Bukannya membaik, keadaan Sho malah jauh lebih buruk hari ini. Kantung matanya benar-benar tidak terkondisikan.
"Sho buriq!!" ejek Amu tanpa dosa.
"Ewh jelek bukan ayank gwe." Dan Upi dengan segala kesempatannya untuk mengejek Sho.
"Asli Sho jelek banget! Wahahahhaha!! Kayak kakek-kakek. Masih pagi harusnya segar donk!" sambung Amu sambil tertawa lepas.
Dan bukan hanya kondisi fisik Sho, kondisi mentalnya jauh lebih parah lagi.
"Hati-hati kalau ngomong, kamu juga jelek. Kenapa kamu jadi ga ngotak gini?" Bukannya menjitak Amu, ia malah menjitak papan merah dengan tulisan stop bullying.
"Aku disini woi."
"Toro, teddy bear siapa ini? Ngalangin jalan." Laki-laki itu menunjuk Mahesa yang baru saja lewat.
"Itu Kak Mahesa..."
"Oh."
"Kurang tidur lagi? Akhir-akhir ini pola tidurmu berantakan..." tanya Toro khawatir dengan keadaan temannya yang satu ini.
"Hmm? Toro aku tau kamu suka sayur. Tapi nggak usah segitunya sampe sayur bayem kamu tanem di kepala," Sho yang masih setengah sadar itu masih melantur tidak jelas.
"... Ini rambutku," balas Toro pasrah.
"Oh, kukira sayuran."
Tak jauh dari mereka, sesosok gadis datang. [Name] yang baru sampai langsung mengampiri mereka.
"Pagi Sho, Toro, Kak Mahesa!"
"Pagi [Name]," balas Toro sambil tersenyum tipis.
"Yo [Name]!" sahut Mahesa.
Sho tidak menjawab. Hal ini membuat gadis itu heran. Apa dia canggung karena kejadian kemarin? [Name] harus meminta maaf segera.
"Uhm.. Sho—?!"
Tiba-tiba Sho menyentuh pipi [Name] dengan telapak tangannya. Toro dan Mahesa langsung syok. Kalau [Name] sih hampir pingsan di tempat.
"Malaikat... Apa aku ada di surga?" gumam Sho pelan.
"H-hah...?!"
Sebelum Sho benar-benar membuat [Name] pingsan di tempat, Toro datang dan menyeret Sho masuk ke kelas.
"... Apa yang barusan terjadi??" tanya [Name] kepada Mahesa yang berdiri disebelahnya.
"Sho.. Sedang kehilangan akal sehatnya," balas Mahesa dengan helaan napas panjang.
..
Dan.. Bukan sampai disitu saja. Di kelas, Pak Eko menyuruh Sho untuk menjelaskan pertumbuhan kacang di papan tulis. Tapi entah bagaimana bisa laki-laki itu malah menjelaskan tentang pembentukan atom.
"Maaf Pak, nge-lag" Sho mengusap wajahnya gusar. Pak Eko benar-benar tidak tau apa yang dimakan anak muridnya sampai ia bisa sepintar ini.
"Y-ya sudah, duduk lagi aja ya..."
Sho kembali ke tempat duduknya dengan lunglai. Tampaknya ia bisa pingsan kapan saja.
Hampir saja ia tersandung jika lengannya tidak ditahan oleh Toro.
"Kamu gapapa?!" bisik Toro panik.
Sho hanya mengangguk. Padahal jelas sekali ia sedang tidak baik-baik saja.
"Ga ke UKS aja..? Setelah ini pelajaran olahraga loh. Kamu yakin kuat?" bisik [Name] dari belakang tempat duduk Sho.
"Aku masih kuat."
![](https://img.wattpad.com/cover/313971206-288-k852909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...