahnya, ada Lulu yang sedang kebingungan menatap mamanya. Anak sekecil itu harus merasakan akibat dari perbuatan orang yang ia sebut papa.

"BERANINYA KAU MENUNJUKKAN MUKA DISINI?? KAU GA PUNYA RASA MALU HAH?!!" Dan mama [Name] dan segala kegalakannya langsung berniat melabrak Amanda. Hampir saja wanita itu babak belur kalau putrinya tidak menahannya.

"T-tunggu mah!!"

Lalu [Name] kembali menatap wanita yang masih bersujud di kakinya.

"... Biar [Name] yang urus." Kalau gadis itu membiarkan mamanya yang mengurus, bisa-bisa wanita ini hanya sisa nama dibuat.

"Tante, ga enak diliatin orang gini. Kita ke tempat sepi ya.." pinta gadis itu. Ia benar-benar tidak nyaman jadi pusat perhatian sekarang.

Amanda hanya mengangguk. Meski wajahnya sudah sembab tanpa make up, ia tidak peduli. Ia mau menembus kesalahan yang ia buat.

..

Mereka semua sekarang berada di lantai paling atas rumah sakit, atau biasa disebut rooftop. Tidak-tidak.. [Name] sama sekali tidak berniat untuk mendorong jatuh wanita ini kok.

Apalagi dia itu seorang ibu. Lulu sudah kehilangan ayahnya. Ia tidak boleh kehilangan ibunya lagi. Ia ingin Lulu tumbuh baik, tidak seperti dirinya yang lemah karena ditinggal ayahnya.

Tapi [Name] sekarang berubah. Ia punya teman-teman yang baik. Ia punya mama yang hebat. Ia punya Ruu yang masih harus dijaga. Pikiran menghilangkan nyawa dirinya sudah ia buang jauh-jauh.

Kehidupannya jauh lebih baik sekarang. Untuk apa ia mengakhirinya?

"...Jadi, tante mau ngomong apa?" tanya [Name] pelan.

Amanda hanya menunduk. Enggan menatap netra gadis yang ada di depannya.

"S-saya mau minta maaf atas segalanya.. Dulu saya remaja bodoh yang mengira semuanya akan mudah kalau aku menikah saja. S-saat itu saya tidak ada niat untuk kuliah. Jadi saya putusin buat langsung kerja di kafe. Lalu saya ketemu dengan ayahmu—"

𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang