Sho tampak jauh lebih lelah hari ini. Kelopak matanya benar-benar menghitam dan kantung matanya terlihat jelas.
PRRANG!!!
Suara pecahan kaca itu langsung menghentikan semua kegiatan yang ada di klub drama.
"Apa yang jatuh?!" tanya Melinda panik. Takut anggotanya kenapa-napa.
Ternyata disana ada Sho yang sedang menatap vas itu dengan tatapan kosong. Dan mungkin lelah.
"Sho?! Kamu gapapa?" tanya [Name] panik ingin menghampiri laki-laki itu.
"Jangan kesini, nanti kamu terluka kena kaca." perintah Sho lalu membuat langkah [Name] terhenti. Laki-laki itu lalu mengutip pecahan kaca itu satu persatu.
"Ck."
Sho berdecak. Setelah diperhatikan ternyata telapak tangannya terlalu erat menggenggam pecahan kaca itu. Darah perlahan-lahan keluar.
"Kak Sho, kamu berdarah! Ayo ke UKS!!" Carmen langsung berusaha menggenggam tangan Sho. Tapi Sho langsung menepis tangannya dengan cepat.
"Ah, sori.. Reflek," balas Sho singkat. Tapi Carmen terlanjur membuka matanya lebar. Tidak percaya dengan perlakuan apa yang baru saja dia terima.
Jujur saja Sho tidak suka dipegang-pegang sembarangan oleh cewe. Merasakan sentuhan mereka membuatnya jijik. Tapi kalau [Name] sih boleh dibicarakan dulu ya.
"Bro lu mending istirahat dulu dah. Keliatan banget kurang tidurnya. Urusan kaca ini biar gue aja yang urus," Jihan lalu melutut dan mengutip pecahan kaca itu dengan hati-hati.
"Aku juga bantu! Icha cari sapu dulu ya!!" Icha langsung berlari keluar klub.
Sho berusaha berdiri. Tapi ia begitu sempoyongan sehingga Carmen langsung menahannya supaya tidak jatuh.
"Hati-hati..." bisik Carmen.
"Aku bisa sendiri." Sho tak menggubris Carmen dan pergi ke UKS sendirian. Meninggalkan para anggota klubnya berdiri terdiam di sana.
"Aku khawatir..." gumam [Name] pelan.
"[Name] coba ikuti dia. Aku takut dia malah keluyuran ke atas atap lagi." Melinda menghela napas panjang. Tidak sekali dua kali adik kelasnya yang satu itu melakukan hal aneh.
"Uhm... Oke!"
Gadis itu lalu berlari keluar klub. Mengejar Sho dari belakang. Carmen menatap tajam Melinda setelah [Name] tidak kelihatan lagi.
"Kenapa kalian selalu memanjakan anak baru itu?? Apa kalian ga lihat dia caper terus ke kak Sho?!" seru Carmen dengan nada tinggi.
"Hah?! Yang caper itu kan lo!!" Icha yang sudah kembali ingin sekali menghajar Carmen dengan sapu yang ia bawa sekarang.
"Kalian dari kemaren berantem mulu. Bantuin gua napa?" Jihan lalu memotong perkelahian mereka berdua. Takut ada adegan jambak-jambakan nanti.
"Hmph!" Icha membuang muka lalu membantu Jihan untuk membersihkan pecahan vas. Meninggalkan Carmen yang masih menatapnya tidak senang.
..
"Ko Lin! Sho ada kesini ga?" tanya [Name] langsung setelah ia sampai di UKS. Laki-laki berambut pink itu lalu menjawab.
"Ada kok, tuh. Datang-datang dia minta obat tidur..." Lin menunjuk salah satu tempat tidur paling ujung dekat jendela.
"Tangannya udah diobati?"
"Katanya dia bisa obatin sendiri. Yaudah gua biarin aja. Susah mah tu anak kalau dibilangin," Lin lalu menghela napas panjang. Ia malas kalau sudah berurusan dengan Sho. Apalagi Sho seminggu itu bisa datang sampai 10 kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...