Drama rumah tangga apa lagi ini? Jeno mendapati istrinya berenang di malam hari. Membiarkan Jisung duduk di pinggir kolam.
Jeno yang baru saja pulang dinas pun reflek menggendong Jisung yang berusaha meraih air kolam tersebut.
"Aduh, anak papah Jeno Budiarto kok didiemin gini!" Jeno khawatir, memeluk tubuh gempal jisung yang sudah basah akibat percikan air.
Di ujung sana, jaemin menikmati renangnya. Gaya bebas ala-ala. Bikini merah jambu dengan kaca mata renang bertengger di atas hidungnya.
"Buna, udah malam" jeno tidak marah, membawa jisung masuk rumah.
"Mas! Jangan tinggalin nana, tungguin ih!" Jaemin melipat tangannya kesal, membuntuti Jeno berlari menyusuri tepi kolam.
"Ya lagian udah malem loh ini, tadi kalo jisung kelelep ke dalam air gimana?"
"Mass marah ya?"
Langkah jaemin terhenti, menunggu sang suami mengajaknya dengan senang hati.
Jeno menghela nafas beratnya, berjongkok di depan jaemin dengan bayi jisung yang menempel di dada nya.
"Sini mass gendong"
Dengan cepat jaemin langsung memeluk jeno dari belakang. Membiarkan tubuh basahnya melekat pada punggung sang dominan.
Jaemin memeluk jeno dengan erat. Memanyunkan bibirnya pada bayi jisung yang menatap heran pada nya.
"Mas ciumnya mana?" ucap jaemin setelah dirinya di letakan di atas sofa.
Suit hitam Jeno telah basah kuyup, dirinya mengambil kain pel untuk mengelap lantai yang basah itu.
"Mas jeno ih!!! Ciumnya mana!! Huaaaaa hikks hikkss"
Aneh, mengapa jaemin menjadi seperti ini. Tidak seperti biasanya kalau malam sudah tertidur di depan tv, dengan pulau yang terlukis di pipi.
Jeno menatap selangkangan jaemin yang begitu putih, dengan telapak kaki nya yang pucat meloncat-loncat di atas sofa.
Cupppp
"Mandi sana, terus bobo"
"Mass nggak mau mandi bareng Nana?"
"Siapa yang jagain jisung hmmm?? Bubu udah tidur kan?"
Jaemin mendengus kesal, menyambar handuk dengan sebal. Melihat tingkahnya membuat oknum jeno menggeleng pelan. Kemudian kembali mengelap sofa yang basah itu.
Usai mandi, jaemin langsung masuk ke kamar nya. Kali ini tidak memakain lingerie, namun setelan piyama panjang maroon milik suami nya.
"Na, kok pake baju mass?"
"Nggak boleh ya mass? Tinggal mass dong pake lingerie Nana!" Perintahnya otoriter.
"Hah?? Gila kau Na? Nggak-ah mass nggak mau!"
Jeno ngebayangin betapa anehnya memakai lingerie kaum submissive. Apalagi tubuhnya kekar berotot intinya, ah.
"Na,"
"Yaudah sana mass tidur di sofa aja, nggak ada jatah nenen!" Jaemin menggelung tubuhnya dengan selimut, seperti dadar gulung gitu.
Padahal little Jeno udah tegang, mau nya di elus kalo tiap malam. Baru Jeno bisa tidur pulas.
Jeno berjalan menuju fitting room, ngantuk ini sudah tidak bisa di tahan. Jeno melihat penisnya yang mengacung tegak itu semakin keras dan hangat.
"Mungkin ini?" Jeno tampak pasrah, mood jaemin sangat mudah berubah.
Jangan sampai perannya sebagai dominan sejati tergantikan. Menjadi uke sejati yang bisa hamil berulang kali.
Kriieeettt
Jaemin tertidur, atau pura-pura tidur. Jeno tidak paham dengan kelakuan absurd jaemin.
"Na, buna"
"Euunngghhh, HAH!!!!!"
Jaemin terlihat kaku, begitu juga sang dominan yang merasa aneh dengan penampilannya.
"Eehm, mass jeno itu kan tali yang buat parasut? Ehm maksud Nana, mass ambil di ranjang rias Nana?" Jaemin menggaruk ujung bibirnya.
"Ya, gimana lagi Na? Masa pake daster mu? Makin aneh-aneh aja"
Tetapi jaemin tersenyum puas, ia meregangkan tangannya. Memeluk tubuh jeno yang terlilit tali parasut itu. Kemudian sebagai hadiahnya, Jaemin mengulum penis sang dominan hingga menyemburkan spermanya di wajah.
Bahkan rambut jaemin ikut basah.
"Makasih ya mass, udah nurutin keinginan bayi Nana"
"HAH!!!? Bayi?? Buna hamil!????"
Jaemin berjalan menuju lemari nakas, mengambil testpack positif dan memberikannya pada Jeno yang menatap binar.
"Astaga, buntutku mau dua buna" ucap Jeno dengan bibir gemetar.
Jaemin menghela nafas berat. "Nana jadi bumil lagi mass,, kasian jisung baru dua tahun mau punya adek"
"Mas mau 7 anak Buna!" Jeno memelintir pentil jaemin dari luar piyamanya.
"Sama sapi aja mas ngewe nya, dikira kucing kali ya mass!"
Jeno mengecup pipi bulat jaemin, menariknya dalam pelukan. Menutupi badan mereka dengan selimut tebal.
Bunyi kecipak basah bibir mereka mengalun indah bak simponi malam.
Tidak terasa, Tuhan begitu cepat menitipkan anak pada rahim pria bernama Na Jaemin ini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen 🔞 || REPUBLISH
RomantizmHyperaktif dalam fiksi ini bisa jadi Binalaktif sesuai keinginan dan mood authornya Romansa || Humor || NOMIN || 18 || HOMO