"Hatchii!!"
Dan sudah ketiga kalinya gadis itu bersin pagi ini. Seluruh badannya terasa hangat dan kepalanya sedikit pusing. Tidak ada orang di rumah. Jam segini mamanya sudah bekerja di rumah sakit.
"Apa aku sakit..?" gumam [Name] yang melihat penampilannya yang berantakan di depan cermin kamar mandi.
"Uhm, kalau tidak salah paracetamol ada di sekitar sini..."
Gadis itu kemudian merogoh lemari obat miliknya demi mencari obat pereda panas. Sayang sekali obat itu sudah habis dari kemarin.
"Ah sudahlah.. Minum air hangat lalu minta obatnya dari Lin nanti.."
..
Oke mungkin [Name] sedikit menyesali pilihannya sekarang. Berjalan di koridor sekolah dengan keadaan setengah sadar bukanlah hal yang baik.
Memang [Name] itu sangat memperhatikan kondisi kesehatan orang disekitarnya, tapi tidak dengan dirinya sendiri. Hal inilah yang mengakibatkan gadis itu sering jatuh sakit.
'Harusnya aku di rumah saja...'
Hampir saja [Name] kehilangan keseimbangan jika seorang tidak menahannya.
'Siapa..?'
Pandangan [Name] terlalu buram untuk melihat jelas siapa yang menangkapnya. Tapi yang pasti adalah, yang membantunya adalah seorang laki-laki dengan rambut putih.
"[Name]?! Kamu tidak apa-apa??"
Gadis itu kenal persis suara ini. Suara ini adalah suara...
"E-enzo..??"
"Astaga badanmu panas sekali. Bertahanlah, aku akan membawamu ke UKS," seru laki-laki itu kemudian menyelipkan lengannya di belakang punggung dan lengan lainnya di lipatan kaki [Name]. Menggendongnya dengan sebutan 'bridal style' ke UKS.
Orang-orang di sekitar koridor sekolah menatap heran dan penasaran Enzo yang membawa [Name] yang tidak sadarkan diri ke arah UKS dengan lari yang begitu cepat. Ternyata eskul sepak bolanya membuahkan hasil meski tidak dalam bidangnya.
Sesampainya di UKS, ternyata bukan hanya Lin yang menyambutnya. Ada Amu dan Upi yang juga tampak sekarat di ranjang mereka masing-masing.
"TAHAN!"
"BISMILAH!!"
"AAAAAAA LIN TULUNG!!!"
Amu ditahan oleh dua orang yang ingin menyuntiknya. Lin tidak menghiraukan hal ini dan tetap mengobati pergelangan tangan Upi.
"Oh? Pasien lagi?" Lin kemudian mengalihkan pandangannya pada Enzo dengan [Name] yang ada di dekapannya.
"Tolong obati dia! Badannya panas sekali.." jelas Enzo kemudian membawanya ke atas tempat tidur UKS di sebelah Upi.
"[N-name]..? Dia juga sakit?" tanya Upi dengan suara yang serak. Enzo heran apa yang para gadis itu lakukan sehingga mereka bertiga bisa sakit secara bersamaan seperti ini.
"Hah.. Hah.." Napas [Name] terdengar memburu. Wajahnya dipenuhi dengan keringat dan badannya menggigil. Hal ini membuat hati Enzo tertusuk.
Laki-laki itu langsung berinisiatif untuk membuka kancing paling atas [Name] agar si gadis bernapas dengan lebih leluasa. Namun baru saja dia dia selesai membuka kancingnya, kerah belakangnya ditarik dan tubuhnya dibanting dengan kuat ke dinding UKS.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Sho yang sudah tiba-tiba mencengkram kerahnya dan menyudutkannya ke dinding.
"Ugh.. Apa-apaan?!" Enzo berusaha melepaskan cengkraman jemari Sho, namun sayang justru cengkraman itu malah semakin mengerat.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...