Beberapa hari kemudian,,"Chan, gue boleh minta tolong ga??" Kata jaemin, tiba-tiba kedua matanya menukik tajam pada arah haechan yang sedang memiringkan ponselnya.
"Well, kamu mau apa Na?" Haechan pun mendekati Jaemin yang duduk di ujung sofa.
"Boleh pinjem ponselnya??" Tanpa manjawab pertanyaan Jaemin, haechan yang terkenal Bocah Tengil itu pun dengan senang hati memberikan benda pipihnya.
Jaemin tampak memencet beberapa nomor di icon panggilan, kemudian beberapa saat seseorang menjawab panggilannya.
"Hallo, who is this??"
"Om Mark! Ini nana Om! Oh, dadd_daddy Hiksss hikkss" belum sampai pada inti pembicaraan, jaemin mulai menjatuhkan beberapa bulir air matanya. Karena di ujung sana, terdengar suara gemuruh yang sangat membisingkan telinga. Apakah Jeno, calon ayah dari bayi yang dikandungnya baik-baik saja?
"Hallo, mas ini Echan__" kata haechan yang menyerobot ponsel itu dari genggaman Jaemin.
Tut tut tuut ( panggilan dimatikan sepihak oleh Mark ) haechan spontan menarik ujung bibirnya, kemudian ia mendecih.
"Sok ganteng amat sih jadi orang!!"
Kembali dirinya mengusap air mata jaemin yang membasahi pipinya. "Na, lo tenang aja?? Bokap gue bakal urusin semuanya kok! Tenang ya Na,, mending sekarang lo makan dulu, kasihan si baby bunny mu Na" ucap haechan menenangkan hati kecil jaemin yang kini mulai berdiri tegak, ia usap air matanya melangkah membuntuti Haechan yang perlahan menyendokkan nasi untuknya. Mau tidak mau, jaemin harus peduli dengan anaknya.
"Chan,, makasih ya. Lo udah banyak nolongin gue" ucapnya dengan nada parau.
"With pleasure Na, makanlah jangan nangis terus nanti cantiknya hilang loh" Haechan pun menoel pipi bulat sahabat kecilnya itu. Jaemin perlahan memasukkan nasi itu pada mulutnya, walau rasa lapar tidak ada sedikitpun dalam dirinya. Bahkan ia harus melawan rasa mualnya demi si buah hati yang harus tetap tumbuh sehat.
Kedatangan seorang pria bersurai blonde mampu membuat jaemin menggantungkan sendok pada mulutnya.
"Kak Jun, kapan pulang??" Kata haechan pada lelaki itu, jaemin mengingat kembali bahwa lelaki yang pernah ditemui nya ketika ia menolong Winwin mengambilkan sesuatu di supermarket beberapa hari yang lalu.
"Baru saja, aku membelikan eskrim untukmu. Oya, dad mana? Kok sepi?"
"Ehm, dad baru saja pergi. Ada urusan yang harus diselesaikan, beristirahatlah kak Jun" pria itu mengangguk sekilas ia menatap jaemin yang duduk di depan meja makan.
Pria berhidung mancung namun pelit ekspresi itu bernama Xiaojun. Parasnya lumayan tampan, sama seperti tokoh dunia sinetron indosiar. Seingat jaemin, ia pernah memanggil Winwin dengan sebutan Mamih. Apakah ia memiliki hubungan spesial dengan Haechan? Namun, mengapa Haechan sendiri tidak mengetahui nama Winwin itu juga termasuk salah satu dari anggota keluarganya sendiri, apakah temannya ini telalu terobsesi dengan Game online sehingga otaknya terkuras dan mendekati amnesia?
"Chan" panggil Jaemin pada Haechan yang mulai membuka kotak eskrim itu.
"Lho, makan nya udahan? Nih eskrim Na, kasih bunny mu makan"
Namun jaemin hanya menatap sengak, benar-benar teman yang satu ini tidak ada rasa pengertian sama sekali.
"Dia itu siapa!?" Ucap jaemin tanpa mengulur waktu lagi, rasa penasarannya semakin menjadi-jadi.
"Maksud lo, abang yang tadi?"
"Hem"
"O oh, dia istrinya abang Hendery lahh" sahut haechan. Mengapa jaemin tampak mengintimidasi dirinya layaknya seorang psikopat bayaran!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen 🔞 || REPUBLISH
RomanceHyperaktif dalam fiksi ini bisa jadi Binalaktif sesuai keinginan dan mood authornya Romansa || Humor || NOMIN || 18 || HOMO