"Aku telah memesan bunga untuk di bawa ke rumah mommy besok" ujar Nana.
Oknum yang diajak bicara rupa-rupanya sudah mendekur keras, setelah pergempuran panas berakhir Jeno langsung lemas.
Jaemin tersenyum sambil mengusap tengkuk suami nya. Dilihatnya logan datang kemudian merangkak ke atas ranjang. Ikut menyelinap di lipatan tangan sang papah yang mengalung indah di dada Nana.
"Bunyaa, ade mau bobo sini boyeeehh?"
"Nggak! Kamu tidur di kandang kambing aja!" jawab Jeno, sambil menahan tawa.
"Nyenyenyenye!!!"
"Udah pintar ya ! Mau papah cubit hmmm?"
Logan merotasikan bola matanya malas, kemudian fokus memainkan jemari sang buna. Sambil merutuk omelan sang papah dalam hati.
"Bunya bunya jangan bobo sama papah hihi bau ketek" keluh logan. Ya biasa lah kalo sama Jeno memang bawaan nya pengin musuhan.
Dilihatnya samoyed jeno tertutup rapat, pipi kekar nya pun gerak-gerak. "Papah sudah tidur, kita keluar aja yuk jangan gangguin papah kasian hmm?"
Jaemin memakai bathrobe seadanya kemudian menggandeng tangan logan menuju dapur.
* * DADDY JEN * *
Pagi yang cerah, jaemin sudah selesai dengan segala kesibukannya sebagai seorang suami rumahan.
"Kan tadi buna udah beli bunga ya, terus kayaknya ada yang lupa deh?"
"Buna lupa membeli kue kesukaan eyang," ucap Jisung. Hati Jaemin mencelos seketika mendengar perkataan Jisung.
"Kenapa buna bisa lupa ya, abang tolong gandengin ade ya?" Perintah Jaemin, sebelum langkahnya menuju kamar.
Jeno terlihat sedang menyisir rambutnya di depan kaca, dendangan kecil lolos dari mulutnya ketika melihat Jaemin datang.
"Buna, apa aku sudah tampan?"
"Suami ku selalu tampan, mass nanti kita mampir ke toko beli kue dulu boleh?"
Jeno tersenyum lalu berkata pelan. "Boleh buna, mau mampir ke hotel dulu juga boleh___akkhh buna sakit?" Jeno sedikit melompat, karena Jaemin mencubit abs jeno lumayan keras.
"Kalo urusan jatah nomor satu,! Semalam kan udah! Ayolah mass, jangan terlalu tampan nanti aku bisa gila!" Jaemin berbalik badan, melangkah maju namun tubuhnya terangkat ketika Jeno menggendong tubuhnya ala bridal.
Jaemin membalasnya dengan mengalungkan tangannya di leher kekar Jeno. Diikuti oleh kedua buntutnya dari belakang dengan mimik muka mencibir kedua papahnya.
"Hati-hati sayang" jeno berujar, sambil membantu sang anak membuka pintu mobilnya.
Jaemin duduk di samping suami tentunya, dengan logan yang duduk di pangkuannya.
"Kenapa nggak duduk sama abang hm?? Kasian buna loh, kamu kan berat"
"Ndak papa wleek, buna ndak mayah mayah hihi"
Logan terlalu menggemaskan untuk di marahi, Jeno hanya bisa menggeleng pelan sembari menoel pipi si bungsu.
Sesampainya di toko kue, Jaemin mengangkat tubuh logan. Membiarkan Jisung menunggu di dalam mobil bersama papahnya.
Toko itu tidak jauh dari mobilnya, hanya dalam waktu beberapa menit saja dua kotak kue kesukaan Taeyong dan suaminya sudah berada di tangan.
"Ade, bental lagi tetemu kakek onbin" ucap Logan pada papahnya.
"Kakek Moonbin baik nggak?"
Logan mengangguk antusias, sambil menampakkan gigi ompongnya.
Moonbin adalah suami taeyong, dirinya memutuskan untuk menikah lagi dan tinggal bersama suami barunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Jen 🔞 || REPUBLISH
RomanceHyperaktif dalam fiksi ini bisa jadi Binalaktif sesuai keinginan dan mood authornya Romansa || Humor || NOMIN || 18 || HOMO