Semangat Jaemin berkobar, ketika seorang kepala sekolah menawarkan pekerjaan padanya yaitu menjadi Guru Matematika di sekolahnya."Gimana Mas? Ambil nggak ya tawaran itu??"
Sebagai submissive yang baik, Na jaemin selalu menanyakan boleh atau tidak nya sesuatu yang akan ia pikul pada sang Dominan.
"Asal buna nggak capek aja, terus nggak ngurangin jam istirahat sih Mass oke aja buna. Apalagi kandungan buna sekarang udah tujuh bulan, yang namanya persalinan nggak mesti tepat tanggal loh buna??" Ucap jeno sambil memangku Jaemin yang perlahan merunduk. "Tetapi kalo buna berkenan ya, itu terserah buna" imbuh nya. Dari pada Nggak dapet jatah nanti malam.
"Lumayan loh mass, bisa buat jajan Nana"
"Kan mass udah kerja Buna, uang mass cukup loh. Lebih dari cukup malah, atau gini aja buna kalau bisa nanti aja kalo udah lahiran. Mas bisa kok, bilang sama orang itu" tawaran jeno mendapat anggukan puas dari pihak jaemin yang mulai mendaratkan kepalanya pada dada.
Jeno membelai rambutnya, karena hari minggu ini rencana nya adalah bermanjaan di rumah. Selain itu, tidak ada lagi.
Jeno memandang wajah jaemin yang kian manis saja. "Seperti nya, buna memikirkan sesuatu?"
"Nggak kok mass" genggaman tangan jaemin semakin erat dirasakan oleh pihak dominan.
"Baiklah kalo begitu, mau jalan-jalan nggak sama mass??"
Jaemin mengangguk, dirinya melejit dari pangkuan. Menyambar tas selempang putih dan mengambil hoddie nya. Udara di pedesaan cukup dingin.
Jeno telah membeli mobil pribadi, atas kegigihannya dalam bekerja. Johnny pun merasa bahwa tidak ada salahnya mengandalkan otak dari anak sahabatnya yang terlantar ini. Bahkan hanya dengan hitungan bulan saja, johnny bisa membeli sebuah kapal pesiar yang harganya cukup menjulang.
"Mass, mau ajak aku ke mana?"
"Kemana aja, asal buna suka"
"Mau dong mass, ke kota" pinta jaemin dengan tatapan manja penuh harap.
"Oke,, lets go buna,," seru Jeno sambil memasang kan safety belt pada nya.
Perut jaemin terliht lucu, namun setelah jeno mengedarkan pandang terlihat Jaemin menatap malas padanya. Apakah ini yang dinamakan bawaan bayi?
"Kenapa buna??"
"Pake nanya segala, ayo mass nana udah nggak sabar ih!!" Jaemin mencengkeram lengan jeno. Kemudian ia bergerak acak, menggeluat bagai anak kucing diatas sofa.
📖📖
"Lama Ya Buna, nggak ngeroom??"
Jeno membuyarkan lamunan submissive cantiknya yang sibuk memandang kolam renang di depan kamar hotel nya.
"Mass, kenapa ngajak nana ke sini? Ini hotel mahal loh mass? Kan ini hotel yang dulu di pakai Kakek buat seminar??" Ucap Jaemin, menerima jus buah yang di bawa oleh Dominannya.
"Uang bisa di cari buna, tetapi membuat mu bahagia itu harus tetap bisa" jawabnya. "Sudahlah, tidak perlu kau pikirkan, minum hmm? Jangan biarkan bayi mu merengek di dalam perutmu"
"Mass, makasih Ya?? Disaat yang sulit seperti ini, mass nyempetin waktu buat nana. Bikin Nana seneng terus" jaemin menempel pada body atletis jeno dan memeluknya seerat mungkin.
"Tenang saja Buna, apapun mas lakuin buat Buna"
Jeno menggendong bridal jaemin itu, menuju ruang makan yang ada di kamar hotelnya.
Betapa Cinta nya seorang Jeno pada submissive manisnya ini.
"Kabar baiknya, mass naik pangkat minggu ini buna"
Kedua mata jaemin terbuka lebar setelah mendengarnya.
"Ehm,, Mr John mempercayaiku untuk memegang alih perusahaan pasar International dan aku menjadi presdir dalam struktur organisasi perusahaan"
"Benarkah mass? Syukurlah" kepala jaemin menengadah, tidak ada habisnya dalam hati memuji sosok jeno yang pernah menjadi ayah baginya.
Lalu, siapa orang Tua Na Jaemin!!??
Setelah makan, jaemin merebah diatas bed king size hotel itu. Menunggu suami tercinta keluar dari kamar mandi.
Rasa lelah di hati jaemin terbayar sudah, ketika melihat sang suami berjalan keluar. Jaemin menepuk ranjang kosongnya, menggeser tubuhnya agar bisa berdekatan dengan suami nya itu.
"Mass, apa kau libur??"
"Maksud buna???"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen 🔞 || REPUBLISH
RomanceHyperaktif dalam fiksi ini bisa jadi Binalaktif sesuai keinginan dan mood authornya Romansa || Humor || NOMIN || 18 || HOMO