Jaemin yang sore ini duduk bersimpuh di bawah pohon mangga belakang rumahnya tidak bisa berkutik manakala dirinya melihat banyaknya bodyguard Jaehyun yang mengepung rumahnya.
Dirinya hanya bisa pasrah dengan berlinang air mata, namun Tuhan memang baik padanya. Seseorang yang ia kenali menggendong dirinya masuk kedalam rumahnya yang terkesan sangat sederhana."Kaki kamu teh kenapa??" Kata pria itu setelah meletakkan diri jaemin di sofa dapurnya. Kemudian muncullah seorang wanita dari balik korden gambar bangau warna pink dengan raut wajah penuh kekhawatiran.
"Mas sugeng, daddy hikkss" ujar Jaemin sambil menunjuk arah rumahnya.
"Inalillahi!!" Teriak wanita itu ketika melihat darah segar mengalir pada kaki jaemin, dia adalah Mpok suran. Beserta suaminya yang bernama Sugeng.
Sugeng segera mengambil kotak P3k dan sebuah pisau dengan pemantik api, untuk mengeluarkan butir peluru itu dari kaki Jaemin.
"Biar aku saja Mas, kau pantau saja rumah Mas Jeno. Tadi Suran liat teh ramai pisan!" Kata mpok suran, yang mulai membawa tangannya untuk mengelap luka pada kaki jaemin.
Suran mulai membakar ujung pisau itu, kemudian menggunakan ujung pisau itu untuk mengeluarkan peluru yang masih menancap pada kaki jaemin. Untung saja peluru itu tidak menembus hingga ke dalam, sehingga dengan mudahnya suran dalam mencukil nya.
"Sakit ya Na, kamu sama Mas Jeno teh ada masalah naon? Pagi ini mpok liat mas Jeno beli nasi uduk buat Kamu"
"Perih mpok hiikks_hikkss"
Dilihatnya sugeng membawa sebuah sekop untuk menutupi bekas darah jaemin yang bercucuran diatas tanah, hanya ini jalan satu-satunya yang bisa ia lakukan untuk mengetahui lebih dalam apa masalahnya.
Suran pun menelisik sekujur tubuh jaemin yang dipenuhi oleh bekas kissmark yang mulai membiru keunguan, atau jangan-jangan???
"Na, kamu??" Jaemin yang duduk dengan kaki sejajar diatas sofa pun harus membungkuk paksa, akibat suran yang membolak balikan tubuhnya. Ternyata bekas kissmark itu tidak hanya didada, namun punggung jaemin pun penuh dengan hasil karya itu.
"Na...." Panggil suran sekali lagi, Jaemin hanya mengangguk pelan. Menahan rasa malu bercampur sedihnya, apakah Jeno baik-baik saja.
Suran yang seakan sudah paham akan akar masalah ini pun segera beranjak dari sana dan mengintip dari jendela warungnya. Dilihatnya beberapa bodyguard menyeret tubuh jeno yang sudah terkulai lemas.
"Astaghfirullah Mas Jeno" suran membungkam mulutnya seketika, karena ia pun takut jika jaemin mendengarnya. Seperti ada rasa yang menarik hatinya untuk memperdalam pengetahuannya, suran pun berjalan menghampiri para ibuk-ibuk tetangga yang berkerumun dengan segala caci dan makian dari mulut mereka.
"Lho! Perasaan malam itu habis sayang-sayang an di teras rumah!"
"Iya yah, habis main sosor tuh si nana sama bapaknya!"
"Kok bisa ya, ada anak nyipok bapaknya. Terus bapaknya mau lagi"
"Kasian ya Tuan Jaehyun, anak semata wayangnya bawa bencana"
"Tapi yang namanya buah jatuh nggak jauh dari pohonnya si, kan orang tua mereka segender"
Begitulah beberapa kalimat orang yang berkerumun disana, tertangkap jelas oleh telinga suran yang ikut berdiri disana.
Ia kembali menghampiri jaemin, tidak lupa mengambilkan kaos untuknya. Karena saat itu jaemin hanya memakai kaos kutang putih dan kulot pendek hitam. Akan mudah tersibak jika angin menerpa tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen 🔞 || REPUBLISH
Roman d'amourHyperaktif dalam fiksi ini bisa jadi Binalaktif sesuai keinginan dan mood authornya Romansa || Humor || NOMIN || 18 || HOMO