20

1.1K 83 1
                                    

Siang ini Gulf sudah bisa pulang ke rumah, namun sebelum pulang. Gulf dan Davika menyempatkan untuk menjenguk Kao sebentar.
Sementara Mew dan  Tawan mengurus administrasi gulf.

Setelah mengurus administrasi rumah sakit Mew menyusul Gulf ke ruangan Kao, sementara Tawan menunggu di luar. Bagaimana pun kondisi Kao saat ini, Tawan tetap tidak perduli. Baginya jika ia sudah benci dengan orang itu maka ia tidak akan Sudi melihat wajahnya, atau bahkan mayatnya.

"Ck..Lama sekali mereka. Padahal hanya pamit pada manusia sekarat itu.. aku berdoa kau tidak akan pernah bangun Kao.. aku tau kau seperti apa.. aku harap kau tidak akan bangun lagi dari komamu.. Karna jika kau bangun, kau akan menggunakan keadaanmu itu untuk mengikat Gulf kembali"

Tak berapa lama ketiga sahabatnya itupun keluar dari ruangan Kao.

"Lama sekali kalian"

"Biasa lah wan.. noh si Gulf ngedrama dulu pakek air mata" ledek Mew

Gulf memutar bola matanya malas.

"Sudah sudah... Yuk balik yuk.. Mew mobil udah siap?"

"Udah donk"

"Barang barang Gulf yang di ruangannya udah di bawa ke mobil semua wan?"

"Udah lampir sayang"

"Ciieeee sayang" ucap Gulf menggoda.

Mew pun di buat bingun dengan ucapan Gulf barusan. Bukan kah sudah biasa buat mereka bertingkah dan berucap seperti itu. Lantas kenapa Gulf men cie cie kan Tawan dan davika? Apa ada sesuatu yang tidak dia ketehui?

'sepertinya aku harus bicara dengan Gulf nanti.. tingkahnya agak sus' batin Mew.

"Udah Gulf anjing.. yuk balik yuk"

"Hahaha yuk yuk.."

Namun saat mereka berempat akan pergi. Tiba tiba mereka melihat  dokter dan beberapa perawat tampak berlari ke arah ruangan kao. Dan itu membuat mereka penasaran apa yang terjadi di dalam sana.
Maka mereka pun bergegas menuju ruangan Kao.

Gulf pun bertanya pada perawat yang hampir memasuki ruangan Kao.

"Ada apa sust? Kenapa kalian berlari ke ruangan ini?"

"Pasien di dalam tiba tiba kejang pak.. maaf saya harus segera masuk" perawat pun menutup pintu ruangan tersebut.

Gulf langsung terduduk di lantai mendengar ucapan perawat tadi, rasanya Ia tak sanggup lagi berdiri. Lututnya terasa lemas.

"Gulf.. hei... Tenang ya tenang.. aku yakin Kao akan baik baik saja." Ujar davika mencoba menenangkan Gulf.

"Iya gulf.. Kao itu kuat, aku yakin dia akan baik baik saja"

"Tapi Mew.. kalau terjadi alayapa dengannya bagaimana? Bagaimana kalau dia..."

"Ssstt gak boleh mikir yang aneh aneh.. yakin aja Kao kuat" Mew mencoba menguatkan Gulf lagi.

Sementara Tawan hanya menatap malas.
' kalau mau mati ya mati aja kali.. kek gini kan jadinya lu nyusahin kita Kao bajingan' ucap Tawan dalan hatinya.

Satu jam, dua jam, tiga jam, dokter tak kunjung keluar dari ruangan itu.
Dan itu membuat Gulf semakin ketakutan.

Bagaimana kalau Kao tidak selamat? Tentu itu akan membuat keluarga Kao semakin membencinya. Dan juga pasti dia akan jadi bulan bulanan keluarga Kao, begitu lah fikir Gulf.

"Mew aku takut.." ucap Gulf.. kemudian Gulf memeluk Tawan.

" Kita tunggu aja ya.."

"Bener Gulf.. kita tunggu aja"

"Aku janji deh, kalau Kao sadar. Aku bakalan maafin dia.. dan mau balikan sama dia.."

"GULF ANJING.  MULUTMU ITU JANGAN SEMBARANGAN BERKATA"

"aku serius wan.. aku sadar. Gara gara aku dia sampai seperti ini. Jadi gak ada salahnya sebagai ucapan terima kasih, aku kasih dia kesempatan lagi. Mana tau dia berubah kali ini"

"Gulf fikirin dulu.. jangan asal ngebacot"

"Aku sudah memikirkan ini dari saat aku tau kalau Kao yang menolongku. Dan inilah keputusan ku" ucap Gulf yakin.

"Gak Gulf.. kita semua gak setuju.. ya kan Mew, wan" yg di balas anggukan oleh dua lelaki tampan itu.

"Kita ngizinin kau memafkan Kao dan berteman dengannya. Tapi tidak dengan kembali berpacaran dengannya" ucap davika lagi.

"Benar Gulf. Jadi tolong fikirkan ucapanmu barusan" ucap Tawan

"Keputusan ku sudah bulat.. maaf guys.. tapi ini harus aku lakukan. Aku tidak tau lagi harus bagaimana aku berterima kasih padanya."

"Ini nih yg aku benci dari Gulf. Kalau udah ngerasa hutang Budi ya gini.. kek anjing kek babi, dah lah ngambek aja aku" ucap davika kesal.

"Sekali lagi kita semua gak setuju dengan keputusan mu Gulf.. kau sudah di sakiti segitu parahnya. Dah kau dengan mudah mau kembali ke dia hanya Karna dia menyelamatkanmu"

"Ya aku harus gimana lagi hah!"

"Pakai cara lain kan bisa"

"Pakai apa? Uang? Dia itu udah kaya.. aku yakin jika aku bilang aku mau kembali dengannya dia pasti akan sadar.."

"Gulf apa kau masih mencintai Kao?" Tanya davika.

Gulf menunduk tak menjawab.

"Gulf... Aku tanya sekali lagi.. apa kau masih mencintai Kao?"

Gulf mengangguk pelan

"Bahkan setelah semua yang dia lakukan?"

Gulf menunduk sambil mengangguk.

"Awalnya aku sudah muali terbiasa tanpa dia.. dan aku kira setelah tiga bulan ini aku benar benar bisa melupakannya.. namun aku salah dan setelah aku tau dia yang menyelamatkanku.. perasaanku makin tidak bisa aku bohongi.. dan jika kalian tidak setuju. Aku akan tetap pada pilihanku.. jika kalian mau pergi. Silahkan."

Rahang Tawan mengerasendengar ucapan Gulf barusan dan itu membuat emosi Tawan naik.

"SEKALI LAGI AKU BILANG GULF. AKU TIDAK SETUJU" Ucap Tawan dengan suara yg sedikit keras

"AKU GAK PERDULI YA ANJING KEPUTUSANKU SUDAH BULAT"

"GULF..."

"GAK USAH NGATUR NGATUR GUE YA ANJING. EMANG LU PIKIR LU SIAPA HAH" Gulf berteriak emosi.

Mew dan davika kaget bukan main mendengar Gulf berbicara seperti itu pada tawan. Apa lagi Gulf menggunakan kata *lu-gue* hal yg tidak pernah Gulf ucapkan ke mereka.

Maka Mew menarik tangan Gulf dan menonjok muka Gulf dengan sekuat tenaga Dan itu berhasil membuat Gulf terhuyung Karna pukulan Mew itu.

"DENGER YA ANJING. KITA BEGINI KARNA KITA SAYANG KE LU. DAN KITA GAK MAU LU DI SAKITIN LAGI AMA BAJINGAN ITU. LU SAMPE NGOMONG GITU KE TAWAN.. GW DARI KEMAREN DIEM AJA AMA KELAKUAN LU YA..LU KATA LU HEBAT HAH ANJING..DAN BISA BISANYA LU NGOMONG PAKEK LU-GUE KE KITA YANG NOTABENE NYA KITA INI TEMEN LU DARI KECIL YA ANJING. OK BAIK LU MILIH SI BRENGSEK ITU KAN.. MULAI HARI INI LU BUKAN LAGI TEMEN KITA." Mew, Davika, dan Tawan lalu pergi meninggalkan Gulf Dengan penuh emosi.

Gulf mematung melihat sahabatnya itu pergi, ada rasa menyesal di dirinya setelah kepergian ketiga temannya itu. Tapi baginya ya sudahlah.. yang terpenting sekarang dia akan menerima kao kembali lagi padanya..dan semoga Kao akan segera sadar agar dia bisa mengatakan keinginannya ini. Dan soal temannya, dia akan mengurusnya nanti..

I Wuv U friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang