Beberapa hari setelahnya, semua berlatih dengan perannya masing-masing. Icha sebagai putri angsa bernama Odette , Melinda sebagai Ratu, Jihan sebagai penyihir jahat bernama Baron von Rothbart, Carmen sebagai anak dari penyihir jahat bernama Odile. Dan yang mengambil peran Pangeran Siegfried adalah...
"Kak Sho!!!"
"Kyaaa kakak ganteng banget!!"
"Aaaa kak Sho jadi pangeran!!!!"
Yah gitu deh. Rombongan fansnya Sho berbondong-bondong memenuhi klub drama. Tapi siapa juga yang melewatkan kesempatan untuk melihat Sho dengan outfit pangeran?
"Huft... Kalau gini gimana latihannya?" Melinda yang sedang memakai gaun ratu hanya bisa menghela napas panjang.
"DASAR FANS-FANS GILA, KELUAR KALIANNN!!!!"
Icha yang sedang memakai gaun bertema angsa putih itu langsung mengusir semua gadis-gadis itu pergi. Dengan brutal.
"Padahal lagi pakai gaun, tapi dia ga ada anggun-anggunnya... " Jihan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Icha.
"Wahh!! Hati-hati Cha! Gaunmu bisa kusut..." [Name] buru-buru merapikan dress Icha yang hampir saja rusak. Sebenernya sih semua baju yang klub drama pakai itu dari kak Melinda semua. Ibunya adalah seorang desainer ternama.
"Ck, menganggu saja. Kalian hanya akan merepotkan kami. Keluar sekarang!" Carmen dengan gaun hitamnya ikutan mengusir semua fansnya Sho.
Dibanding dress putih Icha, dress Carmen jauh lebih terbuka. Pertama kali lihat hampir saja [Name] pingsan di tempat. Sungguh luar biasa dia bisa percaya diri dengan baju seperti itu.
Sho yang sedang membaca naskahnya lalu menghampiri [Name]. Tentu si gadis itu langsung gagal fokus. Outfit pangeran itu benar-benar cocok dengannya.
"[Name], bantu aku latihan. Kamu baca bagian Odette. " Sho lalu memberikan naskahnya kepada [Name].
"Ng? Kenapa ga latihan sama Icha aja?" tanya [Name] menatap heran naskah yang ada di tangannya.
"Orangnya brisik. Satu spesies sama Upi. Males hadepinnya."
"Oke... Mau latihan bagian mana?"
"Ini." Sho lalu menunjuk satu bagian dari naskahnya.
[Name] menarik napas pelan. Padahal hanya membaca naskah saja dia sudah gugup. Gimana kalau misalnya ia tampil diatas panggung nanti? [Name] sangat bersyukur dia tidak ikut serta dalam drama. Dia akan membantu anggotanya dari balik layar saja.
"Ehem, sudah waktunya aku kembali. Sampai jumpa besok pangeran..." [Name] berusaha untuk menghayati perannya.
"Tunggu Odette!"
Sho tiba-tiba menggenggam tangan [Name]. Gadis itu seketika salah tingkah. Wajahnya merah seperti tomat.
Terdengar kericuhan dari luar ruang drama. Benar sekali! Itu suara fans-fans Sho yang heboh melihat pria idaman mereka sedang latihan memerankan Pangeran Siegfried.
Ingin sekali mereka semua bertukaran tempat dengan [Name].
"S-sebentar.. Bukannya kita hanya akan berdialog aja?" tanya [Name] gugup. Bagaimana tidak? Ia bisa merasakan puluhan mata menatapnya tajam sekarang.
"Biar lebih menghayati." balas laki-laki itu singkat.
"Oh.. Uh.. Ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan?" [Name] kembali melanjutkan dialognya. Berusaha untuk tidak menghiraukan tatapan mata dari fansnya Sho.
"Ada, tapi bukan sekarang. Aku ingin kamu datang ke istanaku besok malam saat perayaan ulang tahunku. Bisakah kamu melakukannya?"
Astaga rasanya jantung [Name] mau lompat kemana-mana. Sho terlalu menghayati perannya. Kini laki-laki itu menatap [Name] terlalu dalam. Seakan-akan gadis itu adalah Odette yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...