S2-3 JEVAN

6.9K 410 23
                                    

Kejutan buat kalian!
Semangat SCROLL nya ya, semoga tidak kecewa 🥹






"Im a fucking princes aahhh mass jeno ahhh" desah Jaemin.
Sudah dua ronde mengawali pagi mereka.

Dengan nafas tersengal, jeno mengukung tubuh Jaemin yang masih merasakan sisa-sisa bercinta mereka.

Jeno mengecup bibir jaemin perlahan-lahan, saling bertukar nafas.
Bisa di lihat jenjang leher Jaemin saat itu dipenuhi kissmark yang perlahan membiru.

"Mass,"

Tangan jeno beralih memainkan bibir Jaemin, kemudian ia masukkan ibu jari nya agar di cecap seperti permen.

Jeno rasa cukup, karena melihat lubang Nana yang sudah merah padam membuatnya mengurungkan niat untuk ronde ke-tiga.

Jeno mengelap sisa sperma Jaemin dengan memakai gaun dinas malam yang ia buag ke lantai. Setelah itu kembali ia menindih tubuh Jaemin sambil bermanja-manja.

"Buna, apakah disini sudah ada bayi?" celoteh Jeno sambil mengusap perut suami nya.

Jaemin terseyum, meremat rambut dominannya. "Belum ada tanda-tanda kehamilan muncu mass"

"Mass ingin punya anak 5 buna"

(Ekspresi Jeno ketika sedang bermanja)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ekspresi Jeno ketika sedang bermanja)

Bagaimana Jaemin tidak gemas?

Suara Logan membuat Jeno semakin merengkuh tubuh sang buna.

"Papa, liat buna ndak?"

"Buna lagi pipis sayang, tadi papah liat" alibi nya, sedangkan oknum Jaemin menahan tawa.

"Ocee"

Jeno memandang Jaemin kembali yang merasa pengap akibat himpitan tubuhnya itu.

"Kau ini sungguh nakal mass"

"Nggak papa Buna, toh si Adek nurutin. Ayolah buna, buatin mass anak lagi"

Jaemin memainkan tangan sang dominan, suara dentingan pada ponsel Jeno berhasil menginterupsi mereka.

"Siapa Mass?" kata Jaemin, mendaratkan kepalanya pada pundak Suami nya yang sedang membaca sebuah pesan.

"Ini tidak penting buna, seseorang mengajakku bertemu. Aku tidak tau siapa dia?"

"Mungkin client mu mass, apakah ada kepentingan? Mengapa sepagi ini?"

Jeno membalikkan tubuhnya. Hari minggu ini sangat cocok untuk bermanja. Apalagi di luar hujan.

Hot sauce 깊이 dip that eh날 따라 넌 twist that ehHot sauce 타오를 때 ooh입맛대로 골라 ma dish넌 뭐가 궁금해나는 너만의 chef이건 너를 위한 plateYeah 내가 맛 보여 줄게

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hot sauce 깊이 dip that eh
따라 twist that eh
Hot sauce 타오를 ooh
입맛대로 골라 ma dish
뭐가 궁금해
나는 너만의 chef
이건 너를 위한 plate
Yeah 내가 보여 줄게

"Astaga! Siapa lagi!" Protes Jeno ketika ponselnya berbunyi.

Nomor yang tidak ia kenali itu kembali menghubungi nya.

"HALLO!!"

( . . . . . )

Entah mengapa tiba-tiba jeno menyetujui dari sekian banyak waktu ia menolak tawaran bertemu itu.

"Pakai celana dulu dong mas ih, gondal-gandul gitu nanti di liatin sama Adek loh belutnya" pipi jaemin merona.

"Biarin lah bun, mereka juga punya walau masih mini" jeno tertawa.

* * DADDY JEN * *

Sore yang begitu dingin, Jeno berjalan menyusuri koridor sebuah mansion terbengkalai.

Tempat yang sudah di janjikan untuk pertemuan bersama orang misterius yang selalu mengganggu kenyamanan hidupnya.

Tetapi jangan khawatir, Jeno telah menyiapkan semua nya. Dirinya tidak datang sendiri, ditemani oleh kedua sekertaris andalannya yang siap pasang badan jika tuannya dalam bahaya.

Mereka adalah joshua dan minghao yang menunggu di mobil.

Jeno telah menduduki sofa yang begitu besar, di dalam mansion yang begitu mewah dalamnya. Berbeda dengan desain eksterior nya yang begitu menyeramkan.

Seperti mansion terbengkalai.

Kepala jeno mengedar, mencari sumber suara derap sepatu yang perlahan bisa ia dengar. Begitu ia menemukan sosok yang dicari nya, Jeno begitu terpana melihat seorang pria bersurai blonde yang sama persis dengannya.

Apakah ini sebuah reinkarnasi? Ah, bodoh sekali?

Jeno reflek bangkit dari duduknya, mengucek kedua matanya karena apa yang ia lihat kali ini sungguh di luar pikiran Nalar.

"Jangan takut" kata pria itu, intonasi suara yang begitu lembut membuat tubuh Jeno meremang.

Jeno meraba dada bidangnya sendiri, tempat dimana jantungnya bersarang di dalamnya. Memberikan tanda-tanda kehidupan yang masih berdetak hingga detik ini.

Nafas jeno begitu tersendat akan keadaan yang tidaklah lazim dan tidak pernah ia duga sebelumnya.  Jeno merasa berdiri di depan sebuah kaca besar yang menampakkan pantulan dirinya di dalam kaca itu.

Ya, lelaki yang ia temui saat ini memiliki pahatan wajah yang begitu mirip dengan dirinya.

"Aku Jevan, sodara kembarmu"




Spam : NEXT

Daddy Jen 🔞 || REPUBLISHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang