54. His Story

2.3K 341 148
                                    

Warning! Ooc lagi.. Mungkin.

"[Name]...! Oi~ Sadar..." Sho melambai-lambaikan tangannya di depan wajah si gadis. [Name] sih masih syok dengan mulut menganga.

"Hm.. Apa harus dicium lagi biar sadar—"

"Uwahhh!!" Kesadarannya langsung kembali secepat kilat. Lantas gadis itu mengatup mulut Sho dengan kedua tangannya.

"T-tolong... K..kasihani jantungku..." bisik [Name] pelan dengan nada gemetar. Rasanya jantung miliknya ingin meledak detik itu juga. Wajahnya bisa dibilang sudah sepanas air panas yang baru saja masak.

Kalau begini kan Sho makin pengen cium.

Sho lalu memegang kedua pergelangan gadis itu. Memindahkan posisinya dari mulut ke pipi. Mengusap-ngusap pipinya ke telapak tangan gadis itu.

"Kadang, kamu ingatin aku sama mamaku kalau dia lagi baik..." kata Sho sambil memejamkan matanya. Sembari mengingatkan momen-momen singkat bersama mamanya dulu.

Mendengar kalimat itu [Name] seketika tertegun.

"Lagi baik... Maksudnya...?"

Masih memejamkan matanya sembari menikmati sentuhan gadis itu di pipinya, ia bercerita, "Aku tumbuh di keluarga yang kurang baik. Ayahku itu orangnya brengsek.."

"Ah, papaku juga!!" sahut [Name].

Sho hanya tersenyum tipis. Mereka memang punya banyak kesamaan.

"Dia tiap hari mukulin aku sama mama. Kerjanya mabuk-mabukan, tukang judi, pencuri, penipu, hm... Apa lagi ya?"

"S-separah itu..?"

Sho mengangguk.

"Mama jadi stress berat. Dia lampisin semuanya ke anaknya. Aku bahkan pernah pingsan karena dicekik, hahaha..." Tawanya terdengar santai. Tapi sebenarnya [Name] tau kalau itu hanya untuk mencairkan suasana yang terlanjur tegang. Gadis itu diam, mendengarkan lanjutan dari ceritanya.

"Tapi aku tau kalau mamaku diam-diam meluk aku pas aku pingsan. Menangis sambil minta maaf karena gagal jadi seorang ibu..."

Sho perlahan-lahan membuka matanya. Menatap manik gadis itu dengan intens.

"Dia sering ngusap pipiku gini saat aku tidur. Rasanya hangat. Aku suka," ujarnya sambil mengusap-ngusap punggung tangan [Name] dengan jempolnya. Tentu saja tangan [Name] masih belum berpindah dari pipinya Sho.

'Mamaaaaaa!! [Name] ga kuat...!!!' batinnya histeris.

Turut berduka atas jantungnya [Name] yang sebentar lagi keluar dari mulutnya.

"L-lalu..?" tanya [Name]. Berusaha menghiraukan degup jantungnya yang tidak karuan itu.

"Dia pergi. Ninggalin aku sama papa."

"Oh... M-maaf..."

Tuh kan canggung. Kalau sudah begini, [Name] tidak tau harus membalas apa.

"Beberapa hari kemudian, sifat busuk pria itu kebongkar. Dia langsung ditahan polisi. Aku jadi tinggal dengan adiknya mamaku. Dia yang ngurus aku sampai aku lulus SMP."

"Syukurlah kalau begitu..." balas [Name] pelan.

"Sampai sekarang aku gatau mama dimana. Tapi uang bulananku masih dibayar sampai sekarang... Entahlah, mungkin dia masih belum siap.."

[Name] tampak berpikir sejenak. Tak menyangka kalau masa lalu Sho akan...sekelam ini. Teman-temannya punya beban mereka masing-masing. Mereka punya cerita hidup mereka masing-masing. Dan mereka semua kuat karena melalui hal itu semua.

𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang