Senyum jaemin begitu terang, mengalahkan sinar mentari pagi. Mendapat peluk hangat dari tangan dominannya siap untuk berangkat kerja.
"Kau sungguh indah, buna"
Jeno mengendus aroma jaemin yang khas, saat itu jaemin sedang memasak sarapan pagi.
"Kau bisa telat mass" jeno menempelkan mulutnya pada ceruk Jaemin, mencecap rasa leher nya dan membuat kissmark pagi.
"How about morning sex" bisik jeno dengan suara serak basah.
"Mas tapi kau sudah rapi seperti ini__ouuhhh daddyh" jaemin mencengkeram gagang panci berisi sup kentang yang sedang ia masak.
Tangan Jeno telah meremas penis mungilnya. Menyibak lingerie jaemin ke atas, menyajikan paha putih dengan gundukan pantat yang dipenuhi ruam biru keunguan.
Jaemin membawa tangannya untuk mematikan kompor, badan jaemin menegang. Mengimbangi tangan Jeno yang semakin lancang mengacak lubangnya.
"Ouhhhh mass Jenoo aahhh nana eeemmmhh"
"Kulahap kau buna" jeno menurunkan resleting celananya, kemudian mengocok penisnya kencang.
Jaemin sedikit menungging, merasakan betapa nikmatnya kedua nipple di peras. Bahkan air susu jaemin menyembur hingga ke lantai.
Jleebbbb
Tubuh jaemin bergetar, merasakan pusaka Jeno mulai menyentuh pahatan rektum yang begitu menggigit miliknya.
"Aaakkhh"
"Bunnaa ahh"
Jeno menggenjot jaemin yang menumpu tangannya pada wastafel dapurnya.
"Mass buna mau keluarr aahhh FUCK!!!"
"Yess baby!"
"Oh daddy there aaahh"
Pucuk mengkilap penis Jeno telah mencapai weak spot Jaemin. Keringat jaemin bercucuran menjatuhi sup yang ia masak.
"Aahh Na!"
Jeno menggenjot brutal lubang jaemin yang semakin menyeruak di depannya.
"Look, how wet you are!"
Sambil menggenjot, tangan jeno menekan bagian prostat Jaemin.
Lelaki berwajah manis itu mulai kehilangan konsentrasi.
Jeno yang sedang di rundung semangat morning sex yang meledak-ledak pun berhasil menembakkan bakal anak kembali pada dinding rahim Na Jaemin.
"OOHHHH NA JAEMIN I LOVE YOU"
"I love you too Mr Jeno aaahhhh"
Jeno membalikkan tubuh jaemin, mencecap dada nya kembali. Mengambil asupan nutrisi pagi sebelum Jisung bangun dari tidurnya.
"Wanna play again?" Ucap Jaemin.
Jeno memandang dada jaemin begitu lekat, membiarkan jaemin memainkan penisnya yang mengacung menghadap langit-langit.
Rasa gemas pun kembali datang, dengan satu tangannya tubuh mungil Jaemin telah terangkat dan mendarat di wastafel dapurnya.
"Naughty" jeno memasukkan tangannya pada bibir Jaemin.
Gigi jaemin menggigit gurau jemari pipih sang dominan.
Jeno menurunkan celana kantornya. Membuangnya asal, kemudian melucuti lingerie jaemin kemudian ia endus aroma pagi dari lingerie itu.
"Aku menyukai nya"
"Ayo mass FUCK ME! Sebelum jisung bangun" pinta Jaemin.
"Well, are you ready to taste my warm cock??"
"Sure!!!"
Jaemin mengangkang lebar, mendekatkan lubangnya pada bibir wastafel tempatnya merebah.
Dimainkan penis jaemin yang tidak kalah tegang itu menggunakan tangan.
"Oouuhh"
Jleebb
"Aaarrrhhhhh mass Jenoo"
"Sempit buna, maaf"
Jeno memaksakan penisnya untuk masuk sedalam mungkin dalam sekali hentak.
"Eeeuhmmmm mmmiihhhh ahhhh ih ih daddy faster dad eeuhhhmm" racau Jaemin ketika Jeno tidak bergerak. Tujuannya yaitu membiasakan penisnya bersarang pada rumahnya.
Dinding rektum jaemin begitu gatal, dengan sengaja ia meremas paha Jeno dengan kuat.
"Maaf buna" ucap Jeno
Jeno begitu tertegun memandang wajah jaemin yang dirundung rasa nikmat. Lubang anal yang begitu sempit miliknya mampu memijit dan memberikan ereksi menggila pada penis Dominan.
"Aaahhh buna"
Jeno mencengkeram nipple Jaemin, membiarkan air susu jaemin menyembur ke udara.
"Aaah mass jeno, nen nen sini maass sayang sekali air susu inihh aaahh mass"
CROTTT
Pelepasan yang begitu dahsyat kembali memenuhi atmosfer perut Jaemin.
Jeno membersihkan leher jaemin, bekas air susu yang menyebar kemana-mana.
Tidak lama kemudian bubu turun dari tangga. Menutup kedua matanya dengan telapak tangan.
"Mengapa kelian melakukannya disini astaga! Di kamar kan bisa?"
Mendengar suara itu membuat jeno kembali merengkuh tubuh jaemin. Walaupun bubu seorang lelaki, setidaknya jeno harus tetapi melindungi aset mahal jaemin dari sorot mata orang lain.
🐶🐰
"Jeno, seperti yang kamu tau bahwa harapan saya padamu sangat lah besar" tutur Johnny setelah rapat bulanan di kantornya selesai.
Suasana tampak sepi, hanya mereka berdua yang masih berada di dalam aula rapat.
"Perusahaan digital ku akan berkembang di Canada nanti, aku tidak bisa memberikan kepercayaan kepada mark seorang diri. Maka dari itu, aku perlu bantuan mu!"
Jakun tegas pria paruh baya bernama Johnny begitu menggambarkan kerupawanannya, disamping itu tidak ada seorang pun yang pernah mengajak Jeno berbicara dengan nada serius seperti ini. Sekalipun Jaehyun, ayah kandungnya.
"Bahkan aku tidak pernah mempercayai ini pada anak sulungku"
"Derry?" Jawab jeno dengan dahi berkernyit.
Johnny berjalan, menuju meja kaca tempat dimana gelas dan wine bersarang. "Aku frustasi, mental ku sungguh tidak baik teruntuk saat ini"
"Mengapa? Anda bisa menceritakannya pada saya" jeno menerima gelas wine pemberian Johnny.
Pikiran seorang jeno terpelanting jauh pada anak adopsinya bernama Jaemin, yang kini telah resmi menjadi suami nya.
"Kau pernah menjadi seorang ayah, tentunya kau tau bagaimana rasanya tidak di hargai oleh anak mu. Aku tidak meremehkan besanku, aku hanya ingin tau bagaimana rasanya di hargai oleh anak sendiri"
"Apa ini berkaitan dengan kesehatan winwin"
"Well, dia memiliki suami berdarah jepang yang begitu kaya raya! Tetapi apa reaksi nya ketika melihat winwin lumpuh? Dia kabur begitu saja, membawa semua harta yang ia minta pada putra sulungku! Bagaimana aku bisa mempercayai nya??"
"Apah!!!!?"
Seketika jeno lupa caranya bernafas, bahkan gelas wine di tangannya pun jatuh pecah.
"Pesanku, jangan sampai kau mempertemukan Jaemin dengan kedua papahnya. Itu berbahaya, memangnya kau akan sudi mengembalikan harta yang kau besarkan dengan susah payah pada mereka yang membuangnya dengan semena-mena? Pada yuta yang akan membunuh nya?"
"Tetapi papah___"
"Hanya itu pesanku, selebihnya aku serahkan pada mu Jeno"
Johnny menghabiskan sisa wine itu. Kemudian jenjang langkahnya mengantarkan dirinya keluar dari aula. Membiarkan jeno yang masih merenungi kalimat simbolis yang keluar dari mulutnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen 🔞 || REPUBLISH
RomanceHyperaktif dalam fiksi ini bisa jadi Binalaktif sesuai keinginan dan mood authornya Romansa || Humor || NOMIN || 18 || HOMO