⚠️Warning!! Mention of suicide
Ayo kita ke sisinya Upi.
"Hehehe..." gadis berambut karamel itu terkekeh pelan setelah melihat dua foto momen langka yang ia tangkap hari ini. Benar, bukan satu, namun dua.
Pertama adalah ekspresi panik Kiki menangkap Amu yang pingsan dan Sho yang diam-diam bermain dengan rambut [Name].
'Kejadian langka berhasil didokumentasikan~ Rasanya jadi pengen kubagiin ke yang lain, tapi nanti pada salah paham. Sudahlah, kusimpan sendiri aja.'
Kemudian Upi menghela napas panjang. Bohong kalau ia bilang tidak iri dengan kedua Sahabatnya itu.
'Huft..Enak banget jadi mereka. Aku juga mau jadi favoritnya seseorang..'
Rasa insecure itu selalu muncul ketika ia membandingkan dirinya dengan kedua sahabatnya. Dia merasa benar-benar jauh dibawah level dari Amu dan [Name].
Bagaimana tidak? Amu, sosok gadis mungil berkerudung yang friendly dan periang itu adalah favorit seluruh teman sekelasnya. Membagikan permen sebelum masuk sekolah, memeluk teman (perempuan) nya satu persatu, berbakat dalam seni, dan mempunyai ibu yang menyayanginya..
Kalau [Name], gadis manis yang cantik itu diam-diam punya banyak penggemar lelaki. Buktinya Toro dan Sho menyukai [Name]! Meski mereka tidak mau mengakuinya sih. Apalagi sifat keibuan gadis itu yang membuat semua orang nyaman bersamanya.
Sedangkan dia? Tidak pernah sekalipun terlintas kata 'cantik' dibenaknya setelah melihat bayangannya sendiri di cermin. Jelek, bodoh, dan tidak berguna adalah kata-kata yang memenuhi pikiran Upi setiap harinya.
Orangtua nya yang selalu bertengkar setiap hari hanya memperkeruh keadaan. Di rumah, hanya ada teriakan, tangisan Nabila, dan suara TV yang menemani hari-harinya di rumah.
Akan selalu ada pikiran gelap yang menghantuinya setiap hari, pikiran gelap itu adalah...
Mengakhiri hidupnya sendiri.
Tapi ia tau, Amu dan [Name] mungkin akan menghajarnya karena ini. Jadi ia melampiaskannya dengan hal yang kecil saja. Kegiatan kecilnya ini memaksanya untuk memakai gelang di pergelangan tangannya, atau lebih sering menggunakan lengan panjang untuk menutupi hasil 'karyanya'.
Setiap hari, bayangan malaikat maut tampak membuka lebar tangannya. Ingin sekali Upi menjatuhkan dirinya dalam pelukan makhluk tersebut lalu mungkin tidur nyenyak selamanya.
Upi menghela napas panjang untuk menghilangkan pikiran negatifnya. Pandangannya tertuju pada tiga laki-laki yang sedang adu otot didepannya. Sebuah ide usil terlintas dipikirannya.
"Oi kalian!"
Ketiga laki-laki yang sedang memamerkan ototnya itu langsung menatap Upi.
"Diantara kalian, gak ada gitu yang mau jadi pacarku?" tanya Upi dengan nada penuh dengan percaya diri.
"Gak ah, pacarku lebih cantik."
"Maaf, aku ngga berminat..."
"Kamu bukan tipeku."
Ouch.
Upi langsung memasang wajah masam dan mendengus kesal setelah ditolak ketiga cowok itu sekaligus.
"Oh jelas lah tipe Sho kan yang kek [Na-"
Sebuah bantal langsung melayang menghantam wajah Upi.
..
Dan mari kembali ke protagonis kita.
Setelah berusaha meyakinkan Sho untuk membiarkannya keluar dari UKS, akhirnya gadis itu bisa pulang dengan tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙚𝙩𝙖𝙢𝙤𝙧𝙥𝙝𝙤𝙨𝙞𝙨 || ᴡᴇᴇ!!!
Fanfiction[HIATUS] Hanya kisah seorang gadis yang berusaha bebas dari kepompongnya, tentu saja dibantu dengan teman-temannya yang aneh, unik, dan petakilan. Dan mungkin akan ada sedikit bumbu cinta mendampingi jalan cerita hidupnya. x fem! Reader.. Atau lebi...