15

1.2K 87 1
                                    

Pegang tangan Kao terlepas dari kaki Gulf. Kao tak habis fikir bagaimana bisa Gulf tidak luluh pada perbuatannya ini padahal Kao rasa ini sudah tindakan paling ekstrim yang Kao lakukan untuk membuat Gulf luluh dan mau kembali padanya.

"Gulf.. aku akan benar benar lompat dari atas sini"

Gulf terdiam..kemudia duduk dilantai atap gedung menyilah kemudian kakinya.

"Semangat lompatnya Kao.. aku akan merekamnya dari sini.."

Davika dan Tawan tertawa mendengar ucapan Gulf barusan.

"Gila.. aku benar benar tak menyangka Gulf akan berkata seperti itu" ujar davika.

"Benar Lampir.. aku mengira saat Gulf terburu buru ingin kemari dia akan menghentikan aksi gila Kao.. tapi tak ku sangka ternyata dia terburu buru Karna ingin menyaksikannya langsung"

"Cape banget Ama Gulf"

Dari awal Gulf tau itu hanya permainan Kao saja, makanya ia bisa dengan gamblang berkata demikian pada Kao, Karna Gulf tau Kao tidak akan menyia nyiakan nyawanya, Gulf juga tau kalau Kao hanya menggertanya saja..

"Lama sekali.. atau kau mau aku bantu dorong Kao?"

"Gulf... Kau berubah.. kau bukan Gulf yang ku kenal.."

"Ayolah Kao.. jangan berlagak seolah olah aku yang bersalah di sini.. kita semua tau siapa yang salah"

"Maafkan aku Gulf,"

"Baiklah.. aku akan pergi jika kau tidak ingin lompat.. lain kali.. jika kau sayang dengan nyawamu, jangan kalukan aksi bodoh ini untuk menarik ku.. lakukan yamg lebih masuk akal."

Kao terdiam menunduk tak berani menatap Gulf lagi, Karna apa yang di katakan Gulf benar adanya.

Maka Gulf, Davika, dan Tawan pergi dari sana, meninggalkan Kao sendirian.

"Aarrggghhh SIALAN" teriak Kao
"Bagaimana bisa Gulf tidak memafkan ku setelah semua yang aku lakukan ini.. tadi apa kau bilang sayang?? Lakukan yang lebih masuk akal?? Baiklah.. akan ku lakukan yang lebih masuk akal agar kau segera kembali padaku.."

Di dalam mobil davika dan Tawan tertawa dengan apa yang Gulf lakukan pada Kao barusan.

"Kau  gila Gulf.. bagaimana kau bisa berkata seperti itu pada Kao? Dan bagai mana bisa kau yakin kalau Kao tidak akan lompat dari atap gedung itu?" Tanya davika penasaran.

"Ya Gulf.. bahkan dari saat kau menerima pesan darinya kau bahkan terlihat khawatir sekali"

Gulf menghembus kasar nafasnya.

"Sejujurnya saat dia mengirimkan pesan padaku, aku memang takut. Aku tau Kao segila apa, tapi saat sampai atap gedung dan melihat dirinya, aku baru sadar kalau dia hanya mempermainkan ku"

"Hey gulf.. boleh aku bertanya.. mmm.. apakah kau masih sangat mencintainya?" Tawan bertanya pada Gulf, davika kemudian memukul bahu Tawan,

"Pertanyaan bodoh macam apa itu" ucap davika.

"Aku sedang belajar untuk melupakannya.. semoga saja tak lama lagi aku akan benar benar melupakannya.. lagi pula, aku punya kalian"

"Ulululu... Bayi bongsorku"

"Najis"

"Syirik aje lu Tawan"

"Hahaha semoga kalian berjodoh" ucap Gulf tanpa dosa.

"Gulf anjing! Tarik gak ucapanmu barusan"

"Ia anjing.. gw gak mau berjodoh Ama ini aki tua"

"Apa kau fikir aku mau lampir?"

"Hahaha lucu sekali.. yang satunya aki tua, yang satunya nenek lampir, kan cocok"

"GULF ANJING" ucap davika dan Tawan serentak.

*Flash back off*

Hari ini Gulf berencana untuk berjalan jalan ketaman dekat restoranya guna menenangkan fikirannya dari kepenatan perkejaanya,

Gulf mengelilingi taman tersebut,
Sekitar sejam lebih ia berjalan jalan Gulf kemudian memutuskan untuk kembali,
Namun saat akan menyebrang, dari arah berlawanan muncul mobil yang melaju kencang ke arah gulf, Gulf tidak menyadari itu Karna dia terlalu fokus pada hp nya.

Tepat pada saat mobil tersebut akan menabrak Gulf, seseorang berteriak dan mendorong Gulf dari jalan itu

"GULF AWAAAAASSSS"

'Braaakkk'

Gulf yang terlempar jauh oleh orang yang menyelamatkan dirinya mencoba untuk bangun dan melihat siapa yang menyelamatkan dirinya.

Namun Karna dorongan yang begitu kuat membuat kepala Gulf terbentur batu yang ada di sana membuat kepala Gulf memening dan Gulf pun pingsan, bahkan ia belum sempat melihat siapa yang menolong dirinya.

Semua terjadi begitu cepat,
Saat membuka mata Gulf sudah ada di ruangan rumah sakit, Gulf menoleh ke sisi kirinya dan di sana ada Mew dan Tawan.

"Gulf kau sudah sadar? Ada yang sakit" tanya Mew

"Hmm tidak Mew aku ok"

"Baiklah.. aku istirahat saja Gulf, aku dan Tawan akan menjagamu, davika juga sebentar lagi akan kesini"

"Oh ya Mew, bisa beritahu aku siapa yang menyelamatkanku dari tabrakan itu?" Tanya Gulf penasaran.

Mew dan Tawan saling memandang.

"Mew... Tawan... Tolong katakan padaku.. aku ingin berterima kasih padanya Karna dia sudah menyelamatkanku"

Mew dan Tawan terdiam. Mereka ingin memberi tau Gulf. Tapi takut kalau Gulf akan merasa bersalah nantinya.

"Meeewww"

"Kami akan memberi tau mu nanti.. sekarang kau istirahat dulu yaa."

"Baiklah.. tapi setelah aku beristirahat segera beri tau ok?"

"Iyam. Aku janji" ucap Mew.

I Wuv U friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang