"Kedatangan kita ke sini sebenarnya mau ngunjungin kamu, bukannya bikin kamu nangis gini Na" ujar felix.
Keberanian teman-teman jaemin melawan arus demi bertemu dengan nya di hadiahi oleh tangis yang meledak begitu saja.
"Makalah sebelum kamu keluar dari sekolah udah dikumpulin kok Na, sesuai perintah lo. Kita bertemu sama Laki-laki bernama winwin itu" ucap Haechan
"Dan apa yang kita katakan, sesuai kok sama yang dia katakan. Kaki nya lumpuh, karena berusaha mengejar putra bungsu nya yang di culik sewaktu bayi" timpal Hyunjin yang juga datang berboncengan dengan Yeonjun.
"Bodohnya si echan, ga nyadar kalo Winwin adalah penulis buku yang kita kerjain waktu itu" timpal Felix.
Sungguh malang kehancuran yang menimpa pria bernama winwin.
Masih terpahat di dalam benak jaemin ketika ia bertemu di supermarket kala itu. Dengan lelaki bernama Xiaojun, yang tidak ayal lagi adalah kakak ipar Haechan sendiri.
Disaat mereka kalut dengan suasana, bubu keluar dari balik tirai.
"Dan bayi itu, bayi itu ehmmm si Nana" celotehnya sambil menunjuk perut Jaemin.
"Hah!!!!?" Teriak mereka serempak. Pandangan mereka langsung tertuju pada Jaemin.
"Bubu, apa maksudnya? Kau ini sangat menggemaskan" kata Haechan, membimbing bubu untuk bergabung dengan nya.
Tangan bubu membawa setoples kacang.
"Bubu tidak berbohong"
"Kamu jangan nyeleneh gitu deh bu, makin cantik aja deh heran gue! Nikah aja yuk" kata Hyunjin sambil menoel pipi bulat lelaki paruh baya itu. "Nanti ku bawakan limaratus ekor sapi sebagai mahar Bu"
"Hyunjing anjeng!! Jangan mau Bu!!" Seloroh yeonjun, mantan tetangga Jaemin sewaktu tinggal di kota.
"Cinta nggak mandang umur broo"
"Elu nya kagak ngotak, bajingan"
Perdebatan mereka terhenti ketika adzan maghrib berkumandang.
"Na, mushola deket kan?" Hyunjin bangkit dari sofa.
"Elu mau ngapain di mushola njin?" Kata Haechan
"Mau dugem, sholat lah! Gimana si Lo! Gini-gini gue juga inget sama Tuhan"
"Halah gaya lo! Terus yang HP nya kena sita gara-gara full bokep 360 giga siapa kalo bukan lo!" Kalo ini kata Felix dengan wajah kesalnya.
"Kalo itu beda jalur anjir!"
Setelah Hyunjin dan Yeonjun pergi, mobil alphard hitam terparkir di depan rumah Jaemin. Mata sembabnya menjadi objek pandangan utama seorang Jeno yang langsung duduk di sampingnya.
"Sayang, kamu habis nangis?"
"Enggak mas, mata nana pipis sembarangan tadi"
"Nana bohong, nana nangis tadi HUAAA HIKS HIKSS begitu anakku" jawab Bubu.
Karena Jaemin terdiam, jeno pun memapah tubuhnya memasuki kamar. Meninggalkan felix dan haechan yang masih asik bercanda dengan Bubu.
"Kalau Nana nggak mau cerita, mass nggak papa kok. Tetapi kalo nanti ada apa-apa, jangan salahkan mass"
"Mass, siapa mamih Nana?"
Kedua alis Jeno bertaut, pertanyaan yang paling di takutkan olehnya pun kini terlontar dari mulut Nana.
"Mass mau mandi"
"Jawab Nana mass!"
Begitu kencangnya tangan Jaemin mencekal lengan Dominannya.
"Na, mass mau mandi"
"Jika mandi mu lebih penting dari Nana, pergilah"
Menatap pria manis yang menjadi suami nya itu menunduk, membuat Jeno iba dan segera menarik kepala Jaemin pada peluknya.
"Kamu nggak bakal marah, mass tau itu. Namun sebelumnya, ijinkan mass meminta maaf terlebih dahulu sama Nana"
Tangis Jaemin pecah, menderu di dada dominan.
"Papah Jaehyun yang menculikmu sewaktu kecil"
Jeno mendongak, menahan bulir air mata nya agar tidak mengalir di pipi nya.
"Semua itu ia lakukan karena papahmu, seorang pria berdarah Jepang yang akan membunuh mu karena kalahiranmu tidak di inginkan"
Tangis Jaemin semakin kencang, membuat Jeno menendang pintu kamarnya menggunakan kaki yang masih di balut oleh sepatu kantornya.
Pintu tertutup, agar jaemin lebih leluasa menumpahkan tangisnya.
"Papah Jaehyun tau, lelaki itu adalah sahabat karib nya. Tetapi dengan niat nya yang begitu melawan hukum alam, membuat Papah Jaehyun menculik mu dan kita adopsi seperti anak sendiri. Hal itu yang membuat papah murka ketika mengetahui hubungan gelap kita Na"
"Mass Jenoo" suara jaemin begitu parau.
"Kau bisa memukul mas sayang, tampar mass mu ini"
Dada jeno kian bergemuruh, begitu juga degup jantungnya yang mulai tidak beraturan. Antara puas dan kasihan pada Nana yang tengah mengandung anaknya harus mengetahui sebelum waktunya.
Jaemin mendongak, menatap Jeno yang masih menjatuhkan air matanya di rambutnya.
"Mass, siapa mamih Nana? Siapa ibu nana mass"
"Winwin Dong Si Cheng, seorang suami dari Na Kamoto Yuta"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen 🔞 || REPUBLISH
RomanceHyperaktif dalam fiksi ini bisa jadi Binalaktif sesuai keinginan dan mood authornya Romansa || Humor || NOMIN || 18 || HOMO