Setelah acara selamat-selamatnya selesai. [Name] berkeliling bersama Upi menuju lapangan futsal. Tempat Enzo dan timnya akan bertanding.
Yang lain? Kiki harus mengurus konsernya, Toro mengurus stand makanan, Sho sedang membantu membagikan brosur, Amu mengurus pameran seni, sedangkan dirinya dan Upi... Tidak ada kerjaan.
"Sok sibuk mereka semua!" gerutu Upi dengan wajah cemberut.
"Tapi kan mereka memang sibuk, Pi.."
[Name] memeriksa jam tangannya. Sekitar 30 menit lagi pertandingan Enzo akan dimulai. Mungkin mereka masih punya waktu untuk membeli beberapa cemilan. "Upi mau beli jajanan gak?"
"Mau! Eh, gue ga bawa duit nih. Jadi..." Gadis tinggi itu menatap [Name] dengan tatapan memelas.
"Iya-iya.. Aku traktir. Anggap hadiah tambahan karena menang tadi—uwahh?!"
"Horee!!" Upi yang kegirangan menarik lengan [Name] menuju stand makanan milik Toro.
Sesampainya disana, sepertinya bukan hanya mereka yang ingin mengunjungi stand klub tata boga.
"KAKAK GANTENG AKU MAU SOSIS BAKAR SATU!!"
"KAK AKU MAU KENTANG GORENGNYA LIMA!!"
"KAK! AKU MAU NOMOR KAKAK BOLEH GA??"
[Name] hanya bisa pasrah melihat antrian yang begitu ramai itu. Sepertinya hari ini dia tidak akan bisa mencicipi jualan anak tata boga lagi.
"Upi.. Kita ke stand lain aja yu—eh?" Baru saja ia ingin mengajak temannya pergi, Upi tiba-tiba sudah berada di tengah keramaian itu.
"SERAHKAN PADAKU [NAME]!! GUE BAKAL DAPETIN JAJANAN BUAT KITA! TUNGGU YA DISANAAAAAARRGHFF!!" Lalu Upi tertelan di tengah-tengah lautan manusia itu.
'Tapi kan dia gabawa duit..'
[Name] hanya bisa berdoa semoga Toro tidak mengusir Upi pergi.
Gadis itu memutuskan bermain HP untuk menghabiskan waktu. Aktivitasnya terganggu setelah seseorang menepuk pundaknya.
"Lo... [Name], ya?"
Napas [Name] berhenti seketika. Bulu kuduknya berdiri. Seluruh badannya terasa dingin. [Name] kenal persis suara ini. Salah satu suara dari..
Orang yang merundungnya saat SMP.
"Lo tuh udah mirip babi! Belagu lagi! Mana ada yang mau pacaran sama modelan kaya lo! Iya kan sayang?"
"Mending gua makan tai daripada pacaran sama si gembrot ini"
"Hahahaha!!"
Tepung dan telur menghiasi rambut putihnya. Angel, orang yang baru saja melempar telur ke kepala [Name] tertawa terbahak-bahak.
Pacarnya yang bernama Leo beserta teman-temannya ikut tertawa pulas. Tidak ada yang menolongnya.
Tidak ada yang peduli dengannya.
Memori yang sudah lama ia kubur perlahan kembali ke permukaan. Rasanya mual. Ia kira ia akan cukup kuat untuk menghadapi mereka sekarang.
Tapi sepertinya... Dia masih takut untuk berhadapan dengan mereka.
"..." [Name] hanya diam. Menunduk ke bawah seakan-akan tidak ada yang barusan menyapanya. Poni menutup matanya yang mulai berkaca-kaca. Perlahan-lahan pikirannya dipenuhi dengan ingatan semasa ia SMP.
"Dasar jelek.."
"Mirip babi hahaha.."
"Gajah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...